Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 8 Oktober 2017 - Oleh Pdt. Andrew M. Assa
Piala bukanlah benda biasa, piala adalah benda kehormatan, sebuah penghargaan yang luar biasa. Gelas yang dipakai oleh keluarga kerajaan disebut piala, jadi piala adalah benda mulia. Setiap kita berharga di mata Tuhan karena kita adalah Piala Kemurahan Allah. Ketika kita sadar bahwa kita adalah Piala Anugrah Allah, piala akan ditaruh di tempat khusus, tempat yang terhormat. Ketika kita ada di tangan Sang Ahli, kadang kala memang ada bagian tubuh yang sepertinya dipenggal, namun ketika Tuhan memenggal, Tuhan justru ingin memberikan jauh lebih baik.
Yohanes 8:12 - Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."
Ketika kita mengikut Yesus jangan takut, masa depan kita bukan masa depan yang suram. Kita mungkin tidak tahu yang terjadi di depan, namun Yesus adalah terang sejati. Ketika kita ikuti langkah-langkah Tuhan, situasinya boleh gelap tapi kita mempunyai terang hidup.
Yesus adalah terang dunia, dan Dia menerangi dunia yang ada dalam kegelapan dan dosa. Namun terang itu bukan alasan bagi kita untuk menghakimi orang lain. Ijinkan firman Allah membersihkan hidup kita (menerangi hidup kita), maka firman yang terpancar dari hidup kita akan memberkati orang lain juga.
Pelajaran dari Yohanes 8 dan 9.
Seorang perempuan yang kedapatan berzinah dibawa ke hadapan Yesus (Yoh 8:3). Roh agamawi paling senang menempatkan orang berdosa di tengah-tengah dan jadi fokus perhatian. Semakin tahu firman Allah, biarlah semakin memiliki kasih Kristus, dan semakin kita mengijinkan Allah mengimpartasikan kasih-Nya dalam hidup kita.
Bila firman Allah hanya sebagai pengetahuan, seringkali disalahgunakan untuk menyalahkan orang lain dan bukannya memperbaiki diri (Yohanes 8:5). Orang Farisi memakai kesalahan orang untuk mencobai Tuhan (ayat 6). Yesus menulis ke tanah --tepatnya di atas batu--, sebenarnya ini adalah pernyataan bahwa Yesuslah yang menulis hukum Taurat di atas loh batu. Yesus berkata: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." (ayat 7). And they which heard it, being convicted by their own conscience (merasa tertuduh karena kesadaran mereka). Rupanya sekalipun mereka orang ahli Agama, mereka tidak lepas dari dosa. Mereka mau melempari perempuan itu tapi tidak mampu, lalu mereka meninggalkan perempuan itu satu per satu. Yesus sebetulnya mampu melempari pertama kali karena Ia tidak berdosa, tapi Ia tidak mau. Yesus datang adalah Juruselamat. (Satu kali nanti Ia akan datang sebagai Hakim yang adil, karena itu jangan sia-siakan kesempatan selama kita hidup.
Ketika perempuan ini menerima anugrah Allah, ia pergi dan tidak berbuat dosa lagi, dia diubahkan dan hidupnya dipersembahkan untuk Tuhan.
Karena kita mengenal Yesus sebagai Juruselamat maka kita mengenal Bapa di sorga.
Sesudah peristiwa tersebut Yesus menjelaskan tentang Terang Dunia, Kebenaran yang Memerdekakan, namun orang Farisi membanggakan bahwa mereka keturunan Abraham. Yohanes 8:39-41 Yesus bertanya, bila mereka keturunan Abraham mengapa justru mau membunuh Dia, Kasih Karunia Allah. Kasih karunia itu bukan kata sifat, kasih karunia/anugrah itu adalah satu pribadi yaitu Yesus sendiri. Mereka berkata kami anak Abraham, tapi sayangnya mereka menolak Yesus.
Ayat 43-44. Ketika Yesus berkata Akulah terang dunia, terang itu membebaskan orang yang dalam kegelapan dosa. Sayangnya roh agamawi menghalangi untuk bisa diterangi oleh Terang Dunia sejati, mereka tidak bisa mengerti "bahasanya Tuhan". Kepada orang-orang yang merasa dirinya benar, Yesus berkata iblislah bapamu. Mereka mulai marah dan mereka bermaksud merajam Yesus dengan batu (ayat 59).
Tadi, mereka mau melempari perempuan berdosa dan sekarang mereka mau melempari Yesus. Terang dunia mau datang bagi orang berdosa, tetapi juga mau datang pada orang yang merasa benar, asal mau menerima DIA dengan iman. Then took they up stones to cast at him: but Jesus hid himself, and went out of the temple, going through the midst of them, and so passed by (berjalan di antara mereka dan lewat saja). Buat orang-orang yang merasa paling benar, Yesus hanya akan melewati mereka saja.
Yohanes 9:1 - And as Jesus passed by, he saw a man which was blind from his birth. Ketika Yesus lewat, Ia melihat ada seorang buta juga dan membutuhkan pertolonganNya. Yesus tidak biarkan dia, Yesus sembuhkan orang tersebut. Yesus adalah terang dunia, yang membuat orang yang seumur hidupnya ada dalam kegelapan menjadi bisa melihat terang. Bagi orang yang menyambut dan menerima Yesus dengan iman, terang dunia mengubahkan dan memulihkan. Namun bagi orang-orang agamawi yang merasa paling benar tidak memerlukan Yesus, Terang Dunia tidak mempunyai pengaruh apa-apa (kelompok ini tidak diubahkan)
Pilihannya: bagi kelompok yang merasa paling benar, Yesus hanya akan lewat saja. Namun bagi kelompok yang merasa bahwa mereka tidak layak dan memerlukan Juruselamat, Yesus lewat untuk menyembuhkan dan memulihkan.
Ketika Yesus lewat sebetulnya orang buta ini tidak minta disembuhkan (Yohanes 9:2). Yesus tahu hati murid-murid-Nya.
Yohanes 9:5 "Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia." Ini mempunyai pengertian: Selama ada kegelapan, Akulah terangnya. Selama ada kesusahan dan penderitaan, Akulah penghiburnya dan Juruselamatnya. Selama ada masa depan suram, Akulah pengharapannya. Selama ada sakit-penyakit, Akulah yang menyembuhkannya.
Yohanes 9:6,7 Inilah terang dunia. Yesus mau menyembuhkan, membereskan hidup, mengembalikan semua yang pernah hilang. Yesus mau pulihkan hidup kita, Yesus datang untuk menyelamatkan kita.
Ketika kita bertemu dengan Terang Dunia, bagaimana sikap hati ini?
Amin.

