Mendengar Dengan Sungguh-Sungguh
Ringkasan Khotbah Minggu Sore, 22 Oktober 2017 Oleh Pdt. Andrew M. Assa
Piala anugrah Tuhan, Tuhan ingin jadikan setiap kita piala anugrah Tuhan, hidup yang memuliakan Tuhan. Piala adalah perabot dari kerajaan, perkakas yang mulia. Ketika kita dibentuk menjadi perkakas yang mulia, ada proses, waktu untuk membentuk.
Yesaya 55:2,3 - [55:2] Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan? Dengarkanlah Aku maka kamu akan memakan yang baik dan kamu akan menikmati sajian yang paling lezat. [55:3] Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada-Ku; dengarkanlah, maka kamu akan hidup! Aku hendak mengikat perjanjian abadi dengan kamu, menurut kasih setia yang teguh yang Kujanjikan kepada Daud.
Dengarkanlah = hearken diligently (dengarkanlah sungguh-sungguh, dengan teliti). Kata “dengarkanlah” dalam bahasa Ibrani menggunakan dua kata yang sama yaitu shama, “dengan teliti” juga menggunakan kata shama. Jadi dengarkanlah sungguh-sungguh, dengarkanlah dengan teliti menggunakan kata shama shama.
Firman Allah adalah hukum/peraturan Kerajaan Sorga, ketika kita taruhkan hidup kita--yang duniawi ke dalam firman maka kita menghadirkan Kerajaan Sorga--yang supranatural di muka bumi. Berapa banyak kali kita lebih senang menyendengkan telinga kita kepada permasalahan, kita tidak sadar bahwa di dalam hidup kita ada kuasa yang besar, dan Tuhan katakan dengarkanlah Aku dengan sungguh-sungguh (shama shama).
Ada manfaat ketika kita mendengar dengan sungguh-sungguh. Di dalam Alkitab hanya 5 kali disebut kata shama shama, kalau kita mau mendengar dengan sungguh-sungguh maka:
1. Menghasilkan kesembuhan secara fisik.
Keluaran 15:26.
Ketika kita mendengar sungguh-sungguh, Tuhan yang menyembuhkan (Yehova Rapha). Seringkali kita merasa tertuduh, saya ini kan bukan orang benar hubungkan Roma 5:19,17. Adam yang pertama tidak taat dan seluruh keturunannya disebut orang berdosa, tapi oleh ketaatan Yesus Kristus semua orang menjadi orang benar. Setiap kita yang mau mendengarkan firman Allah, Tuhan akan menjadi Yehova Rapha, Allah yang menyembuhkan kita.
Lukas 5:15,16. Ketika orang mendengar perkataan Yesus, mereka mendengar dan disembuhkan.
Lukas 6:17,18.
Perempuan yang menderita pendarahan 12 tahun, ia fokus pada Tuhan, mendengar dengan sungguh-sungguh dan disembuhkan.
2. Hari-hari kita dilipatgandakan.
Ulangan 11:13,14.
Ulangan 11:21 - That your days may be multiplied, and the days of your children .... Hari-harimu Tuhan akan lipat gandakan dan akan alami sorga menjadi bagian dalam hidup kita di muka bumi ini. Hari-hari kita Tuhan yang berikan pertumbuhan. As the days of heaven upon the earth. Hari-hari di sorga akan terjadi di bumi (dalam hidup kita)
3. Ada penyediaan Allah.
Ulangan 15:5,6.
Ketika kita mendengarkan sungguh-sungguh, punya mental penyediaan Allah, bukan menuntut, penyediaan Allah cukup buat kita. Tetap berharap pada Tuhan, sekalipun berada di masa sukar.
Kejadian 26:12. Ishak sedang menghadapi masa sukar kekeringan (ayat 1) tapi Ishak tetap menabur. Ambl pilihan mendengar sungguh-sungguh firman Allah. Firman Allah yang kita dengar sungguh-sungguh akan mengubah mindset kita. Allah sediakan menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya. Yesus mengajarkan doa Bapa kami, berdoa = bergantung pada Tuhan. Waktu kita mendengar sungguh-sungguh, penyediaan Allah sedang datang menghampiri hidup kita. Ishak mendapat hasil 100 kali lipat bukan karena usahanya tapi karena diberkati Tuhan.
4. Berkat sudah mendahului (menunggu di depan kita).
Ulangan 28:1-3.
Jika mendengar sungguh-sungguh, menurut pandangan manusia usaha kita kering tapi berkat sudah mendahului (overtake). Kita diberkati baik kita berada di kota atau pun di pelosok.
5. Tuhan memberikan yang terbaik.
Yesaya 55:2.
Mungkin sekarang kita belum melihat tapi bukan berarti apa yang belum kita lihat itu tidak ada.
Ketika Yusuf dan Maria mengikuti jalan Tuhan, Yusuf pun kena getahnya, ketika mereka ke Betlehem tidak ada satupun tempat yang mau menerima mereka, bukan karena penuh tapi karena mereka dianggap sudah mencemarkan nama keluarga. Dari Nazaret ke Betlehem mereka dalam kondisi miskin, ditinggalkan, tidak diakui oleh keluarga. Tapi penyediaan Allah sebetulnya sedang berjalan untuk menghampiri mereka. Mereka melahirkan bayi Yesus di kandang karena mereka miskin, Tuhan kirimkan orang Majus yang melihat bintang yang menuntun mereka ke Betlehem beberapa bulan sebelumnya mereka sudah melihat.
Permasalahannya, maukah kita mendengarkan sungguh-sungguh? Sebab ketika kita mendengar sungguh-sungguh ada kuasa yang besar.
Ibrani 4:1 - Let us therefore fear, lest, a promise being left us of entering into his rest, any of you should seem to come short of it.
Dalam Alkitab ditulis 360 kali kata “jangan takut”, sebetulnya setiap hari kita disertai Tuhan, namun ada satu kata “takutlah”, “waspadalah” jangan sampai kita sudah mendengar firman Allah tapi firman tidak berlaku atas hidup kita.
Ibrani 4:2, waspadalah jangan sampai kita tidak masuk dalam perhentian yang Tuhan sediakan.
Galatia 3:2,5, percaya (hearing of faith = mendengar dengan iman). Waktu kita mendengar sungguh-sungguh, Roh Kudus yang ada dalam hidup kita mengerjakan mukjizat-Nya.
Amin.

