Response + Ability

. Hits: 171

Ringkasan Khotbah Ibadah Sulung III, 2 Januari 2022 – Oleh Pdt. Andrew M. Assa

Tidak ada yang bisa memisahkan kita dari kasih Kristus. Ketika kita di dalam dunia, bahkan dalam kelemahan dan keterbatasan kita, kasih Tuhan tetap adalah kasih yang menyelamatkan.

Yunus gagal taat, namun kasih Allah tetap hampirinya. Yunus tiga hari berada di perut ikan, di sana ia tidak hancur karena tangan Tuhan tetap menopang hidupnya, Tuhan masih punya rencana penyelamatan. Markus 6:45. Yesus memerintahkan murid-murid-Nya untuk lebih dulu menyeberang ke Betsaida. Di tengah lautan mereka ditimpa badai, mereka harus melewati gelombang, mereka berpikir mereka harus bertanggung jawab, tapi seperti ditinggalkan sendirian. Yesus berjalan di atas badai itu dan Ia hampiri murid-murid-Nya. Markus 6:50 - Tetapi segera Ia berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" Peristiwa ini ditulis di Injil Matius, Markus dan Yohanes. Yohanes 6:21. Seketika itu juga bukan hanya badainya reda, mereka sampai ke pantai yang mereka tujui, padahal mereka sedang dua tiga mil di tengah danau (ayat 19). Ketika kita sadar tidak ada dapat memisahkan kita dari kasih Kristus, apakah kita berkehendak, mengijinkan Yesus masuk dalam perahu hidup kita? Dia adalah Allah atas ruang dan waktu. 

Kisah Rasul 17:26 - And hath made of one blood all nations of men for to dwell on all the face of the earth, and hath determined the times before appointed (sudah menentukan waktu sebelum ditetapkan), and the bounds of their habitation; [KJV]. Ingat yang menciptakan waktu adalah Tuhan, itu sebabnya Tuhan tidak masuk ke dalam ruang waktu, karena Dia yang menciptakan. Tuhan menentukan waktu sebelum itu ditetapkan. Kejadian 1:14, di hari keempat ketika Tuhan menciptakan benda-benda di langit untuk menentukan batas-batas waktu, Tuhan menciptakan jagad raya untuk menetapkan waktu. Dia tetap berkuasa bahkan menjungkir balikkan logika sekalipun. Matahari—menurut kita, pusat kehidupan di jagad raya—diciptakan dihari keempat, dihari ketiga Tuhan memisahkan darat dan laut, Tuhan menumbuhkan pohon-pohonan yang berbuah dan berbiji. Ilmu pengetahuan berkata tidak mungkin. Tapi kalau Allah berfirman, kitab Wahyu mengatakan pohon bisa ada dan berbuah karena Allah sendiri yang jadi terangnya, Ia sendiri yang menopang jagad raya dengan terang kehidupan. Ketika kita percaya Ia adalah Allah atas ruang dan waktu, jangan hanya sekadar jadi pengetahuan, tapi alamilah perjumpaan pribadi dengan Tuhan, mengalami firman dalam keseharian. Itulah bentuk responsibility/tanggung jawab kita.

Ketika Abraham bertanggung jawab dengan kehidupan, Tuhan bekerja atas Abraham, dan itu juga Tuhan akan kerjakan dalam hidup kita. Pertama, Tuhan akan perbesar kapasitas mental kita. Kapan? Ketika kita harus mengalami masalah dalam kehidupan, tapi tetap percaya kepada Tuhan. Tetap responi fakta seperti firman yang kita imani. Kedua, Tuhan akan utus orang-orang di sekitar kita menjadi aset untuk mewujudkan rencana Allah. Baik atau pun buruk, orang-orang di sekitar kita, Tuhan sedang pakai mereka untuk membentuk kita masuk menggenapi rencana Allah. Ketiga, Tuhan sedang melipatgandakan apa yang kita kerjakan, Tuhan yang memberi pertumbuhan.

Bagaimana respon kita? Bicara tentang responsibility (tanggung jawab), terdiri dari dua kata response & ability. Ketika kita meresponi, berapa banyak kali kita berpikir tanggung jawab adalah ketika saya meresponi dengan kemampuan saya. Tapi sebetulnya ketika kita masuk dalam rencana Allah, kita responi firman Allah, kita sedang bersinggungan dengan kemampuan Allah. 

Dua hal yang Abraham kerjakan ketika dia meresponi rencana Allah:

Pertama, Ibrani 11:11,12. Allah yang berfirman adalah Allah yang setia. Dari satu orang yang impoten terpancar keturunan besar. Roma 4:18-20, sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, Abraham tetap berharap juga. Ketika Abraham percaya Allah itu setia, rupanya kepercayaannya itu menular sehingga dia tetap bisa jadi setia. Kejadian 18:1,2, usia Abraham sudah 99 tahun, sudah 24 tahun sejak Allah bicara Abraham akan punya anak. Abraham tetap setia menunggui pintu kemah tanggung jawabnya. Ketika kita percaya Allah yang memberi janji itu setia, kepercayaan kita akan membuat kita bertindak sesuai dengan kepercayaan kita. 

Kedua, Abraham di dalam urapan Tuhan. Zaman itu belum ada Roh Kudus, hubungkan dengan Galatia 3:13. Hukum Taurat menuliskan orang yang tergantung antara bumi dan langit itu terkutuk. Kristus sudah menanggung kutuk Ulangan 21:23. Kenapa Kristus harus tergantung disalib? Yesus orang Yahudi, seharusnya kematian dengan cara Yahudi, dirajam batu, tapi Allah tetap berkuasa supaya Yesus diserahkan kepada pihak Romawi, sehingga cara Romawi adalah menyalibkan. Rupanya ada rencana tentang salib. Galatia 3:14 - Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu. Lukas 24:49, sebelum Yesus disalibkan Yesus berkata nantikanlah janji Bapa. Kisah Rasul 1:8; Yohanes 14:26; Yohanes 16:13. Roh Kudus penolong kita. Dia adalah janji Bapa dan Dia berikan kuasa. Ketika kita penuh dengan Roh Kudus ada kuasa yang besar. Ketika kita dipimpin Roh Kudus, diingatkan, dari kebenaran kepada segala kebenaran, kita sedang menggenapi firman Allah. Yesaya 54:14, kita diteguhkan di atas kebenaran bukan karena kuat dan gagah kita, tapi karena Roh Kudus yang menuntun kita. Yesaya 54:13, kita dimuridkan oleh Tuhan. Yesaya 54:17, kebenaran kita terima dari Tuhan karena korban Yesus yang sempurna di kayu salib sehingga kita diteguhkan atas kebenaran itu, dan kita terima janji Allah, pimpinan Roh Kudus yang akan akan terus mengingatkan kita.

Amin.