Ringkasan Khotbah Minggu Sore, 13 Desember 2020 – Oleh Pdt. Andrew M. Assa
Daud pernah memiliki masa lalu yang buruk. Mazmur 23:6 (The Message) “Your beauty and love chase after me every day of my life”, keindahan dan kasih Tuhan mengejar setiap hari. Keindahan dan kasih Allah membereskan semua penyesalan di masa lalu. Tuhan bisa pakai masa lalu buruk Daud menjadi bagian dari silsilah Yesus.
Yohanes 3:19-21, kadang kita mulai berpikir musuh terang adalah orang yang melakukan kejahatan. Tetapi saat kita mencoba selesaikan penyesalan dengan kekuatan sendiri, kita memusuhi terang.
Terjemahan The Message, “[3:19] Ini adalah krisis yang kita hadapi: Cahaya Tuhan mengalir ke dunia, tetapi pria dan wanita dimana-mana berlari menuju kegelapan. Mereka pergi ke kegelapan karena mereka tidak benar-benar tertarik untuk menyenangkan Tuhan. [3:20] Setiap orang yang mempraktekkan perbuatan jahat, kecanduan penyangkalan dan ilusi, membenci Cahaya Tuhan, dan tidak mau mendekatinya, takut akan eksposur yang menyakitkan. [3:21] Tetapi siapa pun yang bekerja dan hidup dalam kebenaran dan kenyataan, menyambut terang Tuhan sehingga pekerjaan itu dapat dilihat sebagai pekerjaan Tuhan itu sendiri.”
Kecanduan penyangkalan dan ilusi adalah definisi pembenci Terang. Merasa sudah mengikut Kristus, percaya anugerah, tetapi mewajibkan diri membayar harga. Daud menjelaskan, kebajikan dan kemurahan Allah akan membereskan, jauh dari yang kita pikirkan. Kita bisa melihat, orang yang benar-benar percaya kelengkapan penebusan Allah, ia tidak akan berkutat dengan masa lalunya. Mazmur 49:6-8, pemazmur mengatakan semua kekayaan dan kesalehan kita tidak memadai untuk membayar tebusannya. Mazmur 49:13, “Inilah jalannya orang-orang yang percaya kepada dirinya sendiri, ajal orang-orang yang gemar akan perkataannya sendiri.”
Matius 27:3, Yudas Iskariot menyesal tetapi dia mencoba membayar harganya dengan kekuatan sendiri. Ulangan 19:21, Yudas Iskariot tahu firman ini, mata ganti mata, nyawa ganti nyawa. Matius 27:5, karena dia tahu firman, ia bunuh diri. Tidak ada orang bunuh diri yang masuk sorga. Yudas Iskariot bayar harga berdasarkan hukum Musa yang ia tahu. Ia tidak punya kesempatan merasakan Yesus sebagai Penengah.
Ayub 33;23-25, kalau ada seorang penengah, orang yang menjadi penebus, orang lain bisa diselamatkan. Penengah kita adalah Tuhan Yesus Kristus. Kita memang punya masa lalu tanpa bisa memperbaiki masa lalu dengan kekuatan kita. Kita butuh Penengah dan Pensyafaat.
Matius 26:74, Petrus pernah mengutuk dan bersumpah tidak mengenal nama Yesus. Petrus menangis saat teringat perkataan Yesus. Tidak tertulis menyesal karena ada sebuah tujuan. Lukas 12:8-9, “Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Anak Manusia juga akan mengakui dia di depan malaikat-malaikat Allah. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, ia akan disangkal di depan malaikat-malaikat Allah.” Yesus memberikan pengajaran di depan murid-murid-Nya. Tetapi justru Petrus menyangkal, mengutuk, dan menyumpah.
Petrus tidak selesaikan dengan kekuatannya sendiri saat ingat telah mengutuk dan bersumpah. Tidak diakui di hadapan Allah jauh lebih parah dari yang Yudas lakukan. Saat Petrus kembali mencari ikan, ia tidak dapat apa-apa. Saat ada orang di pinggir pantai yang menyuruh menebarkan jala di sebelah kanan, mereka mendapat ikan. Yohanes yang pertama kali menyadari kehadiran Yesus. Yohanes 21:7, “Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau.” Petrus punya respon berbeda. Petrus berlari mendekati Yesus. Yesus tidak pernah menuduh Petrus. Saat Yesus untuk ketiga kalinya bertanya pada Petrus, Yesus akhirnya tidak menuntut Petrus agape pada-Nya, tetapi minta philia, Petrus mulai menangis. Matius 20:28, “sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang”. Berjalan saja di dalam firman sama seperti Petrus. Yesus tetap percaya Petrus.
2 Petrus 3:18, “Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya”. Serahkan pada Yesus yang sudah bayar harganya sehingga kita berani menghampiri tahta kasih karunia-Nya.
Amin.

