Ringkasan Khotbah Minggu Sore, 5 April 2020 Oleh Pdt. Andrew M. Assa
Ibrani 11:27 - Karena iman maka ia telah meninggalkan Mesir dengan tidak takut akan murka raja. Ia bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan.
Karena Musa bisa melihat apa yang tidak kelihatan, itu sebabnya ia bisa bertahan. Seringkali orang tidak bisa bertahan karena melihat yang terlihat—seperti kondisi dunia saat ini, apakah iman kita dibangkitkan? Bukan memungkiri, lalu hidup sembrono, tapi apakah kita bisa melihat di balik fakta? Bukankah kita hidup di dunia dan Tuhan berkata Aku menopang segala yang ada dengan firman yang berkuasa. Ketika kita percaya kepada firman-Nya, kita bisa melihat jauh di balik fakta.
Pengetahuan Marta tentang bahwa orang mati akan dibangkitkan di akhir zaman (Yohanes 11:24) berdasarkan firman yang dia baca, tapi kabar baiknya Yesus menegaskan, “I am the resurrection, and the life ....” (Yohanes 11:25 – KJV), kalimat ini present time (saat ini). Akulah kebangkitan, Aku adalah kehidupanmu sekarang. Seringkali kita melihat fakta, firman Allah tidak bergabung dengan iman, firman tidak membangkitkan iman karena hanya sekadar membaca. Mazmur 1:2, baca firman Allah dan renungkan (hagah) sampai itu menjadi imajinasi kita, kita gumamkan. Ketika kita ijinkan firman akhirnya membangkitkan iman, maka kita akan lihat, nikmati benar-benar kuasa firman yang menyembuhkan, memberkati, menjadi penyediaan bagi kita.
Bilangan 14:1-9. Bangsa Israel ingin kembali ke Mesir dan menolak otoritas yang ditunjuk oleh Tuhan. Ada 2 orang—Yosua dan Kaleb—yang berbeda dari mayoritas, mereka melihat Kanaan itu negeri yang luar biasa (ayat 6-9). Yosua dan Kaleb berkata jika Tuhan berkenan/berkehendak maka kehendak-Nya yang akan membawa masuk ke negeri itu. Itu sebabnya masukkan diri kita ke kehendak Allah. Syaratnya sederhana, jangan berontak kalau Tuhan pimpin dan Tuhan ijinkan sesuatu terjadi (ayat 9). Roma 8:28.
Bilangan 13:32. Yosua dan Kaleb, dan 10 pengintai, mereka menghadapi musuh/fakta yang sama, yang jadi pembeda adalah fokus perhatian mereka kepada siapa. Sepuluh pengintai fokusnya kepada fakta raksasa—bukan berarti tak bisa dikalahkan, kenyataannya bisa dikalahkan— iblis paling senang mengintimidasi supaya kita fokus kepada fakta. Yosua dan Kaleb berfokus pada Tuhan. Bilangan 14:9 - ... for they are bread for us .... [KJV]. Mereka melihat musuhnya hanya seperti ‘roti’. Keluaran 17:8, kata ‘berperang’ menggunakan kata ‘lacham’ juga artinya diberi makan, roti. Betlehem artinya rumah roti. Apa yang lebih kita lacham (konsumsi) dalam hidup kita?
Pernyataan Kaleb sesudah 45 tahun peristiwa itu: Yosua 14:7 - ... and I brought him word again as it was in mine heart [KJV]. Saya membawa perkataan kepada Musa sebagaimana yang ada di dalam hati/iman saya. Yosua 14:8,9,14, “aku [Kaleb] tetap mengikuti TUHAN, Allahku, dengan sepenuh hati”. Dalam situasi seperti ini sepenuh hatinya kita kepada firman Allah atau fakta? Yosua dan Kaleb mengikut Tuhan sepenuh hati, ketika mereka melihat fakta, hati mereka bisa memberi cakrawala yang baru bahwa Tuhan menyertai kita dan yang menyertai musuh sudah meninggalkan mereka dan mereka bisa mengatakan bahwa musuh-musuh itu hanya seperti roti bagi kami.
Mazmur 56:4-5, 10-11. Kepada Firman aku percaya (abdikan diri), apa yang manusia bisa lakukan? Kata ‘manusia’ dalam bahasa aslinya menggunakan kata basar = all living things, semua makhluk hidup. Yosua dan Kaleb mengalami ketika ijinkan firman memerintah, mereka menghadapi fakta yang sama tetapi dengan cara pandang yang berbeda, itu menghasilkan sesuatu yang berbeda bukan hanya yang rohani tapi yang jasmani.
Yosua 14:10-12. Karena Tuhan yang memelihara, Kaleb masih sama kuat di usia 85 tahun, ia meminta tanah pegunungan, ia berbangga bukan karena kekuatannya tapi karena ditolong firman Tuhan. Yosua 14:13-15. Kaleb kalahkan musuh terbesar (Hebron) di usia lanjut dengan kekuatan dari Tuhan, sepenuh hati kepada Tuhan, percaya kepada Tuhan. Zakharia 4:6.
Matius 11:28-30 - Learn the unforced rhythms of grace [TMB]. Pelajari ritme anugerah yang alamiah. Di dalam Dia sudah ada ritme anugerah yang secara alamiah Tuhan sudah taruh dalam hidup kita. Ingat, manusia terbuat dari debu tanah yang dihembusi nafas Allah, setiap firman yang dihembusi nafas Allah (2 Timotius). Jangan coba menghadapi fakta dengan kekuatan sendiri. Sebetulnya ketika kita bertemu dengan firman yang dihembusi nafas Allah, kita sedang menikmati ritme anugerah yang alamiah.
Amin.

