Delay

. Hits: 159

Ringkasan Khotbah Minggu Sore, 13 Maret 2022 - Oleh Pdm. Henny Meiske Assa

1 Tawarikh 12:32,Dari bani Isakhar orang-orang yang mempunyai pengertian tentang saat-saat yang baik, sehingga mereka mengetahui apa yang harus diperbuat orang Israel: dua ratus orang kepala dengan segala saudara sesukunya yang di bawah perintah mereka.“ Bani Isakhar memiliki keistimewaan yaitu pengertian tentang waktu Tuhan. Waktu Tuhan sukar untuk kita mengerti dan kita ketahui.

Bicara tentang delay, ini adalah istilah yang sering digunakan untuk penundaan waktu berangkat penumpang pesawat. Saat delay diumumkan, penumpang pesawat rata-rata tidak senang. Lalu apa yang perlu kita lakukan saat permintaan kita tertunda? Menunggu. Tidak ada seorang pun suka menunggu. Lalu mengapa Allah ijinkan kita menunggu penggenapan janji Tuhan?

Yohanes 11:1-6, Lazarus sedang sakit, lalu saudaranya yaitu Marta dan Maria meminta Yesus datang. Namun, Yesus sengaja menunda kedatangan-Nya. Tampak aneh karena Yesus tidak cepat-cepat datang, bahkan baru tiba saat Lazarus 4 hari dikubur. Alasannya adalah Yesus mengasihi Marta, Maria, dan Lazarus, supaya mereka menerima pewahyuan tentang Yesus. Kalau Yesus datang saat Lazarus sakit, mereka hanya akan mengenal dan mengalami Yesus sebagai penyembuh saja. Yesus adalah kebangkitan dan hidup. Lazarus mengalami pemulihan kualitas dan kuantitas, tubuhnya lebih dari kemarin. Ketika mengalami Kristus secara pribadi, apa pun yang hilang akan Tuhan kembalikan.

Saat kita mengalami penundaan, Iblis mulai mengganggu pikiran kita. Saat Iblis mulai menuduh, kita mulai gagal fokus. Sebetulnya, penundaan membuat kita mengalami pewahyuan tentang Kristus, jangan tertuduh dengan perkataan Iblis.

Kejadian 16:2, Abraham mendengarkan perkataan Sara untuk menghampiri Hagar. Saat Hagar tahu dia mengandung, Hagar mulai memandang rendah Sara. Sara mulai mempersalahkan Abraham. Lalu Abraham mulai mempertanyakan janji Tuhan. Dalam 20 tahun masa penantian anak, ada hal-hal luar biasa yang terjadi pada Abraham dan Sara. Sara dipulihkan Tuhan secara fisik, karena saat janji Tuhan datang, ia sudah mati haid. Namun, saat Abraham bertemu Abimelekh, Sara tampak cantik hingga Abimelekh terpesona. Sebelum penggenapan janji Tuhan, Tuhan memulihkan fisik Sara terlebih dulu supaya ia siap menerima penggenapan janji Allah, karena wanita tua renta tidak ada kekuatan untuk mengandung.

Dalam penundaan menanti janji, Kejadian 20:17-18, Abraham berdoa untuk kandungan istri dan budak Abimelekh yang tertutup. Saat Abraham berdoa, Tuhan pun membuka kandungan Sara, Kejadian 21. Abraham menanti hal yang sama, tetapi ia tetap berdoa bagi Abimelekh. Sekali pun kita sedang sakit, jangan berhenti berdoa untuk orang yang juga sedang sakit. Jangan berhenti melayani orang lain meski pun kita belum bisa melihat janji Tuhan dalam kehidupan kita. Kadang kita hanya fokus pada kepentingan kita sendiri. Yang Allah mau, kita mulai terlibat mendoakan dan menolong orang lain di sekitar kita. Dalam penundaan, waktu dan berkat kita yang terhilang akan Tuhan kembalikan. Keadaan kita akan lebih baik lagi dari sebelumnya.

Ibrani 6:11-12, “Tetapi kami ingin, supaya kamu masing-masing menunjukkan kesungguhan yang sama untuk menjadikan pengharapanmu suatu milik yang pasti, sampai pada akhirnya, agar kamu jangan menjadi lamban, tetapi menjadi penurut-penurut mereka yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian dalam apa yang dijanjikan Allah.” Kuncinya adalah iman dan kesabaran, bukan karena perbuatan kita saat menanti janji Tuhan. Ibrani 6:13-15, “Sebab ketika Allah memberikan janji-Nya kepada Abraham, Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri, karena tidak ada orang yang lebih tinggi dari pada-Nya, kata-Nya: ‘Sesungguhnya Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan akan membuat engkau sangat banyak.’ Abraham menanti dengan sabar dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya.

Amin.