Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 8 November 2020 Oleh Pdt. Andrew M. Assa
Efesus 1:5-6 – [1:5] Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, [1:6] supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya.
Kita adalah anak-anak Tuhan, kita punya porsi yang sama. Berapa banyak kali orang berargumen, saya anak Tuhan dan seringkali disamakan seperti di dalam keluarga, ada anak yang dikasihi, ada anak yang kurang dikasihi. Ayat 6 - ... wherein he hath made us accepted in the belove [KJV]. Tuhan membuat kita diterima di dalam Dia yang dikasihi. Kabar baiknya buat semua orang yang tetap mau melekat dalam kebenaran, kita dibuat Tuhan menjadi pribadi yang dikasihi.
Yakobus 2:23 - ... "Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran." Karena itu Abraham disebut: "Sahabat Allah." Kalau bicara tentang sahabat, itu bicara tentang teman yang lebih dikasihi. 2 Tawarikh 20:7, Abraham disebut menjadi sahabat Allah jauh sebelum Ishak lahir. Yesaya 41:8, Abraham adalah pribadi yang dikasihi Allah, suratan Galatia mengatakan saat kita percaya Yesus, kita disebut keturunan Abraham yang berhak menerima janji-janji Allah buat Abraham.
Ibrani 11:12, tidak selamanya Abraham punya iman yang kuat, bahkan ketika dia percaya kepada Tuhan dan karena percayanya kepada Tuhan dia disebut sahabat Allah, sebetulnya saat itu ia sedang apatis. Kejadian 12:1-3, Abraham berusia 75 tahun waktu pertama kali dipanggil oleh Allah, dia taat dan keluar dari Urkasdim. Dia membawa Lot, keponakannya dan 75 orang lainnya (Kejadian 12), saat itu ia tidak punya anak, istrinya berusia 65 tahun. Ketika mereka mulai mengembara di dalam pimpinan Tuhan, di dalam kebenaran Tuhan, sampai 10 tahun tidak ada perubahan, janji Allah belum tergenapi.
Kejadian 15:2-5 – [15:2] Abram menjawab: "Ya Tuhan ALLAH, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak, dan yang akan mewarisi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu." [15:3] Lagi kata Abram: "Engkau tidak memberikan kepadaku keturunan, sehingga seorang hambaku nanti menjadi ahli warisku." [15:4] Tetapi datanglah firman TUHAN kepadanya, demikian: "Orang ini tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli warismu." [15:5] Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." Sebenarnya Abraham sudah mulai apatis, pesimis, mulai kehilangan harapan. Kabar baiknya, Kejadian 15:1 - ... Fear not, Abram: I am thy shield, and thy exceeding great reward [KJV]. Akulah perisaimu, Akulah upahmu yang melampaui yang terbesar—bahkan melampaui kebenaran alamiahmu. Siapa upah kita? Upah kita adalah Kristus sendiri. Tuhan ingin buktikan untuk setiap kita, ketika Dia menjadi upah yang lebih dari yang terbesar. Ingat, kita adalah anak yang dikasihi-Nya.
Yohanes 15:9 - "Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Abraham punya anak Ismael dan Ishak anak perjanjian itu. Sesudah Sarah mati, Abraham menikah lagi dan ia masih punya 6 anak lagi, padahal jelas-jelas dikatakan ia sudah mati pucuk (impoten). Ketika kita berpikir alamiah kita sudah tidak mungkin, tinggalah di dalam kasih-Nya, melekat di dalam Dia, kebenaran-Nya lebih dari kebenaran kita, melampaui keadaan kita sehingga kita bisa tenang bersama Tuhan.
Amin.

