Ringkasan Khotbah Minggu Sore, 21 Maret 2021 Oleh Pdt. Andrew M. Assa
Mazmur 27:8 [NCV], “My heart said of You, “Go, worship Him.” So I come to worship You, LORD.” Penyembahan bukan soal kepandaian bernyanyi, tapi penyembahan adalah saat kita berikan apa yang bisa kita berikan. Dalam terjemahan NLT, “My heart has heard You say, “Come and talk with Me.” And my heart responds, “LORD, I am coming.” Datang dan berbincanglah dengan Tuhan. Semakin kita kenal Tuhan, semakin kita tahu hati-Nya. Mazmur 27:10, Daud menghadapi fakta tidak enak. Tetapi Daud aman dalam kata-kata Tuhan, di hadapan penilaian Tuhan. Mazmur 27:13, “Sesungguhnya, aku percaya akan melihat kebaikan TUHAN di negeri orang-orang yang hidup!” Selama di dunia, Tuhan tidak pernah terlambat menjawab doa kita.
Yakub telah mengakui Allah sebagai Allah orang Israel, namun itu tidak membuat Yakub lepas dari masalah. Yakub pun mengalami masalah saat Yusuf dimusuhi kakak-kakaknya. Bahkan ada skandal dari anak Yakub, Yehuda membuat aib (Kejadian 38). Yakub juga dibohongi anak-anaknya yang menjual Yusuf. Yang dia tahu, Yusuf sudah mati. Masalah demi masalah masih terjadi. Namun, Allah masih punya rencana atas hidupnya.
Kejadian 42:2-3, dalam 20 tahun sejak pengakuannya akan Allah Israel, keluarga Yakub tetap mengalami kelaparan. Tanpa Yakub tahu, pertolongan dari Tuhan sudah ada, yaitu Yusuf. Kejadian 42:24, Yusuf mencoba ‘nge-tes’ saudara-saudaranya. Setelah itu Yusuf berikan gandum untuk keluarganya. Tetapi Yakub menanggapi dengan sudut pandang berbeda, Kejadian 42:36 [KJV], “all these things are against me”. Semua masalah seperti mengepung dan memusuhi. Saat kita senada dengan sorga, Tuhan punya destiny (takdir) buat hidup kita. Ay.38 Yakub hilang harapan, berpikir akan mati dalam dukacita.
Sesudah gandum habis, kakak-kakak Yusuf kembali ke Mesir dengan membawa Benyamin. Kejadian 45:2-5, [45:5] “Tetapi sekarang, janganlah berusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku kesini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu.” Ini adalah respon Yusuf yang berbeda dengan Yakub. Yusuf mengalami kesusahan. Tetapi keintiman membuat Yusuf percaya pada penilaian Tuhan. Yusuf percaya sudut pandang Allah. Dia percaya Allah turut bekerja dalam segala perkara untuk mendatangkan kebaikan. Tuhan tidak sukar angkat Yusuf dari fitnah.
Kejadian 45:9-11, “Segeralah kamu kembali kepada bapa dan katakanlah kepadanya: Beginilah kata Yusuf, anakmu: Allah telah menempatkan aku sebagai tuan atas seluruh Mesir; datanglah mendapatkan aku, janganlah tunggu-tunggu. Engkau akan tinggal di tanah Gosyen dan akan dekat kepadaku, engkau serta anak dan cucumu, kambing domba dan lembu sapimu dan segala milikmu. Di sanalah aku memelihara engkau — sebab kelaparan ini masih ada lima tahun lagi — supaya engkau jangan jatuh miskin bersama seisi rumahmu dan semua orang yang ikut serta dengan engkau.” Kita punya Yusuf yang lebih dari Yusuf manusia, yaitu Yesus Juruselamat kita. Kalau Yusuf pernah menderita untuk menyelamatkan keluarganya, Yesus telah mati menebus kita.
Kejadian 46:2-4, [46:3] “Lalu firman-Nya: "Akulah Allah, Allah ayahmu, janganlah takut pergi ke Mesir, sebab Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar di sana. [46:4] Aku sendiri akan menyertai engkau pergi ke Mesir dan tentulah Aku juga akan membawa engkau kembali; dan tangan Yusuflah yang akan mengatupkan kelopak matamu nanti." Yakub menilai dirinya adalah orang ubanan yang mati dalam penderitaan. Tetapi Tuhan berkata lain, Tuhan akan memberkati, Tuhan melindungi. Kejadian 47:28, Yakub masih menikmati tujuh belas tahun di Mesir, menikmati kelimpahan. Penilaian Allah yang harus menjadi penilaian kita. Meski pun sekarang kita ada dalam kesusahan, tetapi Allah sekali-kali tidak akan meninggalkan kita, Ibrani 13:5, "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."
Amin.

