Ringkasan Khotbah Minggu Sore, 24 Juli 2022 Oleh Pdt. Toni Aris Santoso
Amsal 29:18 - Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum. Wahyu = visi, yaitu impian yang didasari pada tuntunan dan bimbingan Tuhan, tujuannya keselamatan dengan melakukannya sesuai dengan kehendak Tuhan. Visi yang dunia sampaikan tanpa melibatkan Tuhan akan jadi ambisi, mementingkan kesenangan pribadi atau golongan. Yesaya 55:8 - Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Dalam visi ada sebuah tujuan. Biarlah setiap rencana yang kita kerjakan dalam hidup kita selalu melibatkan Tuhan, karena rancangan Tuhan, jalan Tuhan bukan jalan kita. Kita kadang punya rancangan sendiri, kalau dikerjakan dengan kekuatan kita, cenderung menjadi visi dunia yang hanya untuk kesenangan sendiri. Kalau bukan visi dari Tuhan maka liarlah rakyat dan merupakan jalan menuju kebinasaan. Kalau impian seseorang didasari ambisi, hanya untuk menyenangkan diri, akan dikerjakan dengan menghalalkan segala cara untuk memperolehnya.
Bagaimana kita memiliki visi yang dari Tuhan?
1. Kita harus memiliki pengenalan yang benar kepada Tuhan.
Hosea 4:6. Ada umat Tuhan yang binasa karena tidak mengenal Allah. Bangsa Israel tahu siapa Tuhan itu, pemeliharaan bahkan penyertaan Tuhan luar biasa yang Tuhan kerjakan dalam hidup mereka. Kita sudah menikmati kasih Tuhan, tapi belum tentu semua mengenal Tuhan. Ketika bangsa Israel menghadapi proses dalam perjalanan mereka, saat haus, lapar, mereka bersungut-sungut kepada Tuhan. Seseorang yang mau mengalami pengenalan yang benar akan Tuhan, dia harus mau diproses oleh Tuhan sehingga imannya bisa bergerak. Kita tidak bisa dikatakan sebagai orang beriman kalau tidak ada bukti. Kita harus mau diproses. Ketika Tuhan ijinkan kita masuk dalam lembah-lembah kekelaman, apakah kita mau tetap percaya pada Tuhan, sehingga kita menjadi umat yang teguh di dalam Tuhan? Tetaplah percaya Tuhan, mendekatkan diri pada Tuhan, selalu bersyukur dalam segala hal. 1 Tesalonika 5:18.
Ketika kita mau melibatkan Tuhan dalam keadaan apapun, kita bisa melihat kebaikan Tuhan. Orang yang tidak mengenal Tuhan adalah orang yang akan mengalami kebinasaan dalam hidup mereka. Pengenalan akan Tuhan harus kita kejar, raih dengan sungguh-sungguh dan harus mau diproses oleh Tuhan. Percayalah Tuhan menyertai dan memberi kemampuan untuk melewati semua. Ibrani 12:5. Segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita—sesuatu yang buruk misalnya, semua diijinkan Tuhan untuk mengingatkan kita. Menjadi peringatan melalui proses itu tetap ada campur tangan Tuhan dalam hidup kita.
Hosea 6:3, mengenal Tuhan bukan sesuatu yang pasif, tapi harus kita lakukan, harus ada usaha untuk lebih lagi. Amsal 2:4-5, mengenal Tuhan tidak stagnan, tapi seperti mengejar perak atau harta yang terpendam, berusaha dengan sungguh-sungguh.
2. Kita harus senantiasa melekat pada Tuhan.
Mazmur 91:4-6. Orang yang mau memiliki visi dari Tuhan harus punya kedekatan dengan Tuhan. Yohanes 15:1-7, kalau kita melekat pada Tuhan maka kita akan memiliki pertumbuhan dan menjadi berkat/berbuah. Kalau tidak berbuah akan dibuang dan dibakar.
3. Memiliki pandangan yang sama dan sejalan dengan Tuhan.
Sebagai contoh dalam Kejadian 13:10-11. Pegawai Abraham dan Lot bertengkar karena padang penggembalaan. Lot memandang pada sebuah fakta di lembah Yordan dia melihat tanah yang seperti taman Tuhan. Tetapi ketika Lot tidak melibatkan Tuhan di dalamnya, tanah yang dipilihnya terdapat orang-orang jahat di mata Tuhan sehingga dimusnahkan. Akhir hidup Lot, istrinya menjadi tiang garam, kawin dengan anak-anaknya sendiri. Tapi Abraham melibatkan Tuhan dan Tuhan berkata: "Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke timur dan barat, utara dan selatan, sebab seluruh negeri yang kaulihat itu akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu untuk selama-lamanya.” (Kejadian 13:14-15).
Ulangan 11:11-12 - [11:11] Tetapi negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya, ialah negeri yang bergunung-gunung dan berlembah-lembah, yang mendapat air sebanyak hujan yang turun dari langit; [11:12] suatu negeri yang dipelihara oleh TUHAN, Allahmu: mata TUHAN, Allahmu, tetap mengawasinya dari awal sampai akhir tahun. Meskipun rasanya tidak menguntungkan, tapi kalau melibatkan Tuhan, Tuhan yang akan memelihara hidup kita, tidak ada yang bisa membatasi kebaikan-kebaikan Tuhan untuk tetap bekerja dalam hidup kita.
Milki visi dari Tuhan, libatkan Tuhan. Ketika kita libatkan Tuhan, impian kita akan berhasil.
Amin.

