Di Bawah Kata Kunci : Anugrah!

. Hits: 1385

Ringkasan Khotbah Minggu Sore, 3 September 2017 - Oleh Pdt. Andrew M. Assa

Untuk segala sesuatu kata kuncinya adalah anugrah. Jangan terpola berdasarkan keadaan kita, pusat hidup kita adalah Yesus. Kalau kita sudah diselamatkan oleh anugrah Allah, anugrah itu akan terus berlanjut.

Efesus 2:4-6 - Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita — oleh kasih karunia kamu diselamatkan —dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga. 

Tuhan mau menghidupkan kita kembali, Ia mau kembalikan semua yang pernah hilang. Yesus adalah Imam Besar kita menurut peraturan Melkisedek. Imam Besar Melkisedek ketika ia datang pada Abraham ia menyediakan roti dan anggur. Yesus sediakan hidup-Nya/tubuh-Nya bagi kita.

Ketika Imam Besar Melkisedek datang pada Abraham, Abraham belum melakukan apa-apa (Kejadian 13), bahkan namanya pun masih Abram, namun yang keluar dari mulut Imam Besar Melkisedek adalah kata-kata: "Diberkatilah engkau." Yesus sudah menebus kesalahan kita.

Efesus 2:6 dalam terjemahan bahasa Indonesia mempunyai pengertian kita akan terima Kerajaan Sorga besok. And hath raised us up together, and made us sit together in heavenly places in Christ Jesus [KJV]. Dan membuat kita duduk bersama di dalam Kristus dan kita akan alami Kerajaan Sorga di bumi ini (bukan besok), sekalipun kita sedang di padang gurun. Dia bangkitkan kita bersama-sama, kita sedang disempurnakan, orang-orang yang di sekitar kita dipakai Tuhan untuk menyempurnakan kita, kita tidak bisa sempurna sendirian. Dia yang membuat kita duduk bersama di kenyataan Kerajaan Sorga di dalam Yesus Kristus. Di padang gurun, menurut pandangan kering tapi ada air di sana, kata kuncinya adalah anugrah, karena Tuhanlah yang melakukannya, kekuatan kita terbatas namun Tuhan memberi kemenangan.

 

Ibrani 11:32-34 berbicara tentang pahlawan iman. Berapa banyak kali kita punya konsep bahwa pahlawan iman pasti alami kemenangan. Heavenly places bukan hanya bicara perkara besar, tapi tetap hadapi peperangan, ada kekuatan dan kemenangan.

Contoh Gideon. Hakim-hakim 3:23-27. Gideon memang menjadi pahlawan saat hidupnya, namun di akhir hidupnya orang Israel berlaku serong dengan menyembah efod yang dibuat Gideon. Kalau akhir hidupnya seperti ini, kenapa ia tertulis dalam Ibrani 11 sebagai pahlawan iman? Karena kasih Allah tidak terbatas. Seperti kerang mutiara, pasir dimasukkan paksa ke dalam kerang, namun kerang melapisi pasir dengan zat hidup sehingga tiba saatnya pasir itu berubah menjadi mutiara yang mahal. Dosa kita sudah menyakiti hati Allah, tapi selama kita dimasukkan ke kerang kasih Allah, kasih Allah akan terus melapisi hidup kita, kita disempurnkan oleh kasih Allah.

Awal hidup Gideon: Hakim-hakim 6:11-21. Gideon mengirik gandum di pemerasan anggur (di tempat tersembunyi sebab jika orang Midian tahu mereka panen, hasil panen akan dirampas). Kenapa malaikat Tuhan menyebut Gideon dengan sebutan "pahlawan yang gagah berani" (6:12)? Ingat, kondisi Gideon dalam kondisi lemah. Konsepnya Allah, Gideon tetap Gideon yang kekuatannya terbatas. Dan di ayat 15 Tuhan berfirman: "Pergilah dengan kekuatanmu ini dan selamatkanlah orang Israel dari cengkeraman orang Midian. Bukankah Aku mengutus engkau!" Dasar tindakan Gideon: Hakim-hakim 6:16 - Berfirmanlah TUHAN kepadanya: "Tetapi Akulah yang menyertai engkau, sebab itu engkau akan memukul kalah orang Midian itu sampai habis." Kata kuncinya adalah anugrah!

Respon Gideon: Gideon punya sikap saya mau mempersembahkan korban. Korban bukan soal berapa yang kita lepaskan tapi korban bicara tentang tanda masuk dalam janji Allah. Hubungkan dengan Kejadian 15:7-18. Ketika Tuhan membuat perjanjian dengan Abraham, Abraham justru tertidur. Di dalam perjanjian dengan Allah, kita ini hanya sleeping partner, sedangkan Allah adalah working partner, Allah yang bekerja dan mewujudkannya.

Masuklah dalam perjanjian Tuhan, kita punya janji Allah. Berdirilah atas janji Allah sekalipun kita adalah partner yang tidur. Allah menyentuh persembahan Abraham. Kejadian 15:17,18 - Ketika matahari telah terbenam, dan hari menjadi gelap, maka kelihatanlah perapian yang berasap beserta suluh yang berapi lewat di antara potongan-potongan daging itu. Pada hari itulah TUHAN mengadakan perjanjian dengan Abram serta berfirman: "Kepada keturunanmulah Kuberikan negeri ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai yang besar itu, sungai Efrat.” Terima janji Allah, kata kuncinya anugrah.

Amin.