Allah Menjelma Menjadi Manusia

. Hits: 289

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 7 Januari 2018 - Oleh Pdt. Andrew M. Assa

Kunci Daud seperti pin sebuah kartu ATM yang dapat digunakan untuk segala transaksi. Tuhan beri kunci Daud untuk kita untuk perkara-perkara yang luar biasa, baik itu sepele sampai yang rasanya mustahil menurut ukuran manusia. Seperti Zakaria dan Elisabet yang melahirkan seorang anak di usia yang sudah tua (Lukas 1:18).

Yohanes 1:14 - Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

Ada langkah-langkah yang harus kita ikuti untuk kita menerima kunci Daud: Allah menjelma menjadi manusia. Diam di antara kita = skenoo (bahasa Yunani) artinya abide or live in a Tabernacle (hidup dalam Tabernakel) pengertiannya ketika Allah menjelma menjadi manusia, Allah ber-Tabernakel di antara kita. Ijinkan Allah selalu ber-Tabernakel di antara kita dalam keseharian kita juga maka ada kemuliaan Allah yang kita nikmati. Kemuliaan Allah bicara tentang kemampuan Allah untuk mencukupkan kebutuhan kita rohani dan jasmani melimpah.

Permasalahannya kita hidup di dunia yang semakin sempit--kita dapat melihat segala sesuatu di handphone. Media sosial yang ada di sekitar kita membentuk tanpa disadari membentuk sebuah perbandingan. Orang selalu nampak baik atau buruk di media sosial, padahal itu bukanlah keseluruhan hidup mereka.  Hal ini yang seringkali menggerogoti rencana Allah.

Ketika Allah menjelma menjadi manusia, Allah mulai dari hidup kita. Ada tiga hal yang bisa merusak Allah ber-Tabernakel di antara kita:

1.   Perbandingan, persaingan (menghasilkan perasaan lebih baik atau lebih buruk).

2.   Pura-pura.

3.   Manipulasi.

Kalau kita tempatkan hidup kita di depan Allah, kita akan melihat kemuliaan-Nya, kita mencerminkan kemuliaan Allah (2 Kor. 3:18). Kita tidak perlu membuat perbandingan atau membuktikan apapun karena di dalam Kristus kita sudah sempurna (Kol. 2:9,10). Di dalam Yesus ada seluruh seluruh ke-Allahan, kita sudah dipenuhi di dalam Kristus (ye are complete in him - KJV).

Dalam peristiwa Natal yang pertama, menuliskan raja Herodes hidup dalam perbandingan dan merasa tersaingi ketika ia mendengar seorang raja telah lahir Matius 2:1,2. Kemudian ia berpura-pura mau menyembah Dia ay.8. Akhirnya dia memanipulasi kekuasaannya dengan memerintahkan pembunuhan bayi-bayi di Betlehem, ay.16.  Roh Herodes (trio destroyer) yaitu roh persaingan, roh pura-pura, roh manipulasi.

Selama kita terhubung dengan Kristus, setiap kita punya tugas masing-masing, Tuhan ingin kita tumbuh bersama-sama ke arah Kristus, keberadaan orang lain akan memberkati kita.

Beda dengan Herodes, ketiga orang majus (Mat. 2:1) yang datang dari Timur ke Yerusalem mereka jug sebenarnya adalah penguasa/raja/ahli dari Timur, posisinya hampir sama dengan Herodes. Bahkan penampilan dan keberadaan mereka membuat Yerusalem terkejut (Mat. 2:3). Mereka membawa upeti untuk Raja yang baru lahir. Sekalipun mereka kafir, roh Herodes tidak ada dalam hidup mereka. Ketika mereka mendengar seorang Raja baru lahir, mereka melihat tanda dari sorga, mereka takluk kepada penglihatan dari sorga (mereka menyadari bahwa ada penguasa yang lebih dari mereka).

Rasul Paulus punya pengakuan kepada penglihatan dari sorga tidak pernah dia tidak taat (Kis. 26:19). Terima pewahyuan dari Allah, ikuti pimpinan Allah, Allah ber-Tabernakel (skenoo) atas hidup kita dan kita akan melihat kemuliaan Allah.

Matius 2:10,11. Akhirnya para majus bertemu bayi Yesus, pewahyuan dari sorga membuat mereka bersukacita, mereka sujud menyembah Dia dan mempersembahkan yang terbaik untuk bayi Yesus.

Emas bicara tentang perhiasan, harta, menutupi kekurangan, menutupi yang buruk; kemenyan adalah sebuah penyembahan kepada Tuhan, mur hidup yang menjadi berkat. Itulah yang mereka persembahkan, begitu juga dengan kita, saat Allah ber-tabernakel dalam hidup kita persembahkan semua yang kita anggap berharga, penyembahan kita, bahkan seluruh hidup kita.

Matius 2:12, jangan kembali ke roh Herodes, kita terima pewahyuan dari Tuhan, jangan kembali kepada perbandingan/persaingan.  Kita jadi seperti kata Tuhan, bukan seperti kata orang lain, kita sempurna di dalam Kristus.

Amin.