Hidup Yang Berpusat Pada Kristus

. Hits: 215

Ringkasan Khotbah Minggu Sore, 7 Maret 2021 Oleh Pdt. Andrew M. Assa

Hidupi iman dan imani kehidupan. Kejadian 12:1-3, [12:1] Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Saat Abram dipimpin Tuhan, ia tidak langsung diberi tahu kemana tujuannya. Seperti tahun 2021, kita tidak tahu jadi apa hidup kita. Tetapi percayakan hidup pada Tuhan, semua telah diatur sempurna. [12:2] “Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.” Abram tidak tahu bagaimana caranya menjadi bangsa yang besar karena ia sudah mati pucuk dan istrinya menopause. Ijinkan realita ilahi masuk dalam hidup kita. [12:3] “Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat." Tidak perlu memusingkan orang yang berbuat jahat pada kita. Pusat hidup kita adalah janji Allah.

Kasih karunia yang hidup berpusat pada Kristus, bukan berarti kita meniadakan hidup saleh. Tapi kita sedang mengijinkan kuasa Ilahi bekerja seluas-luasnya dalam hidup kita mengerjakan perbuatan baik. Kita adalah bejana tanah liat yang berpusat pada Kristus. Yeremia 18:4, 6, [18:4] “Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya.” [18:6] “Masakan Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel!, demikianlah firman TUHAN. Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel!”, Meskipun bejana tanah liat hancur, tetapi Penjunan kita bertanggung jawab atas hidup kita. Kalau bejana mau ‘siap dan tersedia’, maka penjunan bisa membuatnya menjadi lebih baik.

Mazmur 25:6-7 - “tetapi ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu, oleh karena kebaikan-Mu, ya TUHAN.” Kasih setia Tuhan tak terbatas oleh waktu. Bila diukur berdasarkan perbuatan baik, kita tidak sebanding. Tuhan mengasihi kita bukan karena perbuatan kita, tetapi berdasarkan siapa diri-Nya. Dia adalah Allah yang penuh kasih dan setia.

Lukas 23:39-45, salah satu penjahat yang disalib bersama Yesus, menyadari bahwa ia dihukum karena bersalah. Penjahat ini tidak pernah mengikut Kristus. “Lalu ia berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja." (ayat 42). Penjahat ini tidak bisa merubah dirinya. Dia hanya bisa beriman. Karena kasih setia Tuhan, ia diselamatkan (ayat 43).

Mazmur 32:1-5, iblis paling senang membuat kita menyimpan kesalahan dan selalu dalam kondisi keputusasaan.Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: "Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku," dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku. Sela (ayat 5). Selama pemazmur hanya simpan sendiri, dia tertekan dengan semuanya itu. Tapi ketika dia beritahukan, dia temukan ada orang rohani dimana dia bisa bicarakan ini dosa saya, dan orang itu bisa mendoakan (Yakobus 5:16).

Respon Tuhan terhadap sikap pemazmur ketika ia mengaku dosa: Mazmur 32:8, “I will instruct thee and teach thee in the way which thou shalt go: I will guide thee with mine eye.[KJV]. Tuhan akan instruksikan dan mengajarkan jalan yang harus kita tempuh, dan menuntun kita dengan mata-Nya. Dengan mata-Nya, Yesus memandang Petrus dengan penuh kasih, sehingga Petrus ingat bahwa ia telah menyangkal Yesus tiga kali (Lukas 22:61-62). Saat Yesus bangkit, Tuhan tahu murid-murid-Nya sedang stress. Yohanes 21:5-6, murid-murid belum melakukan pemberesan dosa dengan Yesus, tetapi Tuhan tetap bertindak. Tuhan tahu kebutuhan mereka. Mata Tuhan juga tertuju pada kita. Petrus lari mendekat pada Yesus, meskipun dia belum membereskan penyangkalannya.

Yohanes 21:18-19, Allah melihat potensi yang besar. Ikutlah Tuhan. 2 Korintus 4:7, “Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.Yesus adalah pusat hidup kita, yang menjadi kebanggaan kita.

Amin.