Secercah Firdaus

. Hits: 343

 

Ringkasan Khotbah Natal, 25 Desember 2017 - Oleh Pdt. Andrew M. Assa

Kita hidup di dunia yang penuh dengan tekanan; tekanan karena pekerjaan, tekanan karena pelayanan. Elia pernah mengalaminya ketika ia menjalankan tanggung jawabnya sebagai seorang nabi. Ia berpikir ia hanya tinggal seorang diri yang setia melayani Tuhan.

1 Raja-raja 18:21,22 - [18:21] Lalu Elia mendekati seluruh rakyat itu dan berkata: "Berapa lama lagi kamu berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau Baal, ikutilah dia." Tetapi rakyat itu tidak menjawabnya sepatah kata pun. [18:22] Lalu Elia berkata kepada rakyat itu: "Hanya aku seorang diri yang tinggal sebagai nabi TUHAN, padahal nabi-nabi Baal itu ada empat ratus lima puluh orang banyaknya.

Nabi Elia menantang umat Allah supaya memilih untuk beribadah kepada Allah atau kepada Baal, mereka membuat mezbah dan siapa yang dapat menurunkan api dari langit membakar korban yang akan menang.

Elia melihat nabi-nabi Baal dari pagi sampai sore memanggil Baal bahkan sampai menoreh-noreh tubuh mereka tapi api tidak turun dari langit. Ketika tiba giliran nabi Elia, nabi Elia berdoa [hanya doa yang singkat yang keluar dari hatinya] dan Tuhan mendengar doanya. Ketika Elia berdoa, Tuhan menjawabnya, api turun dari langit membakar habis korban, mezbah batu bahkan air di parit sekeliling mezbah pun sampai kering. Allah buktikan pertolongan-Nya di masa yang sukar.

Ketika Tuhan menjawab, tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Tuhan turunkan api dari langit, Tuhan bisa kerjakan jauh melampaui dari apa yang kita doakan dan pikirkan. Elia manusia biasa seperti kita. Ketika ia sudah buat kebangunan rohani yang luar biasa, seakan-akan ia ‘manusia super’, tapi Tuhan ijinkan bahwa tidak selamanya ia ‘super’, dalam 1 Raja-raja 19 dikatakan ratu Izebel mengancam untuk membunuh Elia dan Elia menjadi ketakutan.

1 Raja-raja 19:7,8.

Elia takut dan putus asa, ia lari tiga hari tiga malam, ia mengantuk dan tertidur, ini menunjukkan bahwa kekuatannya terbatas. Tapi ketika Elia menerima roti dari sorga (penyediaan Allah), oleh kekuatan makanan itu ia bisa berjalan empat puluh hari empat puluh malam sampai ke gunung Horeb. Elia bisa melampaui keadaan alamiahnya. Ancaman belum berakhir tapi Allah memberikan secercah Firdaus kepadanya dan Allah menyediakan makanan untuk Elia.

Konsep Tuhan kadangkala berbeda dengan konsep kita. Saat kita tidak melihat jawaban doanya, bukan berarti tidak ada, Tuhan sudah sediakan jawabannya.  Elia berpikir dia berjuang sendirian, padahal Tuhan persiapkan tujuh ribu orang yang tidak menyembah dan mencium Baal.

1 Raja-raja 19:18. Tetapi Aku akan meninggalkan tujuh ribu orang di Israel, yakni semua orang yang tidak sujud menyembah Baal dan yang mulutnya tidak mencium dia."

Hal yang sama terjadi dengan Natal pertama. Kekuatan kita terbatas, tapi ijinkan firman Allah bekerja dalam hidup kita seperti Maria yang mengandung oleh Roh Kudus. Utusan Tuhan (Gabriel) hanya datang pada Maria dan Yusuf, tidak kepada orang tua mereka masing-masing. Tidak juga kepada para tua-tua kota, sehingga mereka terancam dilempari batu karena melanggar hukum Taurat, orang yang berzinah harus dirajam sampai mati.  Dengan cara ajaib, mereka lolos dari ancaman itu. Maria kemudian mengunjungi Elisabet, sanaknya yang mengandung di hari tua (sebagaimana kata Gabriel) dan Maria mendapatkan peneguhan sekalipun masalahnya belum selesai. Maria yang tertekan bisa berkata: "Jiwaku memegahkan Tuhan, dan rohku bersukaria akan Allah Juruselamatku." (Luk 1:46,47 TL). Maria bisa lalui masa-masa sukar, bersama Yusuf dia jalani rencana Allah. 

Ketika kita menerima firman Allah, Tuhan sudah sediakan yang kita belum lihat menjadi "secercah Firdaus" bagi kita. Walaupun situasinya tidak mendukung,  Lukas 2:7 - dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan. Kenapa Betlehem tidak menerima mereka?

Karena mereka dianggap sudah menjadi aib. Mereka seakan terputus dari pohon keluarga. Di Betlehem tidak ada satu tempat (keluarga) yang menerima Maria dan Yusuf, hanya tersedia kandang domba. Namun, sekali lagi peneguhan justru datang dari para gembala yang tidak mereka kenal, datang dan memberitahukan kata malaikat Luk 2:13-20.

Begitu pula ketika Maria dan Yusuf membawa bayi Yesus ke Bait Allah pada hari yang kedelapan, Simeon dan Hana yang tidak mereka kenal meneguhkan juga Luk 2:25-38.

Yusuf sebagai seorang suami, ia punya tanggung jawab secara moral tetapi juga secara finansial. Secercah Firdaus juga menyediakan yang mereka butuhkan, tiga orang majus datang mempersembahkan upeti bagi Raja yang baru lahir (Mat 2:11); karena itu dibutuhkan suatu saat ketika Maria dan Yusuf harus pergi ke Mesir karena raja Herodes berusaha membunuh bayi Yesus (Mat 2:13-15).

Ketika kita ada di jalan Tuhan, seringkali berbeda dengan konsep kita, tapi tetap ikuti jalan Tuhan. Tuhan tidak pernah membiarkan kita, Tuhan sertai kita, Tuhan punya rancangan yang luar biasa untuk kita.

Amin.