Tetaplah Menabur Apapun Musimnya

. Hits: 183

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 5 September 2021 Oleh Pdt. Andrew M. Assa

Kejadian 26:1 - Maka timbullah kelaparan di negeri itu. -- Ini bukan kelaparan yang pertama, yang telah terjadi dalam zaman Abraham. Sebab itu Ishak pergi ke Gerar, kepada Abimelekh, raja orang Filistin. Kelaparan, kondisi yang tidak enak di zaman Ishak. Kabar baiknya, Ishak tetap berdiri atas firman Allah. Kejadian 26:3, Ishak menanti tinggal di Gerar sebagai orang asing—walaupun sebagai orang asing sering dianggap warga kelas dua, diremehkan—tapi Tuhan ingin dia tinggal di sana.

Dunia bukan tempat tinggal selama-lamanya, memang kita seperti tinggal di negeri asing. Selama di dunia menantilah dengan bijak, sedikit berupaya, banyak berserah, tapi bukan berarti tidak bekerja. Sama seperti Daud, di lokasi yang sama, yang pertama Tuhan berkata maju, yang kedua Daud harus menunggu strateginya Tuhan. Ketika kita sedang menantikan Tuhan, tunggu sampai Tuhan berfirman. Ketika situasi tidak menentu, bertumbuh di dekat hati Allah. Kabar baiknya, inti kehidupan kita sedang diperkuat oleh Tuhan, bagian-bagian yang mati dan rusak sedang Tuhan tanggalkan. Ishak pegang janji Allah, ikuti saja Allah, Tuhan tidak tinggal diam. Kejadian 26:12 - Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN. Ishak dengar firman Allah, ia menghadapi fakta tapi tetap menabur. Tetaplah menabur di masa sukar.

Menabur seperti apa?

1.   Menabur kasih.

      Bukankah kita sudah menerima kasih Allah, kita bisa menabur kasih Allah. 1 Samuel 22:2, waktu Daud lari menghindar dari raja Saul, jelas-jelas dia sudah diurapi menjadi raja oleh Samuel, tapi secara fakta dia belum menjadi raja. Dalam pelariannya dia diikuti 400 orang yang sedang menghadapi masalah, tidak berpotensi membantu dia. 1 Samuel 23:13, bahkan jumlahnya bertambah menjadi 600 orang. 1 Samuel 24:7; 26:11. Dua kali Daud punya kesempatan untuk membunuh raja Saul, tapi dia tidak lakukan. Daud tetap menabur kasih, Daud tetap hormati Saul, dia mengijinkan kuasa Tuhan yang berlaku.

      1 Samuel 25:14. Ketika sedang jadi pelarian, Daud dan pasukannya menjadi pagar tembok untuk seorang kaya yaitu Nabal. Gembala-gembala Nabal diberkati lewat keberadaan mereka, tapi Nabal tidak menghargainya. Daud kesal dan berniat membunuh Nabal, tapi istri Nabal mencegahnya. Tidak ada alasan untuk tidak menabur kasih, yang akan membalas adalah Tuhan.

2.   Menabur iman.

      Ketika Daud kembali ke Ziklag setelah membantu raja Akhis, ia dan pasukannya mendapati keluarga mereka sudah ditawan oleh orang Amalek. 1 Samuel 30:6, orang-orangnya kecewa dan berencana untuk melepari Daud. Di tengah masa yang sukar, Daud menguatkan imannya. Ayat 19,20, waktu Daud menabur, Tuhan yang menolong, Tuhan kembalikan utuh. Ayat 23-26, bahkan mendapat jarahan, Daud membagi-bagikan jarahan kepada seluruh pasukannya—yang ikut dan yang tidak ikut berperang menerima bagian yang sama. Daud juga membagikan di kota tempat ia tinggal, Daud menjadi berkat.

3.   Menabur dalam kebenaran Allah.

      1 Samuel 31, peristiwa Saul mati. 2 Samuel 1:17,18, meresponi kematian Saul dan Yonatan. Daud memberi perintah untuk menyanyikan nyanyian ratapan, itu tertulis dalam Kitab Orang Jujur. Di tengah masa yang sukar Daud tetap bertumbuh di hati Allah. Sehingga ketika musuhnya mati, hatinya susah, tapi ia bisa tetap tabur dalam kebenaran Allah, bukan basa-basi.

Hosea 10:12 - Menaburlah bagimu sesuai dengan keadilan [sesuai kebenaran Allah], menuailah menurut kasih setia! Bukalah bagimu tanah baru, sebab sudah waktunya untuk mencari TUHAN, sampai Ia datang dan menghujani kamu dengan keadilan. Ketika kita menabur dalam kasih, iman dan kebenaran Allah, bukan hanya karena sekadar normatif, kita akan menuai menurut kasih setia Tuhan. Kasih setia Tuhan itu yang menyertai bukan hanya di masa Daud hidup, bahkan sampai zaman Hizkia—hidup 300 tahun sesudah Daud— keturunan Daud masih diingat Tuhan. Daud dan keturunannya menikmati kasih setia Tuhan. Jangan bosan menabur!

Amin.