Terlilit dengan Tuhan dan tujuan-Nya

. Hits: 77

Ringkasan khotbah Minggu pagi, 25 Juni 2023 – oleh Pdt. Andrew M. Assa

Menantikan Tuhan adalah pengalaman pribadi. Sering kali kita berpikir yang namanya menantikan itu sepertinya hanya duduk diam, menunggu. Bukan! Ketika menantikan Tuhan itu bukanlah satu tindakan yang pasif, tetapi aktif kerjakan bagian kita di dalam pimpinan Tuhan.  Mazmur 25-39 ada 15 pasal ketika Daud dalam penantian, terbagi menjadi tiga: Mazmur 25-29 tema utama “Kepercayaan untuk menyembah Allah”; Mazmur 30-34 tema utama “Hidup kekal dari Allah Pahlawan yang kekal”; Mazmur 35-39, "Kemurnian dan kekudusan menjadi bagian orang yang menyembah Allah di dalam kebenaran".

Bicara tentang terlilit waktu kita menyembah:

Mazmur 25:3,5 - [25:3] Ya, semua orang yang menantikan Engkau takkan mendapat malu; yang mendapat malu ialah mereka yang berbuat khianat dengan tidak ada alasannya. [25:5] Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku, Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari. Ini adalah sikap Daud. Mazmur ini dituliskan Daud ketika secara fisik sebetulnya sudah diurapi menjadi raja, tapi kenyataannya dia adalah orang yang dikejar-kejar raja Saul. Belum ada perubahan, tetapi sikap Daud bukan menantikan kenyataan fisik (takhta). Daud menantikan Raja di atas segala raja, walaupun rasanya fakta berbeda dengan yang dia imani. Tetaplah nantikan Tuhan.

Kata menantikan menggunakan kata qavah (bhs. Ibrani). Terjemahan literalnya menunggu atau menekuk, melilitkan dan memutar tetapi bisa dikatakan dengan indah: bahwa menekuk dan memutar dimaksudkan untuk membuat segalanya lebih kuat. Pada dasarnya membuatnya berarti: “jenis kesabaran di mana Anda tidak pernah kehilangan kepercayaan yang membuat Anda lebih kuat.”

Ketika kita kavah, kita sepertinya dipaksa dililitkan dengan siapa yang kita nantikan. Permasalahannya kita lebih sering menantikan jawaban doa, menantikan fakta daripada menantikan firman. Waktu kita menantikan Tuhan, kita sedang terlilit walaupun rasanya terbungkuk-bungkuk. Ini dialami Daud. Ketika Daud sudah menjadi raja, dia tetap menantikan Tuhan. Mazmur 145:13, Daud punya sebuah sikap, Tuhan setia dalam perkataan dan perbuatan-Nya. Kalau Tuhan berfirman, Tuhan setia dengan firman-Nya. Ayat 15, menantikan = kavah, Tuhan beri rejeki pada waktunya. Menantikan Tuhan bukan berarti pasif, kita tetap bekerja, Tuhan yang menumbuhkan. Ayat 17-18. Tuhan adil. Tuhan dekat, hanya sejauh doa, jauh dekatnya tergantung sikap hati kita.

Daud alami apa yang dia sembah, dia nantikan Tuhan, waktu dia sudah diurapi dan fakta beda dengan apa yang dia imani. 1 Samuel 24, ada 400 orang bersama keluarganya yang ikut dia, yang jadi tanggung jawabnya, mereka dikejar-kejar raja Saul. Daud punya kesempatan untuk membunuh Saul di dalam gua, tapi tidak dilakukan. 1 Samuel 26, dia punya kesempatan membunuh Saul lagi, tapi tidak dia lakukan, karena yang dinantikan Daud adalah Tuhan, bukan fakta. 1 Samuel 30:6, Daud sempat terjepit, anak buahnya hendak melempari dia dengan batu. Saat dia bersama pasukannya pulang berperang, harta dan keluarga mereka sudah direbut musuh. Daud menantikan Tuhan, ingat, yang memegang hati manusia adalah Tuhan. Pasal 31, Daud menjadi raja, Saul bunuh diri.

Bandingkan dengan 2 Tawarikh 20, raja Yosafat ketika terkepung tetap menantikan Tuhan. 2 Tawarikh 21:1, Yoram anaknya menjadi raja. Ayat 2, 4, sayangnya, Yoram membunuh dengan pedang semua adik-adiknya, juga beberapa pembesar Israel. Orang yang terfokus fakta (takhta), dan bukan kepada Tuhan, dia akan takut dengan situasi fakta. Yoram artinya Tuhan/Yehova bangkit. Azarya: ditolong Yehova. Yehiel: Tuhan itu hidup. Zakharia: diingat Tuhan. Azaryahu: ditolong Yehova. Mikhael: siapa seperti Allah? Sefaca: Tuhan mengadili. Yoram terfokus pada fakta, dia merasa tidak butuh Tuhan, dia merasa berhasil karena kekuatannya sendiri, sehingga dia bunuh saudara-saudaranya. Tidak ada yang seperti Tuhan, biarlah kita tetap menantikan Tuhan dan hati kita terpaut, terpilin kepada-Nya. Kabar baiknya, apa yang engkau imani akan 'diwujudkan' dalam hidupmu, Kejadian 15:6. Permasalahannya, apa yang kita percayai? 2 Tawarikh 21:20, Yoram hanya memerintah 8 tahun. Dia ambil pilihannya sendiri.

Apa yang menjadi pilihan kita?

Mazmur 37:34, menantikan Tuhan tidak pernah rugi, Tuhan jagai hidup kita. Mazmur 39:8-9. Waktu kita menantikan Tuhan, kita terpilin dengan Tuhan, Tuhan yang menulari kita. Mazmur 37:23-26 - [37:23] TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; [37:24] apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya. [37:25] Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti; [37:26] tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak cucunya menjadi berkat.

Amin.