Miliki Iman, Kita Akan Alami Perkenanan Tuhan

. Hits: 122

Ringkasan Khotbah Minggu Sore, 10 Desember 2023 Oleh Pdt. Toni Aris Santoso

 

Habakuk 2:4 - Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya. Orang yang membusungkan dada artinya orang yang membanggakan, menyombongkan dirinya, hanya mengandalkan kekuatannya, tidak lurus hatinya. Mereka melakukan segala sesuatu menurut keinginan diri sendiri bukan menurut pada kebenaran firman Tuhan. Bagi umat Tuhan, iman adalah sesuatu yang sangat penting yang harus kita miliki. Iman itu menjadi dasar kehidupan kita. Sesuatu yang tidak memiliki dasar, maka akan mudah dirobohkan, dihancurkan. Iman juga menjadi perisai untuk memadamkan api dari si jahat. Efesus 6:16. Iman menjadi dasar yang kuat agar kita tidak mudah dihancurkan oleh persoalan kehidupan. Iman membuat kita tidak mudah kecewa, tidak mudah kuatir. Orang yang memiliki iman memiliki satu keyakinan bahwa apa yang ingin dia capai, dapatkan, atau bahkan ketika menghadapi sesuatu punya motivasi untuk mendapatkan semua itu. Iman juga adalah alat perkenan dari Tuhan. Tanpa iman kita tidak akan berkenan di hadapan Tuhan.

 

Ibrani 11:1,6 [TB]. Ketika kita memiliki iman, maka hal itu akan berkenan--menyukakan, menyenangkan hati Tuhan. Ketika hal itu menyenangkan hati Tuhan, maka Tuhan akan memberikan upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. Ibrani 11:1,6 [FAYH] - [11:1] APAKAH iman itu? Iman ialah keyakinan bahwa apa yang kita inginkan akan terlaksana. Iman ialah kepastian bahwa yang kita harapkan sudah menantikan kita, walaupun hal itu belum dapat kita lihat sekarang. [11:6] Saudara tidak mungkin menyukakan hati Allah tanpa iman, tanpa bergantung kepada-Nya. Barangsiapa ingin datang kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada dan bahwa Ia memberkati orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. Ibrani 10:35-36,38. Iman harus menjadi unsur yang paling penting di dalam kehidupan kita untuk kita bisa memperoleh perkenanan Tuhan, untuk kita bisa menyenangkan hati Tuhan.

 

Penerapan iman dalam kehidupan kita:

 

1.   Iman bukan hanya sekadar pengetahuan, namun harus kita lakukan.

 

      Contoh:

 

      1 Samuel 17:10-11. Iman Saul dan tentaranya percaya bahwa Allah yang mereka sembah Allah yang luar biasa. Nenek moyang mereka ketika keluar dari Mesir mengalami bagaimana penyertaan Tuhan, kuasa Tuhan sanggup melepaskan mereka dari Mesir. Mukjizat Tuhan kerjakan ketika mereka hadapi masalah menuju Tanah Perjanjian. Tetapi apa yang mereka sudah tahu rupanya tidak diterapkan oleh Saul dan bangsanya ketika mereka menghadapi orang Filistin. Mereka hanya melihat permasalahan yang mereka hadapi. Mereka tidak melihat Tuhan yang empunya kuasa. Imannya mati, tidak bertumbuh, sehingga mereka menjadi sangat ketakutan. Apakah Tuhan tidak bisa menolong mereka? Tuhan adalah Tuhan yang Mahakuasa, tapi seringkali manusia tertutup mata iman mereka hanya karena permasalahan yang mereka lihat. Fakta yang lebih dipadang oleh Saul dan tentaranya, sehingga mereka menjadi cemas dan takut. Iman harus bertumbuh dalam hidup kita. Kita tidak akan menjadi orang yang kuat dalam menghadapi tantangan hidup kita kalau iman kita hanya sekadar pengetahuan.

 

 

 

      1 Samuel 17:45,52. Daud--seorang penggembala, bukan tentara, bahkan dia diremehkan oleh saudara-saudaranya--menghadapi Goliat seorang yang tinggi besar bukan dengan kekuatannya. Daud menjadikan iman sebagai gaya hidup bukan sekadar pengetahuan. Maka di situ ada Tuhan yang selalu menyertai dan bukan hanya sekadar Tuhan beserta tetapi ada penyediaan-penyediaan Tuhan yang  Dia sediakan.

 

      Markus 5:27-28. Iman perempuan yang menderita pendarahan 12 tahun ini timbul saat mendengar berita tentang Yesus. Perkataan imannya: "Asal kujamah saja jubah-Nya". Imannya timbul sebelum menjamah jubah Yesus. Imannya timbul dari mendengar itu diterapkan dan menghasilkan mukjizat.

 

2.   Iman itu harus memiliki penyerahan diri dan percaya kepada Tuhan.

 

      Yakin bahwa hidup kita adalah milik Tuhan dan Dia akan bertindak.

 

3.   Orang beriman adalah orang yang senantiasa punya kerinduan mencari Tuhan.

 

      2 Tawarikh 20:3-4. Saat alami ketakutan Yosafat mengambil keputusan yang tepat yakni dia mencari Tuhan. 2 Tawarikh 20:5-6. Yosafat percaya bahwa Tuhan punya kuasa dan keperkasaan untuk memberi pertolongan kepada Yosafat. 2 Tawarikh 20:12, yang Yosafat lakukan saat alami permasalahan:

 

      -     menyadari keterbatasan dirinya;

 

      -     menyadari bahwa tanpa Tuhan, dia tidak tahu apa yang harus dilakukan;

 

      -     lebih fokus kepada Tuhan yang memiliki kuasa dari pada masalah yang dihadapinya.

 

Amin.