Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 14 Juli 2024 Oleh Pdt. Andrew M. Assa
Hidup adalah pergumulan. Ayub 7:1 - "Bukankah manusia harus bergumul di bumi, dan hari-harinya seperti hari-hari orang upahan? Manusia harus berperang, bergumul, selalu ada pilihan. Dalam pergumulan kita rasanya semakin hari semakin berat. Ayat 4 - Bila aku pergi tidur, maka pikirku: Bilakah aku akan bangun? Tetapi malam merentang panjang, dan aku dicekam oleh gelisah sampai dinihari. Ayub pernah mengalaminya, ayat 13-15 - Apabila aku berpikir: Tempat tidurku akan memberi aku penghiburan, dan tempat pembaringanku akan meringankan keluh kesahku, maka Engkau mengagetkan aku dengan impian dan mengejutkan aku dengan khayal, sehingga aku lebih suka dicekik dan mati dari pada menanggung kesusahanku. Kecenderungan hati/pikiran/imajinasi/alam bawah sadar, kekuatirannya menghantui sehingga sepertinya harus bertempur setiap hari. Ketika siang menghadap permasalahan, bahkan ketika malam bertempur dengan tidak bisa tidur. Ayat 16, merasa capek batin. Ayat 17,18, manusia yang bergumul, dari debu tanah, tapi Tuhan anggap mulia, Tuhan perhatikan. Setiap hari ada kasih setia-Nya yang baru. Mazmur 8:4,5, kita diingat oleh Tuhan. Mungkin saat ini kita sedang dalam pergumulan, tapi ijinkan firman memenuhi hati dan pikiran kita, imani firman. Allah bukan hanya berfirman, tapi Ia setia dengan perbuatan-Nya Mazmur 145:13. Tidak pernah rugi menjadi pribadi yang memegang firman Allah, lebih dari sekadar hukum imperatif--hukum yang mengatur, memerintah. Kalau firman tinggal dalam kita, kita imani, lebih dari sekadar kita hafalkan, maka kesetiaan Tuhan terhadap firman-Nya terjadi juga kepada pribadi yang mau berpaut dengan Dia.
Menghadapi pergumulan, apa yang harus kita kerjakan?
Keluaran 17:8-13. Peristiwanya sekitar beberapa hari setelah bangsa Israel keluar dari Mesir, Tuhan buat mujizat laut Kolsom terbelah. Mereka berperang melawan Amalek. Sepanjang siang tangan Musa diangkat, ditopang oleh Harun dan Hur. Ada kemenangan terjadi. Kata berperang menggunakan kata lacham: fight (berperang), bread (roti)/feed (makan). Amsal 9:5, 23:1. Musa berkata pada Yosua, berperanglah (lacham) melawan orang Amalek. Berapa kali kita berpikir, sumber daya, kekuatan saya terbatas, bagaimana bisa melawan pesaing, menguasai pasar? Bagaimana saya harus bertempur (lacham)? Imani firman Allah ketika kita sedang dalam pertempuran, makan saja. Hubungkan dengan Mazmur 23:5 - Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; .... Ketika kita makan firman, Tuhan tahu kita sedang menghadapi permasalahan. Bukan berarti fakta, tantangan, permasalahan kita sudah hilang, masih ada. Nikmati, makan firman. Lebih dari sekadar pengetahuan yang disampaikan, imani, makan firman-Nya. Kabar baiknya, ketika kita makan firman Allah, Tuhan yang berperang ganti kita. Apakah hari ini kita lacham, nikmati firman Allah itu? Keluaran 17:8, Amalek berasal dari kata amal, punya pengertian usaha yang menyakitkan, penuh kesedihan. Dalam hidup kita menghadapi fakta sepertinya saya harus berjuang menyakitkan, berupaya. Ketika Amalek menyerang, sebetulnya mereka ada di Rafidim (restful place = tempat beristirahat). Tuhan sebetulnya sedang taruh kita di Rafidim kita. Responi saja, imani. Kalau Tuhan yang berkarya, ketika kita mau lacham, mau terima dengan iman, Tuhan bisa kerjakan jauh lebih banyak dari yang kita pikirkan.
Galatia 3:29 - Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah. Seringkali pola pikir orang Kristen, kalau engkau taat pada firman Allah, maka kamu jadi milik Kristus, kalau tidak taat, kamu bukan milik Kristus. Ini pemikiran yang keliru. Ketika kita percaya pada Kristus, kita jadi milik Kristus. Ijinkan, ketika kita imani Kristus, kita lacham, makan firman-Nya. Cepat atau lambat apa yang kita makan memberi faedah bagi hidup kita. Bukankah sama seperti hidup kita hanya makan, makan, dan makan, kita bertumbuh, menghadapi tantangan dan jadi dewasa. Galatia 4:3-7. Dulu kita takluk pada roh dunia. Genap waktunya Yesus lahir. Yesus takluk kepada hukum Taurat. Yesus diutus untuk menebus mereka yang takluk pada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak Allah. Bahkan Allah memberikan jaminan yang tak terbatalkan: Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!" Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah. Galatia 4:28 - Dan kamu, saudara-saudara, kamu sama seperti Ishak adalah anak-anak janji. Kita adalah anak perjanjian. Kita berhak menikmati janji Allah, janji yang tak mungkin terbatalkan.
Amin.

