Kecenderungan Hati Yang Dijagai

. Hits: 370

Ringkasan Khotbah Minggu Sore, 15 September 2024 Oleh Pdt. Andrew M. Assa

 

Mazmur 27:8 - Hatiku mengikuti firman-Mu: "Carilah wajah-Ku"; maka wajah-Mu kucari, ya TUHAN. Ayat ini ditulis ketika Daud masih berusia belasan tahun. Masih mengerjakan pekerjaan menggembalakan domba. Ketika kita mencari wajah Tuhan ada janji Tuhan. Ayat 13, Daud punya pengakuan: Sesungguhnya, aku percaya akan melihat kebaikan TUHAN di negeri orang-orang yang hidup! Mazmur 27, Daud adalah anak kedelapan dan anak yang dibuang, ditinggalkan ayah ibunya. Orangtuanya lebih menyayangi ketujuh kakaknya, dia diabaikan. Mazmur 27:10. Ketika Daud sedang ada di padang penggembalaan, dia tidak dalam keadaan sakit hati. Walaupun keadaannya sebetulnya beralasan untuk itu. Kabar baiknya ganti Daud sakit hati dan kecewa, dia cari wajah Tuhan. Tidak ada yang mengajarinya. Sejak dari muda ini yang menjadi fokusnya.

 

Mazmur 132:4-6 ini ditulis saat dia belum jadi apa-apa, dia tidak pernah punya ambisi untuk jadi raja. Dia hanya orang biasa, tidak terkenal. Daud mendengar Tabut Perjanjian sudah dikembalikan orang Filistin ke Kiryat Yearim (1 Samuel 7:2), saat itu Israel sudah punya raja yaitu Saul. Tapi rupanya raja Saul tidak pernah punya agenda mengembalikan ke Yerusalem. Tabut Perjanjian adalah simbol kehadiran Tuhan, tapi sayangnya raja Saul berpikir itu urusan rohani yang tidak ada hubungan dengan urusan kerajaan. 1 Samuel 16, ketika agendanya raja Saul bukan lagi kepada Tuhan, akhirnya dia terjebak pada jebakan iblis. Tuhan katakan pada Saul bahwa dia sudah ditolak. Tuhan menyuruh nabi Samuel ke rumah Isai untuk melantik salah satu anaknya. Saat itu Daud dilantik menjadi raja, tapi dia belum langsung masuk ke istana. Dia tetap harus jadi gembala, karena fokusnya, kecenderungan hati Daud bukan soal status atau jabatan, bukan tentang dirinya tapi tentang Tuhan. Sehingga dia tetap setia menggembalakan sampai Tuhan sendiri yang mengangkat. Ada proses yang cukup lama, sejak dari 1 Samuel 16 Daud diurapi menjadi raja sampai secara kenyataan dia benar-benar masuk istana butuh waktu 13 tahun.

 

2 Samuel 6, agenda pertama Daud ketika dia benar-benar menjadi raja adalah memindahkan Tabut Perjanjian dari Kiryat Yearim ke Yerusalem. Sepertinya keputusannya keliru, kenapa dia tidak membuat Bait Allah? 2 Samuel 6:17, Daud letakkan tabut perjanjian di dalam kemah yang dibentangkan. Kisah Para Rasul 15:16, Tuhan akan pulihkan kembali pondok Daud. Dalam kemah Daud, semua orang bisa langsung kepada Tabut Perjanjian sehingga Ibrani 4:16 mengatakan kita bisa menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya. Selama 13 tahun dalam masa pengembaraan, sekalipun Daud sudah diurapi menjadi raja tapi dalam proses menunggu, di situlah Allah memperlengkapi Daud. Semua proses yang Tuhan ijinkan sebetulnya Tuhan sedang turut bekerja di dalamnya. Buktinya Mazmur 78:70-71. Dari tempat yang paling hina, yang diabaikan orang, Tuhan bawa Daud untuk menggembalakan umat-Nya. Ayat 72 [KJV], ketika Tuhan jaga kecenderungan hati kita, Tuhan juga adalah Allah yang memperlengkapi. Proses itu membuat Daud punya integritas, dia diperlengkapi dengan hikmat dan kecakapan. Daud memerintah jadi raja 40 tahun lamanya.

 

Dia jatuh bangun, tidak sempurna, bahkan pernah dikudeta oleh anaknya sendiri. Bahkan sahabat dan penasihatnya mengkhianati dia. Daud yang dijagai kecenderungan hatinya, ketika dia terusir dari istana, dia tidak berkata andai aku bisa kembali ke istana. Tahta bukan menjadi agenda Daud, agendanya saya mau tetap mendekat kepada Tuhan. Dan Tuhan yang pulihkan. Daud pernah bersalah ketika dia menyensus penduduknya, Tuhan melihat motifnya ada kesombongan, keangkuhan. Dia tidak mau memilih saat harus menanggung konsekuensinya, terserah Tuhan. Kabar baiknya, Tuhan bisa gunakan banyak kelemahan Daud untuk nyatakan kemuliaan-Nya.

 

Di masa mudanya Daud melekat pada Tuhan, di masa produktifnya menjadi raja dia juga melekat pada Tuhan. Bahkan di masa “pensiun” pun hatinya tetap melekat pada Tuhan. 1 Tawarikh 16:11 - Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu! Ayat 8-38, ini adalah nyanyian pujian Daud. Ketika kita mencari Tuhan, di situlah Tuhan karuniai kita dengan integritas, hikmat dan kecakapan. 1 Tawarikh 29:17-18, ini doa Daud di masa tuanya ketika dia persiapkan Salomo untuk menjadi penerusnya. Kata kecenderungan hati menggunakan kata machashabah punya arti kecenderungan hati, rancangan, imajinasi, cita-cita--termasuk ambisi, rencana.

 

Daud alami machashabahnya dijagai Tuhan sejak dari kandang domba, dia tidak pernah berpikir menjadi raja. Sejak diurapi menjadi raja dia tetap rendah hati menggembalakan domba. Walaupun 13 tahun diproses, Tuhan jaga machashabahnya. Daud tidak kecewa, tidak pahit dengan proses kehidupan. Ketika menjadi raja pun dia tetap jaga machashabahnya sehingga Tuhan berikan dia intergritas, kecakapan. Kisah Para Rasul 13:22-23 - ... I have found David the son of Jesse, a man after mine own heart, which shall fulfil all my will.... Hatinya tetap melekat pada Tuhan, bahkan Daud masuk dalam silsilah Yesus Kristus. Kadangkala kita pikir tidak pantas, tapi yang membuatnya masuk dalam silsilah Yesus Kristus adalah Tuhan jagai kecenderungan hatinya.

Amin.