Konsistensi

. Hits: 292

Ringkasan khotbah Minggu pagi, 19 Februari 2023 Oleh Ps. Elisa Soetopo

Ketika menjalani hidup dengan visi diperlukan konsistensi. Mazmur 37:34 - Nantikanlah TUHAN dan tetap ikutilah jalan-Nya, maka Ia akan mengangkat engkau untuk mewarisi negeri, dan engkau akan melihat orang-orang fasik dilenyapkan. Seringkali kita suka dengan bagian ini: "Nantikan TUHAN, ikuti jalan-Nya, maka Ia akan mengangkat engkau untuk mewarisi negeri", lalu pemikiran kita, semua akan indah dan luar biasa. Memang kalau Tuhan yang mengangkat tidak ada yang bisa menjatuhkan. Tapi ingat, Daud mengawali dengan dua kata yang seringkali kita tidak suka, nantikanlah dan ikutilah. Ketika kita disuruh menunggu, seringkali menjengkelkan bahkan bisa membuat orang patah semangat, patah pengharapan. Ketika Daud ucapkan kata nantikanlah, itu menanti dengan betul-betul percaya kepada Tuhan, menantikan waktu-Nya, cara-Nya, dan jalan-Nya Tuhan dengan sepenuh hati. Seringkali kita mudah mengikuti hal yang jelek dan mengikuti mau kita sendiri. Ikutilah jalan Tuhan itu digambarkan tidak ada jalan pintasnya.

Selama Daud menantikan dan mengikuti jalan Tuhan, Tuhan ajarkan sesuatu yang penting yaitu konsistensi. Sebab menanti dan tetap mengikuti jalan Tuhan melibatkan konsistensi. Ada kekuatan dalam melakukan yang benar dengan konsisten. Konsisten jaga sikap yang baik, iman, hati, kata-kata kita itu diperlukan saat kita sedang menanti, mengikuti jalannya Tuhan. Tuhan tidak pernah janji keadaan dalam hidup kita akan berubah dengan instant.

1.   Konsisten bukan perasaan.

      Konsiten adalah tindakan, karena perasaan mudah up and down, bahkan perasaan bisa membuat kita kuatir, kecewa, jengkel, dan banyak hal negatif muncul. Perasaan juga bisa mendatangkan rasa yang baik dalam hidup kita, tapi juga bisa membuat kita rendah diri, mengasihani diri sendiri. Orang yang konsisten tidak mau dipengaruhi perasaannya, kebanyakan mereka bisa berkata tidak pada perasaan yang sedang memberitahu mereka hal yang negatif.

      Paulus ingatkan dalam 1 Korintus 15:58 - Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia. Selalu = pantote (bhs. Yunani) everytime, at all times. Kalau orang melihat kita, orang melihat dan mengingat kita selalu apa? Selalu seperti apa yang perlu ditambahkan dalam diri kita supaya kita bisa makin konsisten di hal yang benar. Karena konsisten di hal yang salah akan menuai hal yang salah. Ketika kita konsisten maka akan ada hal-hal yang luar biasa bisa terjadi dalam kehidupan kita. Konsisten jaga iman, perbuatan baik, hati kita, tutur kata kita. Sementara kita konsisten, Tuhan mengatur yang terbaik untuk kita.

2.   Konsisten ada pahalanya, tidak konsisten ada penghalangnya.

      Alkitab berkata Tuhan itu memberi pahala kepada orang yang setia. 1 Samuel 26:23. Yakobus 1:12 mengingatkan kita bicara tentang konsistensi di tengah-tengah pergumulan hidup kita. Galatia 6:9.

      Konsistensi kita bisa mengalahkan talenta dan keberuntungan orang lain. Konsisten itu seringkali kita anggap susah, jarang ada, menantang. Saat kita berada dalam gereja tidak membuat kita jadi murid Yesus yang baik, kita efektif ketika keluar dari gedung gereja. Karena yang berpengaruh itu bukan ketika dilihat orang, tapi ketika kita konsisten walaupun kita tidak dilihat orang.

      Daud ketika dipanggil, diurapi menjadi raja oleh Samuel, dia sedang dalam kesehariannya menggembalakan domba, memberi makan domba-domba, menghalau binatang buas dari domba-dombanya. Setelah diurapi, tidak tiba-tiba pindah ke istana, tapi dia kembali ke rutinitasnya. Setelah mengalahkan Goliat, Daud kembali ke rutinitasnya lagi. Saat raja Saul kerasukan, Daud dipanggil ke istana untuk bermain kecapi. Bahkan dia hampir dibunuh Saul, dilempar lembing dan akhirnya dikejar-kejar Saul, tapi dia tidak pernah berbuat jelek dan tidak memaksakan dirinya untuk jadi seorang raja Israel. Yang terjadi, saat Saul sudah meninggal, Tuhan angkat dia menjadi raja. Mazmur 37:34. Daud hanya menanti waktu-Nya Tuhan, mengikuti jalan-Nya Tuhan, lalu Tuhan angkat dia.

3.   Konsisten walaupun tidak mudah.

      Sebuah kenyataan lebih mudah konsisten saat keadaan semuanya baik dan enak, daripada  saat semua tidak baik dan tidak enak. Maria dan Yusuf menerima pesan dari malaikat bahwa Maria akan melahirkan Yesus, sedangkan mereka belum menjadi suami istri. Ini beban moral dan sebuah hal yang memalukan yang bisa berakibat dirajam batu. Sedemikian konsistennya mereka walaupun itu tidak mudah. Dampak konsistensi mereka, Yesus dilahirkan dan menjadi Juruselamat umat manusia. Akan tiba waktunya untuk Tuhan meminta kita melakukan hal yang sukar. Itu kenyataan iman. Tapi kalau Tuhan yang minta, Tuhan akan berikan kekuatan untuk kita.

Contoh terbaik konsistensi adalah Yesus, Dia menanggung semua dosa manusia walaupun tidak mudah. Dia tanggung rasa malu, kegagalan di atas pundak-Nya, dinaikkan di atas kayu salib, diregangkan, tubuh-Nya hancur untuk kita semua. Dia terus konsisten walaupun itu tidak mudah dan berat, sampai Dia berkata, “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa  Engkau meninggalkan Aku?”. Karena yang Yesus pikirkan adalah kita semua. Supaya di dalam Yesus, kita beroleh hidup yang kekal.

Tuhan mengangkat kita, itu tidak melulu soal materi, bisa suami/istri karakternya makin baik, anak-anak mengalami perubahan makin cinta Yesus. Kita bisa mengampuni walaupun hidup penuh dengan tantangan itu termasuk bagian diangkat oleh Tuhan.

Amin.