Pilihan: Fakta atau Firman

. Hits: 94

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 10 September 2023 Oleh Pdt. Andrew M. Assa

 

Ada pilihan di depan kita. Kita menghadapi fakta memang, tapi mana yang lebih kita ijinkan diterapkan dalam hidup kita, perkataan fakta atau perkataan firman? Ketika Tuhan sampaikan firman, Tuhan kita bukan sekadar Tuhan perkataan, tapi Tuhan kita adalah Tuhan kuasa. Ketika kita percaya perkataan-Nya, itulah yang akan jadi.

 

Ibrani 4:9 - Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah. Hari ketujuh adalah Sabat, perhentian. Dalam Markus 2 Yesus katakan Sabat diciptakan untuk manusia, bukan manusia untuk Sabat. Bicara hari perhentian atau kelegaan bukan hanya besok di sorga, selama masih di bumi, Tuhan berkata masih tersedia kelegaan yang Yesus sediakan. Ibrani 4:1,2, permasalahannya, perhentian (rest) tidak dialami semua orang. Ada banyak orang tahu firman, tapi firman itu tidak bertumbuh bersama-sama dengan iman, firman hanya menjadi pengetahuan saja. Jangan hanya sekadar tahu firman, tapi alami kenyataan Allah, sorga turun, datanglah Kerajaan-Mu di bumi seperti di sorga.

 

Hakim-hakim 6:11,12. Sementara Gideon sedang mengirik gandum di tempat pemerasan anggur yang tersembunyi, Tuhan menampakkan diri. Tuhan tidak hanya sekadar berkata Tuhan menyertai engkau, bahkan Tuhan beri sebuah penilaian engkau adalah pahlawan yang gagah berani. Allah menilai kita adalah pahlawan yang gagah berani dimana pun posisi kita--mungkin saat ini kita sedang tertekan, tidak berdaya. Ayat 13, Gideon mulai menyanggah karena dia melihat fakta-- Bukankah TUHAN telah menuntun kita keluar dari Mesir? Tetapi sekarang TUHAN membuang kami dan menyerahkan kami ke dalam cengkeraman orang Midian." Seringkali ini menjadi argumen kita juga, kalau Tuhan menyertai kenapa ini terjadi? Apa yang Allah lihat sebetulnya lebih dari yang di depan mata. Hubungkan dengan Imamat 27:12, setiap kali umat akan mempersembahkan korban, korban dibawa pada imam untuk dinilai. Ini imam manusia. Lihat Ibrani 4:14, imam kita bukanlah manusia. Imam manusia hanya melihat apa yang di depan mata, tapi Imam Besar kita yang memberi penilaian kepada kita adalah Imam Besar Agung. Faktanya Gideon sedang melakukan pekerjaan, bersembunyi, takut kepada orang Midian, tapi penilaian dari Imam Besar Agung engkau adalah pahlawan yang gagah berani.

 

Hakim-hakim 6:14, tadinya Gideon sempat berargumen, Tuhan berfirman: "Pergilah dengan kekuatanmu ini dan selamatkanlah orang Israel dari cengkeraman orang Midian. Bukankah Aku mengutus engkau!" Kata mengutus menggunakan kata shalach. Kata shalach juga digunakan dalam Mazmur 107:20 “disampaikan”; Mazmur 43:3 “suruhlah”. Tuhan tahu kekuatan kita, kalau Tuhan yang shalach, Tuhan sudah siapkan kesembuhannya, pemulihannya untuk kita masuk dalam penggenapan janji Allah. Bahkan Mazmur 78:25 Tuhan mengirimkan (shalach) perbekalan yang kita butuhkan.

 

Hakim-hakim 7:12, pasukan Midian dan Amalek banyak seperti belalang, persenjataan/modal mereka seperti pasir di laut. Ayat 16, pasukan Gideon 300 orang terbagi dalam 3 pasukan. Di tangan mereka hanya terompet, buyung kosong dan obor dalam buyung. Kalau Tuhan yang suruh (shalach), Tuhan sudah sediakan perbekalannya. Tuhan yang sedang tuntun kta masuk ke gunung-Nya yang kudus, artinya Tuhan yang sedang tuntun kita untuk genapi firman-Nya, bukan kekuatan kita yang genapi firman, asal kita percaya. Ayat 20. Mereka tidak membawa pedang tapi mereka hanya perkatakan pedang demi Tuhan dan demi Gideon. Mereka harus pecahkan buyung (daging), meniup sangkakala (memperkatakan firman) dan mengijinkan obor (firman) menerangi jalan kita. Ayat 22, orang Midian dan orang Amalek saling membunuh satu sama lain.

 

Kalau Tuhan yang bekerja, shalach, Tuhan bukan sekadar omong thok, tapi dalam firman-Nya tersedia kesembuhan, tersedia kekuatan untuk kita genapi janji-Nya. Tuhan sediakan perbekalan yang melimpah-limpah, roti malaikat yang kita butuhkan. Kenapa kita tidak percaya firman? 1 Korintus 1:27-29 - [1:27] Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, [1:28] dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, [1:29] supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah. Engkau merasa lemah, hina? Ingat, Allah yang mengutus engkau!

 

Amin.