Hidupku Tersedia Bagi-Mu

. Hits: 135

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 8 Mei 2022 Oleh Pdt. Andrew M. Assa

Kesanggupan ilahi hanya dibatasi oleh kehendak bebas kita. Ketika kehendak bebas kita menolak atau tidak sefrekuensi dengan Dia, maka kesanggupan-Nya itu justru dibatasi oleh kehendak kita sendiri. Permasalahannya, Tuhan Mahakuasa, tapi berapa banyak kali manusia tidak satu frekuensi dengan ke-Mahakuasaannya Tuhan. Apakah hidup kita tersedia buat Tuhan? Ketika kita membuka hati untuk Tuhan dan Roh Kudus bekerja, Roh Allah akan membuat kita satu frekuensi dengan Tuhan.

Lukas 1:67-68, ketika Zakharia penuh dengan Roh Kudus dia bernubuat: terpujilah Tuhan yang sedang melawat umat-Nya, memberikan kelepasan buat kita. Kepenuhan Roh Kudus bukan membuat kita lebih suci dari dari yang lain, tapi justru membuat kita mengerti waktu lawatan Allah dan kita bisa melepaskan kuasa lawatan terjadi bagi seluruh umat manusia. Lukas 1:76-79. Yohanes pembaptis akan mempersiapkan jalan bagi Tuhan, memberikan pengertian akan keselamatan karena kita diampuni, bukan karena usaha kita. Keselamatan dimulai dari Allah, ketika Allah berkarya dan kita meresponinya. Mungkin kita berada dalam kegelapan dan naungan maut, tapi kabar baiknya Surya Kebenaran kita melawat kita. Ijinkan Surya Kebenaran meneranginya maka Dia akan bereskan, benahi hidup kita, bahkan Tuhan yang akan arahkan kaki kita.

Berapa banyak kali kita berpikir lawatan Allah itu seperti konsep kita, misalnya ketika berada di KKR tertentu. Tidak! Bagaimana lawatan Allah itu terjadi? Lukas 1:9,13. Zakharia dilawat Tuhan bukan pada saat perayaan, justru saat dia lakukan tanggung jawab rutinitas kesehariannya. Nama Zakharia artinya Jehovah remember (Tuhan mengingat), Elisabet: oath of God (sumpah Tuhan), Yohanes: Jehovah is gracious giver (Tuhan adalah pemberi yang murah hati). Tuhan mengingat sumpah-Nya dan Dia akan akan memberikan anugerah-Nya dengan berlimpah. Berapa banyak kali kita tidak sefrekuensi dengan Tuhan? Ketika kita tidak satu frekuensi dengan Tuhan, itulah yang membatasi.

Tuhan berjanji dan Tuhan ingat janji-Nya, bahkan Tuhan memberikan tanda yaitu pelangi (Kejadian 9:13-17). Allah yang mengingat lewat semua situasi alam, tapi sayangnya, Lukas 1:18 [God’s Word] -Zakharia berkata kepada malaikat itu, “Apa buktinya untuk ini? Saya sudah tua, dan istri saya sudah melampaui usia suburnya.” [The Living Bible] - ... “Apakah Anda mengharapkan untuk saya percaya ini? ... Ketika Tuhan berfirman, bahkan Zakharia yang adalah seorang imam, selalu dekat dengan hadirat Allah, tapi tidak jadi jaminan dia satu frekuensi dengan Allah. Zakharia lebih satu frekuensi dengan faktanya. Pernahkah kita dalam situasi seperti itu, saat Tuhan berfirman tapi hati kita berkata ‘ora ngandel’ [bhs. Jawa]? Makin kita dengar firman, biarlah makin ijinkan firman melembutkan hati kita dan membuat kita satu frekuensi dengan Tuhan.

Lukas 19:44, Allah melawat umat-Nya, tapi yang terjadi Lukas 19:42 - kata-Nya: "Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu. Biarlah Tuhan mencelikkan mata kita, ijinkan Roh Kudus berkarya dan memberikan pewahyuan tentang kasih Allah. Lukas 1:20, kabar baiknya, Tuhan tetap berkarya buat Zakharia. Zakharia dan Elisabet sudah sangat tua dan Elisabet pun sudah mandul. Ketika Zakharia terima pewahyuan itu dia berjalan dengan iman, buktinya Lukas 1:23-25.

Lukas 1:39-41. Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus. Elisabet keluarkan perkataan nubuatan ketika dia dengar salam saat Maria mengunjunginya. Lukas 1:42-43. Elisabet tidak tahu kondisi Maria yang disalahpahami banyak orang, tapi dia menyuarakan perkataan dari Roh Kudus yang meneguhkan Maria. Ketika kita satu frekuensi dengan Allah, dipenuhkan dengan Roh Kudus, hidup kita akan diberkati dan memberkati orang lain.

Lukas 1:57, Elisabet bisa melahirkan di masa tua. Pengharapan itu tidak mengecewakan ketika kita seirama dengan Tuhan. Roma 5:5, Roh Kudus akan memberikan pewahyuan tentang kasih Allah. Kita aman di dalam kasih Allah, walaupun kita tidak sempurna, sama seperti Zakharia. Galatia 3:7,9,14, siapa yang percaya Yesus disebut anak-anak Abraham dan berhak menikmati janji Allah bagi Abraham. Abraham juga menikmati lawatan Allah di masa tua (masa mustahil). Ketika Abraham alami, bahkan Allah sampai bersumpah Ibrani 6:13. Siapa kita, bahkan Allah bersumpah demi diri-Nya? Ibrani 6:17 [FAYH] - Allah  juga mengikat diri-Nya dengan sumpah, sehingga apabila Ia menjanjikan pertolongan kepada seseorang, orang itu akan benar-benar yakin dan tidak usah takut bahwa Allah akan mengubah rencana-Nya. Apakah kita benar-benar yakin kepada janji Allah, kepada firman-Nya? Berapa banyak kali kita takut, saya tidak sempurna. Kabar baiknya, sama seperti Tuhan bicara pada Zakharia yang tadinya tidak satu frekuensi dengan Dia, tapi apakah kita mau meresponi Dia?

Amin.