Ringkasan Khotbah Minggu Sore, 25 April 2021 Oleh Pdt. Andrew M. Assa
Keluaran 20:8, “Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat:”, saat beribadah, kita memprioritaskan dan menguduskan hari Sabat. Ini bukan soal peraturan. Kejadian 2:2,3, pada hari ketujuh, Allah berhenti dari pekerjaanNya. Allah tidak capek, tetapi Dia berhenti untuk memberkati ciptaan-Nya. Keluaran 20:11, “Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya” Tuhan memberkati hari Sabat dan menguduskannya. Demikian juga saat umat-Nya berhenti di hari Sabat, akan terima berkat dan pengudusan-Nya.
Saat kita berhenti, kita rest, istirahat dalam perintah Tuhan. Imamat 25:4, “tetapi pada tahun yang ketujuh haruslah ada bagi tanah itu suatu sabat, masa perhentian penuh, suatu sabat bagi TUHAN. Ladangmu janganlah kautaburi dan kebun anggurmu janganlah kaurantingi.” pada tahun Sabat, orang Israel benar-benar berhenti 1 tahun. Imamat 25:8-10, tahun ke-49 mereka tidak bekerja, tahun ke-50 mereka juga berhenti. Dua tahun orang Israel tidak bekerja. Imamat 25:20-22, [25:22] “Dalam tahun yang kedelapan kamu akan menabur, tetapi kamu akan makan dari hasil yang lama sampai kepada tahun yang kesembilan, sampai masuk hasilnya, kamu akan memakan yang lama”. Tuhan telah berjanji menyediakan makanan bagi mereka. Bukan soal Tuhan mencobai, tetapi apakah kita percaya. Percayakan hidup kita pada Tuhan, Tuhan pasti peduli.
Indikasi seorang yang benar-benar percaya :
1. Dalam kepercayaannya, dia akan memuliakan Allah. Sama seperti Abraham, yang sudah mati pucuk. Tuhan masukkan keilahian dalam kepribadian Abraham dan Sarah. Kejadian 2:7, “ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup” keilahian Allah, hembusan nafas Allah, itulah yang membuat kita hidup. Ketika kita waktu terhubung dengan Tuhan, kita dengar firman Allah yang merupakan hembusan nafas-Nya. Kejadian 2:7 [NIV] “All scripture is God-breathed, and is usefull for teaching, rebuking, correcting and training in righteousness.” Semua firman dihembusi nafas Allah. Saat kita kuduskan hari Sabat, kita sedang terima hembusan nafas Allah (God-breathed). Sarai berganti menjadi Sarah, Allah sisipkan keilahian. Secara jasmani, Sarah menopause. Tetapi Sarah tetap terima penggenapan janji, dia lahirkan anak perjanjian.
2. Membuat kita benar-benar rest, pasrah. Ketika Sarai mencoba berusaha menggenapi janji dengan kekuatan sendiri (Kejadian 16), hasilnya bukan anak pernjanjian. Saat Allah menyisipkan keilahian dalam namanya dan pribadinya, ada kasih karunia yang disisipkan, Abraham dan Sarah bisa mewujudkan anak perjanjian. Bukan karena kekuatan mereka sendiri, tetapi mereka percaya kepada Tuhan. Dan mereka bisa rest. Allah sudah sediakan penyediaan untuk hari depan kita. Kerjakan bagian kita.
Matius 11:28-30, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.” Mungkin selama ini kita rasanya stress, datang pada Tuhan, Tuhan akan berikan kelegaan (rest). Ada tanggungan yang Tuhan ijinkan. Tetapi ketika satu kuk dengan Tuhan, ingat dan kuduskan hari Sabat, Tuhan tanggung beban lebih banyak dari tanggungan kita. Terima ajakan Tuhan. Di Sabat, Tuhan sedang memberkati dan Tuhan kuduskan. Hari-hari di depan juga Tuhan pikirkan, karena Tuhan juga kuduskan. Saat kita menyembah, kuasa mujizat-Nya nyata atas kita.
Amin.

