Ringkasan Khotbah Minggu Sore, 6 Desember 2020 – Oleh Pdt. Andrew M. Assa
Ketika kita beriman seperti roh iman yang sama dengan Allah, perkatakan firman. Berapa banyak kali kita memperkatakan situasinya, bukan memperkatakan firman. Kejadian 1:1, ketika Allah ciptakan langit dan bumi sudah lengkap, utuh dan baik, tapi Kejadian 1:2 mengatakan bumi menjadi gelap dan tidak berbentuk. Kejadian 1:3 ketika Allah melihat ciptaan-Nya sudah gelap dan tidak berbentuk, kacau balau, Allah berkata: "Jadilah terang.” Adakah di antara kita sedang mengalami kegelapan dan kacau balau karena pandemi ini? Kita memiliki roh iman, tapi apa yang kita perkatakan, situasinya ataukah firman? 2 Korintus 4:7, sebenarnya dalam diri kita ada kuasa yang besar yang tersembunyi di dalam hidup tanah liat ini yaitu firman Allah, kenapa tidak kita perkatakan imannya Allah? Markus 11:22 dalam terjemahan Basic English Bible dituliskan “have God’s faith” (milikilah imannya Allah).
Ketika kita punya iman, kebenaran iman itu bukan sekadar tinggal dalam kita kemudian dia seperti menunggu, tidak, kebenaran iman itu akan berbicara. Roma 10:6-10. Firman telah menjadi manusia dan bertabernakel di antara kita, Yesus turun di antara kita. Kita percaya Yesus bangkit dari kematian (1 Korintus 15), ketika kita jadi satu dengan persekutuan Kristus, kita jadi satu dengan kebangkitan-Nya. Kita akan terima sozo (diselamatkan utuh). Yesus berkata kepada sepuluh orang kusta: “Pergi dan perlihatkan dirimu kepada imam.” Sementara mereka berjalan ke sana, di tengah jalan mereka sembuh. Sembilan orang tetap pergi kepada imam dan satu orang—dari Samaria—kembali kepada Yesus, berterima kasih. Saat itu Yesus berkata imanmu telah menyelamatkan (sozo) engkau. Bukan sekadar menyelamatkan tapi diutuhkan kembali, sembuh dan utuh. Penyakit kusta bisa menyebabkan bagian-bagian tubuh hilang.
Ketika kita tahu firman Allah, kita menghadapi kondisinya, perkatakan firman. Yesus pernah dicobai iblis, pencobaan pertama, kedua, ketiga, apa yang Yesus kerjakan? Yesus bukan hanya sekadar mbathin (merenungkan) firman Allah, tapi Yesus mulai perkatakan firman. Iblis seringkali ingin koyakkan iman kita. Yesaya 54:13,14. Kita ditegakkan di atas kebenaran. Yesaya pasal 52 dan 53 berbicara tentang penebusan, karena ada penebusan maka kita ditegakkan di atas kebenaran karena korban Yesus yang sudah mati menebus dosa kita. Yesaya 54:10, perjanjian damai Allah tidak akan bergoyang, situasi di dunia bisa berubah, tapi kita ditegakkan di atas kebenaran karena korban Yesus di atas kayu salib. Yesaya 54:17 - Setiap senjata yang ditempa terhadap engkau tidak akan berhasil, dan setiap orang yang melontarkan tuduhan melawan engkau dalam pengadilan, akan engkau buktikan salah. Inilah yang menjadi bagian hamba-hamba TUHAN dan kebenaran yang mereka terima dari pada-Ku, demikianlah firman TUHAN. Itulah kebenaran yang kita terima dari Tuhan.
Ibrani 8:10-12 – [8:10] ... "Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.... [8:12] Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka." Ibrani 10:16-17. Di dalam kebenaran ini membuat kita bisa merdeka. Yakobus 1:25 - Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya. Inilah hukum yang memerdekakan.
1 Yohanes 4:10-11,19. Allah yang lebih dulu mengasihi kita. Definisi kasih adalah Allah rela mati untuk menebus dosa kita sehingga ketika kita lakukan firman, kita sudah menikmati kasih Allah. Inilah kebenaran iman ketika kita ada di dunia ini, ketika kita tinggal dan bertumbuh di dalam kasih Allah, di dalam kebenaran Allah iman yang berbicara.
1 Yohanes 5:1-5. Waktu kita mengasihi Allah, kita juga mengasihi orang yang lahir dari Allah. Allah menjadi Allah kita dan kita menjadi umat-Nya. Sementara kita taat pada perintah-Nya, kabar baiknya Tuhan ingin jadi pemenang, yang membuat kita jadi pemenang adalah iman kita. Waktu kita percaya, kita beriman, kita memang masih berada di dalam dunia, tapi Tuhan sudah sediakan kemenangan bagi kita.
Amin.

