Victim or Victor ?

. Hits: 359

Ringkasan Khotbah Minggu Sore, 10 Desember 2017 Oleh - Pdt. Andrew M. Assa

1 Korintus 1:26-29 - [1:26] Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang. [1:27] Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, [1:28] dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, [1:29] supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah.

Tuhan paling ahli membuat yang lemah jadi seorang yang fenomenal. Rasul Paulus tegaskan apa yang dianggap hina, lemah oleh dunia, Allah mau pilih orang itu ketika ia tersedia untuk Allah. Ketika melihat orang yang berdosa, Tuhan selalu punya pengharapan. Berapa banyak kali kita berpikir kita ini korban iblis sehingga kita jatuh dalam dosa. Tidak! Kita adalah pemenang, di dalam Tuhan, Allah melihat orang berdosa adalah obyek kasih Allah.

Lukas 15:1 - Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia.

Lukas 15:2 - Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: "Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka."

Kita masuk di golongan yang mana? Sebetulnya kita ada dalam pilihan menjadi korban (victim) atau pemenang (victor), mana yang kita imani? Kehadiran Tuhan selalu ingin memulihkan, Tuhan mengasihi semua orang dan ingin menyelamatkan.

Roma 4:17.

Ketika Tuhan melihat pribadi-pribadi bukan berdasarkan yang di depan mata, buktinya Markus 3:16. Ketika Yesus memilih murid-Nya, Ia memilih Simon yang artinya bambu (tidak punya pendirian), Yesus tahu tentang kepribadian, masa depan dan karakternya, tapi Yesus memanggilnya Petrus (artinya batu karang).

Namun ini kenyataannya, Matius 14:28,29 - [14:28] Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air." [14:29] Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus.

Yesus hanya punya satu kata: “Datanglah!” cukup untuk menahan Petrus yang masih “ledha-ledhe” dari hukum alam. Ketika kita percaya pada firman Allah, Tuhan sanggup menopang kita.

Matius 14:30,31. Detik sebelumnya Petrus mengalami mukjizat tapi detik berikutnya ketika ia melihat situasi ia tenggelam. Yesus tahu bahwa Petrus masih dalam proses belum sempurna, tapi Yesus segera menolongnya. Bahkan sebelum Yesus disalibkan, Petrus berani sesumbar, "Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!" (Lukas 22:33) tapi kenyataannya Petrus malah mengutuk dan bersumpah tidak mengenal Yesus (Matius 26:74).

Yesus pernah sampaikan firman kepada murid-murid-Nya sebelum peristiwa ini, “Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga." (Matius 10:33).

Hukum Taurat sudah digenapi oleh Yesus. Petrus melanggar firman Allah, melanggar perkataan Yesus sendiri tapi Petrus punya sikap yang berbeda, bukan victim tapi ia sadar ia adalah bagian dari rencana Allah. Petrus pulang dan menyesal, ia tidak tahu harus berbuat apa lagi, ia coba tinggalkan pelayanan dan kembali menjadi nelayan.

Yohanes 13:21-30. Berbeda dengan Yudas, murid lain yang dipercaya Yesus.

Lukas 22:3. Yudas membuka hatinya untuk iblis sehingga kerasukan iblis. Yudas menjual Yesus dengan 30 keping perak. Tuhan mengasihi Yudas, Tuhan beri peringatan. Yesus ingin Yudas menjadi pemenang bukan korban iblis.

Matius 27:3-4. Yudas menyesal karena sudah menyerahkan Yesus, dalam penyesalannya ia berpikir ia korban iblis. Hukum Taurat menuntut nyawa ganti nyawa, mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki (Keluaran 21:23; Ulangan 19:21). Yudas tahu firman Allah dan ia coba tebus kesalahannya dengan kekuatannya sendiri, ia gantung diri.

Petrus melanggar kasih karunia Allah, tapi ia sadar dan menyesal, berserah kepada Yesus. Yohanes 21:15-17. Yesus bertanya kepada Petrus, “Apakah engkau mengasihi (agape) Aku?” Petrus menjawab, “Aku hanya bisa philia.” Tuhan tahu keberadaan Petrus tapi Yesus berikan tanggung jawab untuk menggembalakan domba-domba-Nya. Sampai ketiga kalinya sepertinya Yesus menurunkan standarnya, “Apakah engkau mengasihi (philia) Aku?”

Yohanes 21:18-19. Yesus mulai menubuatkan akhir hidup Petrus. Tuhan punya rencana, Petrus punya kesempatan untuk memuliakan Allah. Menurut legenda, ketika kaisar Nero berkuasa, kaisar menganiaya orang-orang percaya. Waktu Petrus ada di Roma, menjelang matinya Petrus keluar dari Roma karena takut, Petrus melihat Yesus berjalan masuk ke kota Roma, akhirnya Petrus kembali ke Roma, di sana Petrus mati disalib terbalik.

Amin.