Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 31 Juli 2022 Oleh Pdt. Andrew M. Assa
Efesus 1:17-19, “[1:17] dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. [1:18] Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, [1:19] dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya,” Kita bisa minta visi dan Roh hikmat kepada Tuhan untuk mengenal Tuhan yang beserta kita dan yang mengenal kita. Tuhan yang di dalam kita lebih besar dari situasi kita. Tuhan sudah menentukan bagian kemuliaan meskipun situasi kita buruk. Tuhan berikan visi dan otoritas, tetapi ada yang percaya dan ada yang tidak percaya.
Mazmur 91:13, yang kita langkahi bukan hanya sekedar cacing, tetapi singa dan ular tedung. Yesus mengatakan hal serupa dalam Lukas 10:19, ”Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu.” Lalu percayakah kita? 2 Korintus 4:4, “yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.” Rasul Paulus mengatakan manusia dibutakan oleh ilah jaman. Ada banyak yang bisa percaya Yesus tinggal dalam kita, tapi tidak percaya kuasa-Nya, sama seperti orang Nazaret yang tidak percaya Yesus adalah Tuhan karena Yesus tinggal di sana. 1 Petrus 5:8, “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.” Iblis menakut-nakuti kita dengan aumannya, dan akhirnya membuat kita mudah menjadi mangsa. Tetapi ada mangsa yang tidak pernah bisa ditelan, karena dia tetap lebih percaya kuasa Tuhan yang lebih besar. Ketika kita deklarasikan firman, firman tidak pernah gagal.
Hakim-hakim 14:5, Simson menghadapi masalah jasmani. Simson mengetahui ada singa mengaum yang mengancam perjalanannya. Hakim-hakim 14:6, “Pada waktu itu berkuasalah Roh TUHAN atas dia, sehingga singa itu dicabiknya seperti orang mencabik anak kambing -- tanpa apa-apa di tangannya. Tetapi tidak diceriterakannya kepada ayahnya atau ibunya apa yang dilakukannya itu.” Saat berada dalam situasi berbahaya, Roh Allah sudah ada dalam diri Simson dan Roh Allah berkuasa. Roh Allah juga bekerja dalam hidup kita sehingga kita dapat mengakui Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat. Namun permasalahannya, saat menghadapi fakta, mana yang sering muncul? Roh zaman ini atau Roh Allah? Saat kita terancam, Roh Allah berkuasa atas hidup kita. Kekuatan kita terbatas, tetapi kuasa Roh Allah tidak terbatas. Simson sanggup mencabik singa itu tanpa peralatan perang, tepatlah yang dikatakan dalam Zakharia 4:6, “Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku”. Kekuatan dan kekuasaan kita terbatas, tetapi ketika kita percaya, Roh Allah berkuasa atas kita. Zakharia 4:7 [KJV], “... and he shall bring forth the headstone thereof with shoutings, crying, Grace, grace unto it.” Kita tidak bisa merubah situasi, tapi kita bisa sorakkan “kami butuh kasih karunia!”
2 Korintus 4:7-9, “Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.” Apakah kita sedang teraniaya masalah? Kita tidak ditinggalkan sendirian. Ada kuasa Allah yang besar yang tinggal dalam kita. Bukan karena kita, semua karena Tuhan.
2 Korintus 3:5, “Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah.”
Amin.

