Jadi Ciptaan Baru Di Dalam Perjanjian Baru

. Hits: 77

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 16 April 2023 - Oleh Pdt. Andrew M. Assa

Kadangkala pemikiran menjadi ciptaan baru adalah menjadi menderita, perlu kita singkirkan. Karena Tuhan menyediakan jauh lebih banyak dari yang kita doakan. Saat menjadi ciptaan baru, Tuhan mengerjakan rencana-Nya dari dalam. 2 Korintus 3:1-3, saat setiap kita percaya pada perjanjian baru, Tuhan punya rencana. Ada sesuatu yang Tuhan tuliskan. (Ayat 3)Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.” Perjanjian baru adalah kuasa Allah. Tugas kita menyuarakan kuasa Allah

Yesaya 40:3,5,9, Saat sedang menghadapi padang gurun, Tuhan ingin kita menyerukan. Kita adalah umat pilihan yang sedang berjalan ke Sion. Kita adalah suratan Kristus. Ketika manusia mengkhotbahkannnya, Allah menuliskannya dalam hati manusia. Ibrani 8:10, tugas kita menyuarakan, Allah yang menuliskannya di dalam hati.

Sion bicara tentang kasih karunia Allah. Kita berdiri di atas kasih karunia Allah, maka suarakanlah apa yang Tuhan taruhkan dalam hati kita lewat firman. Ijinkan firman memperbaharui hati dan pikiran. 2 Korintus 5:17, “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” Di dalam Kristus, kita adalah ciptaan baru. Saat menghadapi fakta, ciptaan baru akan meresponi firman. Kita punya karakter dan tabiat lama, tetapi firman Allah yang didengar terus menerus akan menggantikan karakter lama.

Filemon 1:10-15, Filemon adalah seorang tuan, Onesimus adalah pembantu rumah tangga Filemon. Onesimus pernah berbuat kriminal terhadap keluarga Filemon dan masuk penjara. Ia bertemu Paulus, yang adalah teman Filemon. Paulus mengijinkan kabar baik keluar dari dirinya, dan Onesimus mulai berubah. Filemon 1:16-19, tidak pernah ditulis bagaimana Onesimus bertobat. Tetapi di dalam Perjanjian baru, firman adalah kuasa Allah, tugas kita menyuarakan. Tuhan yang bekerja di dalam hati. Kolose 4:9, “Ia kusuruh bersama-sama dengan Onesimus, saudara kita yang setia dan yang kekasih, seorang dari antaramu. Mereka akan memberitahukan kepadamu segala sesuatu yang terjadi di sini.

Ada satu tokoh lagi yang memberikan teladan, yaitu Barnabas. Kolose 4:10, “Salam kepada kamu dari Aristarkhus, temanku sepenjara dan dari Markus, kemenakan Barnabas -- tentang dia kamu telah menerima pesan; terimalah dia, apabila dia datang kepadamu” Markus tadinya adalah anak muda yang tidak mau diberi pelayanan dengan tanggung jawab yang besar. Paulus yang tadinya marah dan tidak ingin bersama Yohanes Markus, mulai mengakui keberadaan Markus. Hal ini bisa terjadi karena Yohanes Markus berubah, setelah mendapat banyak pengajaran dari Barnabas. Barnabas memang tidak menulis kitab. Tetapi hidup Barnabas sebagai mentor mengubahkan hidup Yohanes Markus. Bahkan ia menulis kitab Markus. Oleh sebab itu suarakan firman Allah.

Kisah Para Rasul 16:1,2, Timotius mendapat panggilan di usia muda. Dia punya teladan di masa mudanya. Kalau Tuhan yang pelihara, lebih daripada pemeliharaan manusia. Dia tetap melayani meskipun dia sakit. Dia menerima semua resiko perjalanan Paulus. Dia tetap setia saat ditugaskan menjadi gembala jemaat Tesalonika (1 Tesalonika 3:1,2,6), Korintus (1 Korintus 4:17, 1 Korintus 16:10,11), Filipi (Filipi 2:19-22), Berea (KPR 17:14), dan Efesus (1 Timotius 1:1-3).

2 Korintus 3:5,6, “Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah. Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan.” Saat kita menikmati perjanjian baru-Nya, firman-Nya lebih dari sebuah aturan. Apapun yang mati, baik itu pengharapan, situasi, ataupun organ tubuh kita, imani hukum perjanjian Allah. Dia akan membangkitkan apapun yang rusak dalam hidup kita.

Amin.