Ringkasan Khotbah Minggu Sore, 21 Juni 2020 Oleh Pdt. Andrew M. Assa
Seringkali kita punya satu kerinduan menjadi pribadi yang dipimpin Roh Kudus. Bagaimana caranya? Yesus pernah berkata, “Mari datang kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan perhentian, rest kepadamu.” Ketika kita responi ajakan Yesus, kita datang pada-Nya, perhentian adalah satu aktivitas—bukan menganggur, kita sedang dipimpin untuk menggenapi rencana-Nya.
Yohanes 16:13 - Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Roh Kudus memberitahukan isi hati Allah. Jangan takut untuk lebih dalam lagi ikut Tuhan. Ijinkan Dia memimpin, mengurapi kita lebih dalam lagi.
Yohanes 14:26 - tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu. Segala sesuatu itu apa saja, bukan hanya masalah rohani tapi termasuk masalah jasmani, tanggung jawab kita di posisi dimana kita berada. Pelayanan kita yang sesungguhnya adalah ketika kita sadar panggilan kita, kita adalah umat Allah. Kita layani Tuhan di posisi kita, lakukan pekerjaan dengan iman dan dipimpin Roh Kudus, hidup kita menjadi kesaksian. Roh Kudus akan mengingatkan (ayat 27). Ketika Roh Kudus memimpin kita, kita aman berdiri di atas damai sejahtera—bukan masalah perasaan, tapi damai sejahtera itu adalah masalah dimana kita berdiri di atas Batu Karang yang teguh, Batu Karang sepanjang zaman (rock of the ages). Kita bisa saja goyah, tapi Dia tidak tergoyahkan.
Ketika kita dipimpin oleh Roh Kudus, kita sedang didudukkan di atas damai sejahtera Allah oleh Yesus sendiri. Damai sejahtera yang Dia tinggalkan tidak seperti yang diberikan oleh dunia yang hanya sementara. Ibrani 4:9 - Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah. Ada hari perhentian, Tuhan masih menyediakan buat kita. Hari perhentian memperhitungkan segala sesuatu yang sedang terjadi, bahwa Tuhan bisa memakai segala sesuatu—termasuk memperhitungkan segala kesalahan-kesalahan kita.
2 Tawarikh 36:10-13. Peristiwanya ketika umat Yehuda dibawa ke Babel. Seluruh rakyat, perkakas dan emas di Bait Allah diangkut semua oleh Nebukadnezar, sepertinya semua terjarah habis. Ingat, perhentian adalah aktivitas dipimpin oleh Roh Kudus ketika kita mau datang kepada Tuhan. Di zaman itu, Yeremia, Daniel, Yehezkiel, mereka hidup di zaman yang sama termasuk Nehemia dan imam Ezra. Allah bisa memakai semua orang. Yeremia menjadi nabi bagi umat Tuhan yang tertinggal di Yerusalem. Yehezkiel tetap menyuarakan suara Tuhan, sekalipun posisinya sebagai rakyat biasa di pembuangan. Daniel menjadi nabi Allah di posisinya sebagai pejabat kerajaan. Nehemia, tadinya rakyat jelata diangkat menjadi juru minum raja. Imam Ezra juga termasuk yang dibawa ke Babel. Yeremia yang tertinggal di Yerusalem dan mereka yang dibawa ke Babel, sama-sama mengerjakan panggilan Allah. Dimana pun kita berada, kerjakan saja dengan setia, karena saat kita benar-benar tergantung pada Tuhan, kita sedang dipimpin-Nya, Allah punya rancangan terbaik. Jelas-jelas sebetulnya Zedekia menjadi raja karena Yoyakhin dibawa ke pembuangan, sayangnya ia tidak mau mendengar pesan Tuhan lewat nabi Yeremia. Zedekia masih muda—21 tahun. Ketika mendengar firman Tuhan, seperti ditegur firman Tuhan, jangan tegar tengkuk. Zedekia menegarkan tengkuk kepada Allah, ia mulai dengan melawan raja Nebukadnezar (otoritas di atasnya).
2 Tawarikh 36:14-16. Rumah Tuhan yang sudah hancur dinajiskan oleh bangsa pilihan Allah sendiri. Berulang-ulang Tuhan berfirman karena Ia sayang kepada umat-Nya dan tempat kediaman-Nya. Hidup kita adalah tempat kediaman Allah. Ayat 16, sayangnya Zedekia tetap mengeraskan hati sehingga tidak mungkin lagi pemulihan, perbaikan [till there was no remedy – KJV]. Tuhan tetap punya rancangan yang luar biasa untuk umat Allah. Ia tetap lanjutkan kasih setia-Nya yang besar.
