Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 1 Oktober 2017 Oleh Pdt. Andrew M. Assa
Yesaya 64:6 - Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin.
Tidak ada seorang manusiapun yang bisa membanggakan kesalehannya karena kesalehan manusia seperti kain cemar (kain menstruasi). Kita ini piala anugrah Allah, dibentuk untuk sesuatu yang mulia. Secara genetis kita mewarisi gen orangtua kita, tetapi dalam Kristus Yesus kita mewarisi gen anak Allah, karena itu bertindaklah sebagai anak-anak Allah.
Yohanes 1:17. Kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus. Kata "datang" ditulis dengan ginomai = be married, menikah. Jadi kasih karunia dan kebenaran itu merupakan sebuah kesatuan di dalam Yesus Kristus. Kasih karunia Allah menerima kita apa adanya tetapi Allah terlalu sayang untuk membiarkan kita apa adanya, Dia sedang menuntun kita di dalam kebenaran.
Matius 5:27-30.
Matius 5-7 merupakan rangkaian khotbah Yesus di atas bukit, dimulai dengan ucapan “berbahagialah kamu” (kasih karunia). Namun Yesus mengatakan (ayat 27,28) bahwa perbuatan zinah dimulai dari hati yang mengingini/pikiran kotor tentang lawan jenis yang bukan suami/istrinya. Dan di dalam kasih karunia, sekalipun itu masih dalam pikiran, itu sudah dikategorikan berzinah. Itu sebabnya Yesus mengatakan di ayat 29 - 30 bahwa lebih baik bila anggota tubuh yang menyesatkan itu dipenggal atau dicungkil saja, sehingga sekalipun dengan mata buta atau badan yang buntung, kita masuk sorga. Daripada seluruh tubuh utuh dibuang ke neraka. Ketika kasih karunia memenggal bagian-bagian hidup yang lama, Allah sudah sediakan yang terbaik.
Lukas 18:18-27.
Orang muda ini punya konsep bahwa sebagai pemimpin Agama ia cukup saleh, ay.21 Kata orang itu: "Semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku." Yesus mengetahui isi hatinya dan mengutip Hukum Taurat yang sangat dikuasai oleh orang muda ini, dimulai dari hukum kelima sampai kesepuluh. Orang muda ini bangga bahwa semua sudah ia turuti sejak dari muda. Ini menjadi kebanggaannya. Namun ketika Yesus menyinggung tentang kekayaannya ayat 22,23 ia menjadi sedih dan lebih memilih meninggalkan Yesus, daripada melepaskan kekayaannya. Tanpa ia sadari, ia sudah melanggar hukum pertama, "Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku".
Yesus tidak membenci orang-orang seperti ini. Terbukti di dalam Markus 10:21, Yesus tetap memandang dia dan menaruh kasih. Yesus memandang dengan kasih semua orang, baik orang berdosa ataupun orang yang merasa sudah benar. Yesus ingin mendandani semua orang karena kesalehan manusia seperti kain cemar. Yesus Sang Ahli yang ingin memulihkan kita. Yang bisa membawa kita keluar dari semua ini adalah kasih karunia.
Roma 8:3; 2 Korintus 5:21. Apa yang tidak mungkin dikerjakan oleh daging ini, telah dikerjakan oleh Allah dalam daging (menjelma menjadi manusia). Allah menjelma menjadi manusia dalam Yesus Kristus. Yesus tidak berdosa tapi dijadikan dosa oleh Allah, semua dosa manusia sudah ditanggungkan di dalam Yesus. Itu sebabnya Allah menjatuhkan hukuman kepada Yesus. Di sinilah terjadi pertukaran ilahi, Yesus yang tidak mungkin berdosa dijadikan berdosa supaya di dalam Yesus kita yang berdosa (dan tidak mungkin kudus sempurna), dibenarkan dan dikuduskan.
Tidak kebetulan bila peristiwa Lukas 18:18-27, tentang orang muda kaya, ditulis beriringan dengan Lukas 19 yang menuliskan tentang seorang kaya yang lain, Zakheus. Perbedaannya: ia menghampiri Yesus tidak dengan kebenaran dirinya. Ia sangat ingin berjumpa dengan Yesus, ia hampiri Yesus dengan iman.
Lukas 19:1-10.
Zakheus seorang kepala kantor pajak, ia berusaha melihat Yesus. Karena badannya pendek ia naik ke atas pohon. Yesus adalah Allah yang Maha Tahu, Ia panggil Zakheus untuk segera turun. Orang muda pemimpin agama tadi menghampiri Yesus dengan kebenaran dirinya dan namanya tidak tertulis di dalam Alkitab. Zakheus (pemungut cukai) namanya tertulis, yang membedakan mereka adalah iman. Zakheus menerima Yesus dengan iman, orang-orang yang merasa paling benar bersungut-sungut, tapi Yesus selalu melihat dengan kasih.
Yesus ingin membentuk kita kembali bukan sekadar “memenggal” tapi Yesus ingin pulihkan. Ketika kita tinggal dalam kasih karunia, kasih karunia akan membenarkan dan kebenaran akan membebaskan, memerdekakan kita. Logika berkata Zakheus menjadi miskin, karena sesudah berjumpa dengan Yesus ia berkata: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat." (ay.8). Perjumpamaannya dengan Yesus "memenggal" ketamakannya. Namun apakah Zakheus menjadi miskin?
Saat Zakheus berjumpa Yesus keselamatan (sozo = utuh kembali) terjadi bagi seluruh isi keluarga Zakheus dan ia pun disebut sebagai keturunan Abraham, artinya berhak menerima "berkat Abraham".
Galatia 3:13,14 - [3:13] Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!" [3:14] Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu.
Orang Yahudi biasanya merajam orang berdosa, Yesus digantung disalib (seorang yang digantung disalib, terkutuk lebih dari orang berdosa), Yesus terkutuk karena kita. Ketika Zakheus melepaskan hartanya, ada berkat Abraham yang ia terima: blessing of dominion (berkat menguasai), blessing of elevation (berkat ditinggikan/dipromosikan), blessing of possession (berkat kepemilikan/harta jasmani).
Ketika bagian tubuh kita seperti “dipenggal”, Allah justru sedang menyempurnakan dan memberkati kita lebih lagi. Zakheus rela tinggalkan apa yang mengikatnya. Yesus berkata hari ini juga Yesus memberikan berkat baginya, Yesus tidak memiskinkannya.
Amin.

