Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 28 Juli 2024 Oleh Pdt. Andrew M. Assa
Yeremia 17:5-6 - Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk. Terkutuk punya pengertian orang itu sedang berjalan makin lama makin turun. Ingat, semua yang di dalam dunia mengalami degradasi (penyusutan nilai). Kekuatan kita juga ada penyusutan, yang tadinya kuat lama-lama jadi tidak kuat. Pikiran yang tadinya cerdas bisa juga berkurang kemampuannya. Itu sebabnya kalau mengandalkan semua yang jasmani, orang itu sedang berjalan makin lama makin turun.
Kabar baiknya,
Yeremia 17:7-8 - Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah. Orang yang mengandalkan Tuhan diberkati karena hidupnya diperintah (ordered by God), dipimpin oleh Tuhan sendiri. Kalau hidup dipimpin, diarahkan oleh Tuhan, tubuh jasmanimu boleh makin lama makin berkurang, tapi tubuh rohanimu makin lama semakin baik. Ketika kita benar-benar andalkan Tuhan, hidup dipimpin oleh Tuhan, ordered by God, hidup boleh saja ditebang oleh masalah, dijahati, dihimpit Mazmur 37:23 [KJV] mengatakan The steps of a good man are ordered by the LORD: and he delighteth in his way. Ketika jalan hidup kita ordered by him diatur, dipimpin Tuhan, Tuhan senang karena waktu Tuhan pimpin selalu berbuahkan damai sejahtera. Manusia menuntun langkah bisa menjebak. Tapi ketika langkah-langkah hidup kita dipimpin oleh Tuhan, ordered by God, Tuhan memimpin ke tempat yang terbaik.
Frank Slazak--calon astronot Pesawat Ulang-alik Challenger, seorang guru SMA. Tahun 1984, pemerintah Amerika mengumumkan akan mengirimkan ke ruang angkasa astronot dan juga orang biasa. Ada sekitar seratus ribu orang mendaftarkan diri, disaring sampai menjadi seratus orang. Sampai tahap penyaringan ini dia masih masuk di dalamnya. Di tahap akhir pengumuman sayangnya Frank Slazak tidak terpilih, yang terpilih Christa McAufliffe seorang guru SMA juga. Sebagai orang yang percaya Tuhan, dia kecewa dengan keadaan itu, kenapa dia gugur, kenapa Tuhan tidak membela. Sepertinya dia jadi pecundang, orang yang terkalahkan. Ayahnya hanya berbicara kalau ada sebuah peristiwa pasti ada tujuan yang kadangkala kita tidak mengerti. Peristiwanya terjadi di tanggal 28 Januari 1986. Di hari itu, Frank Slazak berkumpul bersama teman-temannya untuk melihat peluncuran Challenger. Ketika pesawat melewati menara landasan pacu, bahkan dia berdoa Tuhan, aku bersedia melakukan apa saja agar berada di dalam pesawat itu. Dan, 73 detik kemudian, Tuhan menjawab semua pertanyaannya. Pesawat Challenger meledak dan menewaskan semua astronot. Seketika itu dia teringat ucapan ayahnya, ‘semua terjadi karena suatu alasan’. Saat itu baru dia mengerti. Kalau doa kita tidak terjawab, Tuhan sebetulnya sedang menuntun langkah kita. Dia sedang pimpin, pesankan yang terbaik untuk langkah kita. Jangan kecewa, semua terjadi karena satu alasan.
Seorang yang mau benar-benar takluk pada Tuhan Ulangan 6:13-14 mengatakan Engkau harus takut akan TUHAN, Allahmu; kepada Dia haruslah engkau beribadah dan demi nama-Nya haruslah engkau bersumpah.... Kadangkala ketika kita punya konsep saya mau hidup takut akan Tuhan, ingat takut akan Tuhan bukan berarti takut karena ditakut-takuti. Kekristenan bukanlah soal ketakutan kepada firman. Ulangan 6:13 pernah dikutip Yesus saat Yesus dicobai iblis ketiga kalinya supaya Yesus menyembah iblis. Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" (Matius 4:10). Takut akan Tuhan, sebetulnya yang Allah inginkan adalah ketika kita sembah Dia, takluk kepada-Nya dengan kesungguhan hati, karena mengasihi-Nya. Bukan karena terpaksa karena sebuah aturan. Kita melakukannya karena sadar bahwa aku bergantung, karena Engkau lebih berkuasa daripada aku. Kalau kita takluk pada Tuhan, ada kuasa yang menyertai kita. Langkah kita, ada bahaya di depan dan belakang kita tidak pernah tahu. Kuasa yang sama juga membebaskan dan melindungi kita. Ketika kita takluk pada Tuhan, kita sedang terhubung dengan kuasa Allah yang menuntun hidupmu dan Tuhan senang karena Tuhan tahu yang terbaik. Mazmur 17:5 - langkahku tetap mengikuti jejak-Mu, kakiku tidak goyang. Mazmur 121:5-8 - TUHANlah Penjagamu, ... TUHAN akan menjaga keluar masukmu, dari sekarang sampai selama-lamanya.
Amin.

