Ringkasan Khotbah Minggu Sore, 22 Januari 2023 Oleh Pdt. Andrew M. Assa
Ibrani 13:8-9 - [13:8] Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya. [13:9] ... For it is a good thing that the heart be established with grace; not with meats, which have not profited them that have been occupied therein. KJV
Hal yang baik adalah hatimu diteguhkan oleh kasih karunia Allah. Karena berapa banyak kali orang berpikir pengajaran kasih karunia itu pengajaran dasar. 2 Timotius 2:1 - Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus. Kita menghadapi banyak hal. Ketika kita teguh di atas kasih karunia Allah, kita dikuatkan oleh kasih karunia Allah, di situlah kita aman. Berapa banyak kali ada pola pikir berkata kamu memang sudah jadi orang Kristen, tapi ingat jangan hanya sekadar jadi orang Kristen biasa-biasa saja, kamu harus jadi murid Tuhan yang sungguh-sungguh mengikut langkah Tuhan. Kata ‘murid’ itu sebelum kekristenan. Kata ‘murid-murid’ (= mathetes) ada dalam Injil, Kisah Para Rasul juga menuliskan. Tapi sejak dari suratan Roma hingga Wahyu tidak pernah disebut murid--Roh Kudus tidak mewahyukan kata ‘murid’ dalam suratan mereka. Titik baliknya Kisah Para Rasul 11:26,
sejak di Anthiokia mathetes untuk pertama kalinya disebut Kristen. Kristen artinya orang yang mengikut Kristus. Kristus artinya yang diurapi. Jadi ketika kita jadi orang Kristen, kita menjadi orang yang diurapi. Ini sebetulnya merubah status bukan murid.
Status kita bukan murid, kita adalah pengikut Kristus, pribadi yang diurapi. Galatia 3:23-26. Peraturan Taurat adalah guru--menghasilkan murid--dan penuntun. Ayat 24, ketika di bawah pengawalan Hukum Taurat, kita disebut murid. Ayat 25-26, status kita bukan lagi murid tapi anak-anak Allah. Kalau bicara tentang mengenal ayahnya, tentu anak lebih dekat dengan ayahnya, statusnya lebih tinggi daripada murid. Inilah status kita sebenarnya. Kenapa kita bisa aman di dalam kasih karunia? Karena kita adalah anak-anak Allah karena iman kita kepada Yesus Kristus.
Galatia 4:1-7. Ayat 5, waktu kita percaya kepada Yesus, status kita bukan hanya sekadar murid, bukan sekadar jemaat biasa, kita diangkat menjadi huios--anak yang dewasa yang berhak menikmati waris ilahi-- karena iman. Ayat 6, Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, sehingga kita bisa berseru kepada-Nya ya Abba, ya Bapa. Kita takut menghadapi tahun 2023? Ketika kita jalani hidup di dunia, kita punya Bapa di sorga, itu yang membuat kita teguh di atas kasih karunia. Kita adalah ahli waris Kerajaan Sorga. Status kita adalah anak, bukan lagi hamba, bukan lagi murid.
Mulai dari Roma sampai Wahyu, ketika Rasul Paulus menyebut jemaat Tuhan selalu menyebut anakku, bukan lagi murid. Timotius bukan anak biologis Paulus, tapi atas ilham Roh Kudus, Paulus menyebut anakku. 1 Korintus 4:17. Kepada Jemaat Galatia: Galatia 4:19, karena kita adalah anak, maka akan menurunkan gen/DNA dari orangtua kita. Rasul Paulus berdoa buat kita sampai gen/DNA Kristus ada bagi setiap kita. 1 Timotius 1:2, Timotius bukan anak biologis Rasul Paulus tapi atas ilham Roh Kudus, Paulus menyebutnya anakku. Titus 1:4, Rasul Paulus juga menyebutkan anakku kepada Titus. Filemon 1:10, Paulus mengajukan permintaan kepada Filemon untuk menerima kembali anakku Onesimus--pembantu Filemon yang dipenjara dan satu penjara dengan Paulus. Paulus menyebut Onesimus anakku ketika Onesimus percaya Yesus. 1 Petrus 5:13, Yohanes Markus pernah ikut Barnabas dan Paulus, tapi karena desersi, dia tinggalkan pelayanan. Rasul Petrus menyebutnya anakku. Ketika Yohanes Markus dipulihkan, dia menjadi penulis Injil Markus.
Sadarilah bahwa kita anak Tuhan. Rasul Yohanes paling banyak menyebut jemaat Tuhan sebagai anak-anakku. 1 Yohanes 2:1, setiap kita adalah anak-anak Allah, jangan berbuat dosa, kalau sudah berdosa, ingat, kita punya pengantara kepada Bapa yaitu Yesus Kristus. Di akhir tulisan Rasul Yohanes, 3 Yohanes 1:4, sukacita terbesar dari Rasul Yohanes adalah waktu kita disebut anak-anak Tuhan, kita hidup dalam kebenaran karena Tuhan taruhkan Roh-Nya dalam hidup kita. Sadarilah bahwa kita adalah anak yang sangat dikasihi, kita adalah anak Tuhan. Bisakah kita bersyukur untuk semua itu?
Amin.

