Kemuliaan Tuhan Atas Indonesia

. Hits: 186

Ringkasan Khotbah Minggu Sore, 21 Agustus 2022 Oleh Pdt. Andrew M. Assa

Ada banyak jalan keluar, kemenangan yang dialami ketika kita ikuti caranya Tuhan. Saat itu Gideon sedang melawan ratusan ribu pasukan Midian, sedangkan pasukan Gideon hanya 300 orang. Kalau dipikir pertempuran ini tidak sebanding, dan rasanya aneh senjata pasukan Gideon. Hakim-hakim 7:20 - Demikianlah ketiga pasukan itu bersama-sama meniup sangkakala, dan memecahkan buyung dengan memegang obor di tangan kirinya dan sangkakala di tangan kanannya untuk ditiup, serta berseru: "Pedang demi TUHAN dan demi Gideon!" Meniup sangkakala = menyanyi, buyung = tanah liat kedagingan kita, obor = firman Allah. Apakah dengan senjata itu mereka bisa menang?

Ayat 22, ketika mereka tiupkan sangkakala meuji Tuhan, hati mereka tetap terarah kepada Tuhan, peperangan adalah miliknya Tuhan dan Tuhan sudah selesaikan.

Yesaya 40:3-5, Markus 1:2-4 mengutip ayat ini, orang yang berseru-seru untuk mempersiapkan jalan Tuhan itu adalah Yohanes pembaptis. Ketika kemuliaan Tuhan terbit atas manusia memang dikerjakan oleh Yohanes pembaptis, tapi ayat ini berlaku untuk kita juga. Mungkin kita berdalih, saya jemaat biasa, lalu apa yang harus saya serukan? Maleakhi 3:1 - Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam. Sebelum sebuah penggenapan, Tuhan sudah sediakan utusannya. Tugas kita menyuarakan iman kita. Ketika kita masuk dalam pergerakannya Allah, kita harus menyerukan suara Tuhan, menyerukan iman kita, dengan seketika Tuhan sendiri yang akan mewujudkannya.

Nehemia mendengar ada keruntuhan di bangsanya. Nehemia 1:4 - Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit, Sepertinya itu bukan tanggung jawab Nehemia. Nehemia bukan seorang nabi, dia pegawai istana, tapi dia mulai berdoa. Nehemia 1:8-9. Di dalam meresponi keadaan, Nehemia ingat firman Allah, dia serukan/perkatakan firman Tuhan. Tuhan yang bertindak mengumpulkan yang tercerai-berai.

Nehemia berdoa, raja Arthasasta mengijinkan dia untuk pulang ke Yerusalem. Nehemia 2:11-15, Nehemia pada waktu malam mulai mengidentifikasi dimana keruntuhannya. Mungkin kita berpikir kita tidak punya sumber daya untuk menutup lembah-lembah, meratakan gunung dan bukit. Ganti kita melakukan protes, kita identifikasi, amati dan bawa dalam doa, itu tindakan seperti menutup lembah, meratakan gunung dan bukit.

Nehemia 3:10 - Berdekatan dengan dia Yedaya bin Harumaf mengadakan perbaikan, tepat di depan rumahnya, dan berdekatan dengan dia Hatus bin Hasabneya. Nehemia gerakkan orang-orang di posisi masing-masing yang ada di kota Yerusalem untuk membangun. Nehemia 3:23, 28-30, mereka lakukan perbaikan di depan rumahnya, di samping rumahnya, tidak jauh-jauh. Di dalam keruntuhan bangsa ini, Tuhan hanya ingin kita berperan aktif di masing-masing posisi kita, menjadi kesaksian bagi orang-orang sekitar kita. Dimana pun kita berada jadilah agen perubahan, lakukan dengan iman, jangan menyerah. Kabar baiknya, kebangunan rohani tidak hanya dikerjakan para pria, perempuan juga Allah panggil untuk jadi bagian kebangunan rohani (ayat 12).

Nehemia 6:15-16 - ... Ketika semua musuh kami mendengar hal itu, takutlah semua bangsa sekeliling kami. Mereka sangat kehilangan muka dan menjadi sadar, bahwa pekerjaan itu dilaksanakan dengan bantuan Allah kami. Dalam durasi 52 hari tembok Yerusalem yang begitu besar diselesaikan dengan bantuan Allah. Jadilah anggota masyarakat dan kerjakan di posisi masing-masing, ada tangan Tuhan yang menyertai.

Tuhan berjanji: Yesaya 42:16 - Aku mau memimpin orang-orang buta di jalan yang tidak mereka kenal, dan mau membawa mereka berjalan di jalan-jalan yang tidak mereka kenal. Aku mau membuat kegelapan yang di depan mereka menjadi terang dan tanah yang berkeluk-keluk menjadi tanah yang rata. Itulah hal-hal yang hendak Kulakukan kepada mereka, yang pasti akan Kulaksanakan. Kalau Tuhan berfirman, Tuhan yang genapi. Permasalahannya, adakah orang yang mau pegang firman Allah? Ketika kita mau jadi pemegang firman Allah, kita ijinkan firman kita simpan dalam hati kita, kita kerjakan yang di depan rumah kita, di posisi kita. Ingat, kekuatannya dari Tuhan untuk mewujudkan semuanya ini, untuk memulihkan bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia membutuhkan kita yang mau berpegang pada firman Allah, Tuhan sendiri yang akan bertindak bagi kita.

Amin.