Berdiri dan Diutuhkan Kembali

. Hits: 200

Ringkasan Khotbah Minggu Sore, 29 Januari 2023 Oleh Pdt. Andrew M. Assa

Berdiri dan diutuhkan kembali, ini adalah konsep ilahi. Tuhan ingin kita berdiri di atas anugerah-Nya dan hidup kita diutuhkan kembali. Dalam cerita nabi Nuh, dunia dihukum karena kejahatannya sudah sampai ke langit. Air memenuhi bumi. Nuh tidak punya kuasa mengarahkan bahteranya, karena bahteranya tidak ada kemudi. Saat bahtera kandas di Ararat (yang artinya kutuk yang dibalikkan), disitulah Nuh berdiri. Artinya tempat itu bukan lagi tempat yang terkutuk, tetapi sudah dibalikkan menjadi berkat. Ketika kita sadar berdiri di atas kasih karunia Allah, kita tidak berdiri di atas kebenaran kita.

Yudas 1:24, “Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan yang membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya,” Allah berkuasa supaya kita jangan jatuh tersandung. Membawa menggunakan kata histemi, yang artinya berdiri. Didalam anugerah-Nya, Dia berkuasa menjaga. Kadang iman kita bisa pasang surut, tetapi firman-Nya menjaga kita dan membawa kita sempurna. 1 Petrus 1:5,Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir.” Sementara kita masih menjalani hidup di dalam dunia, imani firman Allah. Kita dipelihara dengan kekuatan Allah karena iman kita. 1 Korintus 1:8,Ia juga akan meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya, sehingga kamu tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus.” Kaki kita bisa goyah, pendirian kita bisa digoyahkan, tetapi Tuhan yang teguhkan kita. Tuhan ingin kita berdiri di atas kasih karunia-Nya yang selalu tersedia lengkap dengan kebenaran-Nya, Yohanes 1:17. 

Berikut adalah contoh Tuhan mengutuhkan kembali:

1.         Sepuluh orang kusta

         Lukas 17:11-19, kusta adalah gambaran dosa, tidak bisa sembuh dengan kekuatan sendiri. (Ayat 12)Mereka tinggal berdiri agak jauh”, karena peraturan hukum Taurat dalam Imamat 13:45,46, seorang kusta yang mendekati orang sehat harus berteriak “Najis! Najis!”. Tetapi saat berdiri dekat Yesus, mereka fokus pada Yesus, bukan pada dirinya. Dalam Imamat 14:2,3, orang kusta yang sembuh harus dibawa kepada imam. Maka kesepuluh orang kusta itu pergi dan di tengah jalan mereka menjadi tahir karena fokus mereka pada Yesus. Hanya 1 orang Samaria yang kembali dan bersyukur. (Ayat 19) “Lalu Ia berkata kepada orang itu: “Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau.” Kata menyelamatkan menggunakan kata sozo, yang artinya mengutuhkan kembali. Kusta bisa membuat anggota tubuh copot sendiri. Sembilan orang yang tidak kembali memang sembuh dari kusta, tetapi yang hilang tetap hilang. Tetapi 1 orang Samaria ini diutuhkan kembali. Apa yang pernah hilang dari hidup kita (Yoel 2:25), Tuhan bisa utuhkan.

2.         Bartimeus

         Markus 10:52, “Lalu kata Yesus kepadanya: “Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!” Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.” Saat itu sembuhlah mata Bartimeus, tetapi tidak hanya sembuh, ia juga mengikut Yesus. Markus 10:46, saat Yesus tiba, Bartimeus hanya duduk. Tetapi saat dia berdiri di hadapan Yesus, ia menjadi pengikut Yesus. Kuasa Yesus bekerja inside out.

3.         Daud

         Kisah Para Rasul 2:25-28, (Ayat 25)Sebab Daud berkata tentang Dia: Aku senantiasa memandang kepada Tuhan, karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.” Saat kita hanya memandang kepada Yesus, jalan hidup kita tidak akan goyah. Ayat 26 [KJV], “Therefore did my heart rejoice, and my tongue was glad; moreover also my flesh shall rest in hope:” lidahku bersorak memuji Tuhan. Saat Daud berdiri di hadapan Tuhan, apa yang keluar di mulutnya keluar dari hatinya, Tuhan sentuh lidahnya. Mazmur 16:9 [KJV], “and my glory rejoiceth”, ketika kita berdiri di hadapan Tuhan, Tuhan perbaharui agar kita tidak goyah, Tuhan perbaharui hati kita, Tuhan sentuh lidah kita. Saat Tuhan sentuh lidah, Tuhan sentuh kemuliaan kita.

Roma 5:1,2, (Ayat 2) Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri (histemi) dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.” Tidak pernah rugi kita berdiri di hadapan Tuhan. Tuhan akan kokohkan kita, utuhkan semua yang hilang. Tuhan akan ubahkan hati kita, sehingga kita akan ikut Tuhan, tapi Tuhan akan sentuh mulai dari hati dan juga lidah kita--Tuhan sedang sentuh kemuliaan kita.

Amin.