2 Tawarikh 36:20-21. Bangsa Israel harus tebus 70 tahun sabat, kenapa? Karena mereka melalaikan tahun sabat, selama 490 tahun mereka tidak pernah kerjakan tahun sabat. Peraturan Hukum Taurat, tahun pertama sampai tahun keenam mereka boleh mengerjakan tanah, tahun ketujuh mereka harus berhenti, tidak boleh mengerjakan tanah, karena itu disebut tahun sabat, mereka harus bergantung pada Tuhan. Tapi sejak mereka punya raja, raja berkata supaya mereka tetap bekerja untuk upeti raja. Itu sebabnya bangsa Israel melalaikan tahun sabat selama 490 tahun, 490 tahun : 7 = 70 tahun sabat, dan itu harus ditebus.
Bagi umat Allah yang mau mengikuti rencana Tuhan, 2 Tawarikh 36:22-23, Tuhan menggerakkan hati raja Koresh—raja kafir, raja terkejam menurut sejarah. Tuhan bisa pakai dia untuk menggenapkan firman yang diucapkan oleh Yeremia, sehingga disiarkan di seluruh kerajaan secara lisan dan tulisan pengumumannya. Tanpa harus mereka berupaya, Koresh berikan sebuah pengumuman yang diresponi oleh imam Ezra yang ada di Persia. Ezra 1:1-4 - ... Dan setiap orang yang tertinggal, di mana pun ia ada sebagai pendatang, harus disokong oleh penduduk setempat dengan perak dan emas, harta benda dan ternak, di samping persembahan sukarela bagi rumah Allah yang ada di Yerusalem." Kalau Allah bekerja tidak tanggung-tanggung, Allah berkerja dalam roh, jiwa, dan tubuh. Allah bekerja menggerakkan segala sesuatu. Ketika kita mulai masukkan hidup kita ke dalam firman Allah yang berkuasa, kita ijinkan Roh-Nya mengurapi kita, ada banyak keuntungan. Kalau kita ada dalam kehendak Tuhan dan mau dipimpin oleh kuasa Tuhan, kita kerjakan bagian kita, kita bergantung pada Tuhan, ada perhentian.
Hagai 2:4-6. Kalau Nehemia membangun kembali tembok Yerusalem, Tuhan sudah tempatkan Ezra untuk membangun Bait Allah di zaman raja Koresh. Allah punya runtutannya. Ketika mereka pulang ke Yerusalem, ada 2 nabi muda yaitu Hagai dan Zakharia yang menyuarakan nubuatan. Tuhan pakai nabi Hagai untuk menguatkan hati Zerubabel bupati Yehuda. Seorang yang masuk dalam perhentian Allah bukan berarti nganggur tapi dia dipimpin Roh Allah. Masuklah dalam perhentian Tuhan, karena Tuhan akan memberitahukan langkah demi langkah.
Zakharia 3:1-5. Di zaman Zedekia, Bait Allah sudah dihancurkan dan dinajiskan, ketika pembangunan kembali Yosua sebagai imam besar tidak merasa tidak percaya diri, rupanya selama ini “ia tidak hidup kudus”. Zakharia menubuatkan tentang imam besar Yosua. Ada suara Tuhan yang mau memulihkan. Tuhan tanggalkan semua pakaian kotor Yosua, Ia kenakan pakaian pesta dan serban tahir.
Ezra 6:14-15 - Para tua-tua orang Yahudi melanjutkan pembangunan itu dengan lancar digerakkan oleh nubuat nabi Hagai dan nabi Zakharia bin Ido.... Ketika Roh Kudus pimpin hidup kita, pekerjaan Tuhan tidak tergantung pada satu orang, tapi tergantung pda banyak orang di sekitar kita, Tuhan bisa pakai siapa saja. Pembangunan Bait Allah lancar karena digerakkan nubuatan oleh nabi yang masih muda karena mereka mulai mengerjakan dipimpin Roh Kudus dan Tuhan kerjakan bagian-Nya.
Zakharia 4:6-7. Zerubabel adalah bupati yang sedang menghadapi masalah besar, anggaran yang tidak cukup untuk pembangunan kembali Bait Allah. Kekuatan dan keperkasaan mereka terbatas tapi mereka mulai teriakkan kasih karunia menolong saya, “grace, grace unto it” [KJV]. Di tengah masa pandemi ini, ingat perhentian kita di tangan Tuhan. Itu adalah pimpinan Allah untuk kita.
Ibrani 4:1-2,16. Ada orang yang luput, tidak menerima janji perhentian. Itu sebabnya kalau mendengar firman, terima firman Allah, ijinkan firman membangkitkan iman. Ketika kita mau ijinkan firman membangkitkan iman, ada jalan yang tidak bisa kita selami, tapi penyertaan Tuhan itu sempurna.
Amin.

