Makin Bercahaya atau Makin Bergaya?

. Hits: 135

Ringkasan Khotbah Minggu pagi, 8 Oktober 2023 Oleh Pdt. Andrew M. Assa

 

Ketika kita menantikan penggenapan visi (Habakuk 2:1,3), apa yang harus kita kerjakan?

 

Habakuk 2:4 - Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya. Kalau kita bisa ada, itu karena iman. Menjelang akhir zaman akan terjadi “Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!" Wahyu 22:11. Itu sebabnya waktu kita menyadari hal ini, biarlah kita selalu berkata Tuhan tolong jagai kehidupan saya sementara saya sedang menantikan penggenapan janji Tuhan.

 

Matius 15:14, Yesus datang untuk mencelikkan yang buta, tapi kenapa Yesus sampai berkata, “Biarkanlah mereka itu. Mereka orang buta yang menuntun orang buta. Jika orang buta menuntun orang buta, pasti keduanya jatuh ke dalam lobang."

Rupanya ada banyak orang munafik (ayat 7-9). Setiap kali kita berjumpa dengan firman Allah, ijinkan terang Tuhan menerangi dari dalam sampai keluar, mulai dari dalam hati. Ketika mulai dari dalam hati, itu juga akan bekerja keluar. Matius 15:18-20. Setiap kita diingatkan biarlah kita bukan didapati sebagai orang buta. Ketika kita dengar firman Allah sementara kita sedang menantikan penggenapan janji Tuhan, biarlah firman selalu membangkitkan iman dan menerangi hidup kita. Sehingga dimulai dari dalam hati Tuhan kerjakan dan kuduskan hati.

 

Mazmur 1:2, merenungkan = hagah. Hagah juga punya pengertian mereka-reka. Ketika firman bukan hanya sekadar jadi pengetahuan tapi membangkitkan iman, reka-rekaan kita dari firman Allah yang kita renungkan. Amsal 4:23 - Yang terutama sekali, jagalah hatimu karena hatimu mempengaruhi segala sesuatu dalam hidupmu [FAYH]. Jagalah hati dan waktu kita tahu firman Allah, yang jahat akan makin jahat, yang benar akan makin benar, yang cemar akan makin cemar, yang kudus akan makin kudus, mungkin kita tidak melakukan yang jahat tapi jangan ijinkan yang jahat itu--sesuatu yang buruk, fakta yang membuat kita kecewa--bersarang di hati kita karena dari dalam hati akan memancar mempengaruhi seluruh kehidupan kita. Lukas 3:8 - Jadi hasilkanlah buah-buah yang sesuai dengan pertobatan.... Makin kita tahu firman, makin kita menantikan penggenapan janji Allah, biarlah firman itu menjadi iman, menerangi hati dan pikiran kita.

 

Apa yang harus saya lakukan? Firman Allah tidak rumit, firman Allah sederhana, Roma 10:17, setiap kali mendengar firman Allah, ijinkan firman menjadi iman, bukan jadi pengetahuan. Mendengar berita yang terfokus pada Kristus, terfokus pada karya salib. Kita diselamatkan bukan karena kekuatan kita sendiri, tapi waktu kita mengimani Allah yang bertindak bagi kita. Itu sebabnya iman bisa timbul ketika kita mendengar firman Kristus. Roma 10:16-21, LAI memberi judul “Ketidakpercayaan Israel”. Rupanya firman disampaikan tapi tidak semua orang terima itu sebagai kabar baik. Tuhan masih beri kesempatan untuk orang Israel, tapi buat kita, kita bisa diselamatkan karena firman iman, bukan? Karena kita mendengar, menanggapi firman Allah. Itu sebabnya bagaimana sementara menantikan penggenapan visi, ijinkan setiap firman selalu membangkitkan iman kita.

 

Ibrani 13:8,9 - ... For it is a good thing that the heart be established with grace; .... [KJV]. Adalah perkara yang baik hatimu dikokohkan kasih karunia. Pengertiannya: ketika kita gagal, hati yang dikokohkan kasih karunia, sama seperti perempuan pendosa tapi berani mendekati dan mengurapi kaki Yesus dengan minyak wangi dan menyeka dengan rambutnya. Sama seperti perempuan yang pendarahan 12 tahun, menurut Imamat 15 perempuan ini pasti menajiskan banyak orang, tapi hatinya diteguhkan oleh kasih karunia. Itu sebabnya dia berkata asal kujamah saja ujung jumbai jubah-Nya, aku pasti sembuh. Adakah di antara kita merasa paling berdosa? Kasih karunia Allah tersedia buat kita. Efesus 2:8,9. Ketika hati kita dikokohkan kasih karunia, semakin kita melayani, semakin kita bisa berkorban, kita hanya bisa berkata tidak sebanding dengan apa yang Tuhan sudah kerjakan buat saya.

 

Inilah yang namanya kasih karunia menjaga kita. Ketika dalam keadaan terpuruk, kita berani menghadap takhta kasih karunia-Nya. Tapi ketika kita dalam keadaan yang baik dan saleh, kita hanya bisa berkata semua hanya karena kasih karunia dan bukan karena aku. Di situlah kita akan bisa lihat hidup kita akan terus bercahaya, makin bercahaya, bukan hanya sekadar bergaya di depan orang.

 

Amin.