Kebangkitan-Nya Menjadi Berkat Bagi Kita

. Hits: 224

Ringkasan Khotbah Ibadah Paskah – Minggu, 12 April 2020 Oleh Pdt. Andrew M. Assa

Oleh kematian Kristus, kita sudah ditebus dan sudah dibangkitkan. Dia bayar lunas, Dia yang kaya rela jadi miskin supaya di dalam kemiskinannya kita diperkaya. Kristus  ditinggalkan Allah saat ada di kayu salib, supaya "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau”, Ibrani 13:5. Kristus sudah hisap semua dosa kita supaya kita menerima kebalikannya. Mungkin situasi kita rasanya belum berubah tetapi sudah ada jaminan.

Pola pikir kita harus benar, Kristus sudah bayar hutang dosa kita, tetapi Kristus tidak pernah berhutang pada iblis/dosa. Kolose 2:14, Kristus bayar surat hutang kita lewat tubuh-Nya yang dipakukan di kayu salib. Yesus bukan membayar karena Dia takluk kepada Iblis. Surat hutang adalah ketentuan yang tertulis tangan (handwriting of ordinances – KJV) yang selalu melawan kita yaitu Hukum Taurat. Ketika Allah berikan hukum Taurat, Allah tulis dengan jari-Nya di atas 2 loh batu. Ketentuan ini diberikan kepada manusia dan ketentuan ini selalu seperti melawan kita. Dan tidak ada satu manusia yang bisa lunas membayar semua ketentuan hukum ini.

Hukum Taurat adalah peraturan yang suci, tidak bisa dikurangi sedikit standarnya. Seperti alat MRI, hukum Taurat tidak menyelamatkan tetapi justru menunjukkan tentang dosa. Ketika ada tuntutan dari hukum Allah, tidak ada yang bisa membayar lunas. Galatia 3:10-14, semua orang yang hidup dari pekerjaan atau menggantungkan keselamatan pada hukum Taurat, terkutuk. Kristus membayar hutang bukan karena Kristus berhutang pada iblis, bukan karena Kristus berhutang pada dosa,  tapi karena kekudusan Allah menuntut semua orang jadi sempurna dan semua orang tidak bisa melakukannya. Tetapi waktu mereka beriman, percaya kepada Kristus, Kristus rela mati, menderita agar kita punya alasan untuk hidup, karena Kristus sudah mati menebus semua hutang dosa, tuntutan kekudusan Allah dibayar oleh Yesus dengan hidup-Nya yang kudus dan kemudian Dia hisap semua dosa manusia, dan Dia tergantung di atas kayu salib. Itu sebabnya kita dibebaskan. Kristus mati supaya terjadi pertukaran, siapa yang percaya Kristus, ia terima kehidupan. Yesus rela mati di kayu salib supaya berkat Abraham juga sampai kepada bangsa-bangsa lain di luar Yahudi. Kebangkitan Kristus menjadi jalan supaya berkat Abraham sampai pada kita.

Efesus 2:4-6, Yesus mati di kayu salib untuk membayar lunas semua tuntutan kekudusan Allah. Ketika kita juga menerima Yesus sebagai Juruselamat, tetaplah tinggal di dalam kasih-Nya. Ijinkan kasih Yesus bertumbuh dalam hidup kita. 2 Petrus 3:18, bila kita bertumbuh di dalam kasih karunia dan pengenalan akan Dia, Tuhan akan membuat pelipatgandaan. Ketika kita percaya pada Kristus, taklukkan diri pada firman Allah. Ketika kita menjadi satu dengan Kristus di dalam kematian-Nya, kita juga menjadi satu di dalam kebangkitan-Nya. Efesus 2:6 [KJV], “And hath raised us up together, and made us sit together in heavenly places in Christ Jesus”. Allah membangkitkan kita bersama-sama dengan kebangkitan Kristus, dan membuat kita duduk bersama-sama dengan kerajaan-Nya di muka bumi. Situasi boleh tidak baik, tapi kita dibangkitkan dan didudukkan di heavenly places (berkat Abraham). 

Kejadian 14:19-20, peristiwa ini sesudah Abraham mengalahkan Kedorlaomer yang sudah menawan raja-raja Sodom Gomora. Sebelum Abraham berjumpa dengan raja Sodom, imam Melkisedek datang kepadanya dan memberkati dia. Saat itu nama Abraham masih Abram—ia masih diawal-awal imannya. Imam Melkisedek memberkati Abraham dengan:

Berkat untuk ditinggikan/dipromosikan oleh Allah Yang Mahatinggi atau El Elyon (ay. 19).

Berkat kepemilikan oleh Allah pemilik langit dan bumi (possesor of heaven and earth – ay. 19 KJV). 

Berkat untuk mendominasi (ay. 20). Berkat untuk menguasai, bukan untuk menghimpun tetapi untuk menyatakan kemuliaan Tuhan. Abraham mengalahkan 4 raja dengan 318 orang. Sumber daya mungkin terbatas, tetapi disertai oleh Allah Yang Mahatinggi. Tuhan yang menyertai kita adalah Tuhan yang tidak terbatas.

Bagaimana respon Abraham?

Abraham percaya. 

Roma 4:18-19, “Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, ....” Imannya tidak tergantung pada kondisi dan fakta. Pengertian "percaya" adalah:

a. percaya seperti Tuhan percaya.

b. berjalan seperti Tuhan berjalan.

c. berbicara seperti Tuhan berbicara. 

Abraham menjadi Sahabat Allah.

Yakobus 2:23, ... "Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran." Karena itu Abraham disebut: "Sahabat Allah [Friend of God]." Kata “Sahabat Allah” ditulis dengan huruf kapital karena penting. Kejadian 14:19 [KJV], “Blessed be Abram of the most high God”. Dari penulisan itu menunjukkan Allah sepertinya menyetarakan. Yesaya 41:8, “... Abraham my friend”. Dalam bahasa Ibrani menggunakan kata ahab, yang artinya deeply love (orang yang sangat dikasihi), passionately love (orang yang sangat digairahi). Ketika kita percaya, kita menjadi Sahabat Allah. Kita yang lebih rendah, disetarakan Dia Yang Mahatinggi. 

Efesus 1:6 [KJV], “To the praise of the glory of his grace, wherein he hath made us accepted in the beloved.” Dia yang membuat kita diterima sebagai anak yang dikasihi Allah, sahabat-Nya Tuhan, Allah begitu deeply love.

Biarlah ini juga menjadi respon kita keturunan Abraham karena iman kepada korban Yesus, kita berhak menerima berkat Abraham ini.

Amin.