Siapa Yang Jadi Penguasa Hidup Kita?

. Hits: 128

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 20 November 2022 Oleh Pdt. Andrew M. Assa

Matius 14:13-20, sebelum menghadapi badai, Yesus memberi makan supaya mereka kuat menghadapi badai. Ketika kita beribadah, Dia sedang memberi lekhem (diberi makan). Dari kata lekhem turunannya lakhem = fight, berperang, Mazmur 23:5 - Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. Bukan berarti saat Yesus jadi Gembala tidak ada musuh, Tuhan yang ijinkan musuh itu ada di hadapan kita. Kabar baiknya Tuhan sediakan hidangan.

Keluaran 14:14, ketika kita mau terima hidangan/penyediaan dari Tuhan, Tuhan akan berperang (lakhem) bagi kita dan kita hanya diam saja. Tugas kita terima firman, mengimani, Tuhan yang berperang bagi kita. Sama seperti saat Daud menghadapi Goliat, dia datang dengan nama Tuhan yang tidak bisa dilihat karena Daud biasa lekhem. Apa yang kita makan, itu akan sangat mempengaruhi hidup kita.

Saul dari awal sudah menikmati anugerah Tuhan, sayangnya Saul hidupnya berakhir tragis. 1 Samuel 31:3-5. Saul bunuh diri. Saul hidup karena apa yang dia lihat, Saul ketika menjadi raja dari suku yang terkecil tapi Tuhan memilih dia. Gaya hidupnya terbiasa dengan apa yang dilihat mata. Awalnya sangat rendah hati, apa yang biasa dia makan mempengaruhi hidupnya. 1 Samuel 14:52. Sejak dari awal dia pilih pasukannya berdasarkan yang dia lihat. Gaya hidupnya berdasarkan apa yang dia lihat. Kalau tidak lihat bukti tidak percaya. Sehingga tidak heran dia menjadi sangat ketakutan karena apa yang dia lihat. 1 Samuel 17:11. Bahkan dia ketakutan ketika menghadapi anak menantunya sendiri, 1 Samuel 18:12,14. Satu kali pun Daud tidak pernah mengancam Saul. Orang yang hanya lekhem dari dunia ini hidupnya membanding-bandingkan dengan orang lain. Yang jadi penguasa dalam hidupnya fakta dunia ini, tergantung apa yang dia makan. Ukuran kita adalah penyediaan Allah, terima saja lekhem. Boleh kita saksikan berita dunia, tapi itu jangan menjadi konsumsi kita.

Daud pernah takut, 1 Samuel 23:15 - Daud takut, karena Saul telah keluar dengan maksud mencabut nyawanya. Ketika Daud ada di padang gurun Zif di Koresa. Daud bisa menggubah Mazmur 23:5, ketika Daud jadikan Tuhan sebagai Gembala. Bukan berarti tidak ada musuh, tapi dia biasa menikmati lekhemnya Tuhan. Ketika berhadapan dengn Goliat, Daud tidak datang dengan sumber daya yang hebat, yang kelihatan tapi dengan nama Tuhan. Dia tahu tantangan yang dihadapi adalah milik Tuhan. Daud tetap gunakan apa yang ada padanya (ketapel), mensyukuri apa yang ada di tangannya. Bahkan Daud berkata, aku akan memancung kepalamu, karena peperangan itu milik Tuhan. Kerjakan bagianmu dan engkau akan terima lekhem, penyediaan Tuhan.

Mazmur 59:1, Saul bermaksud membunuh Daud. Ayat 17, masalahnya belum selesai, Daud masih terancam tapi lekhem dari Tuhan membuatnya bisa berkata: Tetapi aku mau menyanyikan kekuatan-Mu, pada waktu pagi aku mau bersorak-sorai karena kasih setia-Mu; sebab Engkau telah menjadi kota bentengku, tempat pelarianku pada waktu kesesakanku. Mazmur 57:1, sikap Daud, ketika bersembunyi dalam gua ketidakpastian, ia tetap aman. Ayat 11, dia belum lepas dari gua, tapi sikapnya, dia bisa berkata sebab kasih setia-Mu besar sampai ke langit, dan kebenaran-Mu sampai ke awan-awan. Mazmur 54:1, dia dilaporkan oleh teman sebangsanya sendiri, dicari-cari kesalahannya. Kabar baiknya, Daud bisa berkata, [54:4] Ya Allah, dengarkanlah doaku, berilah telinga kepada ucapan mulutku! [54:6] Sesungguhnya, Allah adalah penolongku; Tuhanlah yang menopang aku. Daud belum selesai masalahnya tapi mau tetap bersyukur karena dia lekhem, selalu diberi makan Gembala Agung. Roh Kudus mengilhami ini Mazmur 18 identik dengan 2 Samuel 22. Mazmur ini ditulis ketika Tuhan sudah selesaikan masalah Daud, Mazmur 18:1.

Mazmur 18:49-50, [18:49] yang telah meluputkan aku dari pada musuhku. Bahkan, Engkau telah meninggikan aku mengatasi mereka yang bangkit melawan aku; Engkau telah melepaskan aku dari orang yang melakukan kelaliman. [18:50] Sebab itu aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu di antara bangsa-bangsa, ya TUHAN, dan aku mau menyanyikan mazmur bagi nama-Mu.  Kekuatan kita terbatas, tapi kalau kita selalu terima lekhem, Dia penolong kita.

Amin.