Berjuang Untuk Hal Yang Kekal

. Hits: 143

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 3 Desember 2023 Oleh Pdt. Andrew M. Assa

 

Berjuang untuk perkara yang kekal, karena seringkali kita lebih berjuang untuk hal-hal yang tidak kekal.

 

Kejadian 37:1-4. Kisah tentang Yusuf. Yusuf biasa menggembalakan kambing domba bersama seluruh saudara-saudaranya. Yakub lebih mengasihi Yusuf. Kadangkala kita mulai berpikir Israel pilih kasih. Bukan seperti itu, ada sebabnya. Sebetulnya Tuhan punya rancangan bagi setiap anak-anak Yakub. Setelah saudara-saudaranya melihat ayahnya lebih mengasihi Yusuf, mereka menjadi benci kepada Yusuf. Yusuf berada di situasi yang tidak menyenangkan, tapi apapun keadaannya Tuhan punya rencana buat semua.

Ruben anak sulung, sebetulnya dia dapat hak kesulungan walaupun dia lahir dari istri yang kurang dikasihi, Tuhan tetap punya rencana baginya. Tuhan juga punya rencana buat Isakhar -- anak ke-5 dari istri yang kurang dikasihi. Ayat 3, Yusuf diberikan jubah maha indah. Rupanya bukan tanpa alasan. Alasannya Kejadian 35:22. Ruben anak pertama Yakub, dia sakit hati kepada Yakub dan dia gauli gundik ayahnya. Jangan pelihara sakit hati. Ampuni sebagaimana kita sudah diampuni Kristus, Efesus 4:32. Ketika Ruben sakit hati, 1 Tawarikh 5:1,2, jubah maha indah turun kepada Yusuf bukan kepada Ruben. Ruben tidak dapatkan hak kesulungan. Anak sulung punya 3 hak: hak kesulungan, hak keimaman, hak kerajaan. Ruben tidak perhatikan perkara kekal, dia campakkan, dia pandang rendah hak kesulungan, dia abaikan. Ayat 2, hak sulung jatuh pada Yusuf, hak keimaman jatuh kepada Lewi, hak kerajaan jatuh kepada Yehuda. Walaupun ayahnya tidak memberitahukan kepada Yusuf, tetapi ayahnya berikan jubah maha indah. Rupanya ketika Yusuf diberikan jubah maha indah, Yusuf hargai itu. Jubahnya menjadi pemicu kakak-kakaknya untuk melakukan kejahatan padanya. Jubah jasmaninya boleh ditanggalkan, tapi hak kesulungan tidak dapat direbut. Itu sebabnya hargai perkara yang kekal.

 

Roma 1:17. 2 Korintus 4:18. Berapa banyak kali orang berkata yang kelihatan penting, padahal yang kelihatan itu sementara. Ibrani 11:3 - Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat. Ini yang dihargai Yusuf. Ketika kita miliki iman, itu lebih kekal, dan iman bisa mewujudkan apa yang tidak kelihatan. Itu sebabnya hargai iman kita, hak kesulungan kita. Ketika Tuhan berikan chazon-Nya, kata chazon ada turunannya kata chazah, pengertian penyediaan. Ketika kita mau terima visi dari Tuhan, ada penyediaan. Ketika Yusuf terima jubah maha indah, dia hargai jubahnya itu walaupun itu jadi sumber kebencian kakak-kakaknya.

 

Yusuf dapat visi dari Tuhan, Kejadian 37:5-7, ketika kita terima visi dari Tuhan kadang kita dibenci. Berkas gandum kakak-kakaknya sujud menyembah pada berkas gandum Yusuf. Bicara tentang gandum, itu bicara tentang makanan, penyediaan. Tuhan beri pewahyuan kepada Yusuf engkau akan mampu menjadi penyedia, lebih dari sekadar engkau lebih tinggi dari saudara-saudaramu. Waktu itu dia tidak mengerti tentang visi itu.

 

Kejadian 41, Yusuf sempat harus mengalami masa yang sukar, dirobek jubah maha indahnya, dimasukkan ke sumur. Jubah maha indah dilumuri darah. Yusuf dijual ke orang Midian, dibawa ke Mesir jadi budak. Di Mesir Tuhan menyertai, dia difitnah, masuk penjara. Kalau Tuhan berikan chazon, Dia sanggup berikan penyediaannya. Tuhan punya kekuatan untuk mewujudkan chazon. Itu sebabnya jangan sia-siakan harta yang indah dari Tuhan. Kejadian 41:55-57 - ... Juga dari seluruh bumi datanglah orang ke Mesir untuk membeli gandum dari Yusuf, sebab hebat kelaparan itu di seluruh bumi. Bukan karena Yusuf kaya, tapi karena dia terima chazon, dia hargai perkara yang kekal. Ketika dia hargai perkara kekal, dia punya hikmat dari Roh Allah sehingga di masa kelimpahan dia kumpulkan gandum dan di masa kelaparan dia bertindak sebagai penyedia walaupun dia bukan orang Mesir asli. Kalau Tuhan berikan chazon, Tuhan juga berikan chazah penyediaannya.

 

Kejadian 50:20-21. Yusuf tahu, dia terima visi dari Allah, bukan supaya dia jadi penguasa kemudian dia bisa sombong atau menindas orang lain. Tapi dia sadar, ketika jadi penguasa panggilannya adalah untuk memelihara hidup suatu bangsa yang besar. Tuhan punya panggilan bagi setiap kita masing-masing, dan di dalam panggilannya Tuhan sudah sediakan penyediaannya. 2 Timotius 1:13-14.

 

Amin.