Ringkasan Khotbah Minggu Sore, 1 Desember 2024 - Oleh Pdt. Andrew M. Assa
Ketika bicara kita hidup di negeri Haleluyah bukan berarti hidup tanpa masalah. Kadangkala kita akan menghadapi gunung dan lembah. Ulangan 11:11-12 - [11:11] Tetapi negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya, ialah negeri yang bergunung-gunung dan berlembah-lembah, yang mendapat air sebanyak hujan yang turun dari langit; [11:12] suatu negeri yang dipelihara oleh TUHAN, Allahmu: mata TUHAN, Allahmu, tetap mengawasinya dari awal sampai akhir tahun. Kadangkala kita mulai berpikir Tuhan faktanya saya ikut Tuhan kenapa saya harus menghadapi gunung yang tinggi, lembah yang dalam, tanah--tanggung jawab, pekerjaan, usaha, profesi dimana Tuhan tempatkan--yang saya harus olah sepertinya bukan tanah yang subur. Kalau mengharapkan hujan atau tidak, kita perlu menengadah ke langit. Tuhan ingin kita menengadah. Mungkin tanahnya seperti tanah kering, berbatu-batu. Kerjakan saja dengan tetap menengadah ke langit.
Contoh Kejadian 26:11, ada kelaparan, tanah kering. Ayat 12, yang dikerjakan oleh Ishak menabur di tanah kering. Kadangkala menurut manusia berpikir kalau melihat situasinya tanahnya kering, buat apa saya menabur? Ingat, yang memberikan pertumbuhan Tuhan, bukan manusia. Ayat 13 - Dan orang itu menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya. Kata krisis (wei ji) dalam bahasa Mandarin terdiri dari kata wei xian (bahaya) + ji hui (kesempatan). Jadi ada dua pilihan berbahaya atau kesempatan yang menguntungkan. Ketika Tuhan ijinkan tanah yang kita olah sepertinya tanah kering, Tuhan ingin kita menengadah ke atas. Ingat, Yeremia 33:3 mengatakan Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui. Permasalahannya kita mau menengadah kepada Tuhan atau tidak. Manusia cenderung berkata celaka tanahnya kering. Fokusnya selalu ke melihat bawah. Kalau kita menengadah, Ulangan 11:12 mengatakan Tuhan mengawasi hidup kita dari awal sampai akhir tahun. Tuhan tahu kondisi kita. Berapa banyak kali saat kita diberi berkat oleh Tuhan, apakah kita menengadah ke atas? Seringkali kita baru menengadah kalau kita alami susah. Ingat, mata Tuhan mengawasi, tapi apakah mata kita melihat ke atas? Kabar baiknya, sebetulnya saat kita terhubung dengan Tuhan Mazmur 65:9-10, Tuhan mengindahkan tanah yang kita kerjakan. Tuhan tahu. Tuhan mengaruniakan kelimpahan. Tuhan membuatnya sangat kaya. Walaupun itu tanah kering, tapi kalau dimuliakan oleh Tuhan dari tanah kering itu akan memberkati Ishak. Dan tanah kering yang sama yang sedang kita hadapi kalau kita mau kerjakan dengan iman kepada Tuhan, Tuhan sendiri yang akan memberkati. Punyalah pengenalan akan Tuhan kita. Tuhan sediakan gandum, kebutuhan jasmani juga Tuhan perhatikan. Kita harus kelola/bajak tanah itu walaupun kering. Tuhan yang akan mengairi alur bajaknya, menggemburkan tanahnya. Ingat, Tuhan yang memberikan pertumbuhan, pelipatgandaan.
Janji Tuhan Ulangan 8:9 - suatu negeri, di mana engkau akan makan roti dengan tidak usah berhemat, di mana engkau tidak akan kekurangan apa pun; suatu negeri, yang batunya mengandung besi dan dari gunungnya akan kaugali tembaga. Batu harus diolah, gunung harus digali. Tengadahlah kepada Tuhan, Tuhan akan beritahukan perkara-perkara yang tersembunyi.
Yesus berikan contoh bagaimana Dia tengadah. Matius 14:19. Yesus harus memberi makan ribuan orang dengan lima roti dan dua ekor ikan. Dengan bekal yang rasanya tidak memadai, Yesus menengadah. Belajarlah menengadah kepada Bapa di sorga dan ucapkan syukur, ucapkan berkat.
Markus 7:33-35. Ketika Yesus menengadah ke atas, Yesus masukkan jari-Nya ke telinga orang tuli dan pengikat lidahnya terlepas sehingga bisa berkata-kata dengan baik. Yohanes 11:41, ketika Yesus menegadah, terciptalah kehidupan. Lazarus yang sudah 4 hari mati, bangkit kembali.
Mazmur 104:10-18, Tuhan mengatur segala makhluk, apa yang ada di dalam bumi. Ayat 19-20, Tuhan yang mengatur waktu. Tuhan yang menguasai waktu hidup kita. Ayat 27-28, binatang-binatang menantikan Tuhan memberi makan. Tidak ada satu burung pipit yang jatuh kalau tidak dikehendaki Tuhan. Ayat 30 [FAYH], Kemudian Engkau mengirimkan Roh-Mu, maka lahirlah hidup yang baru untuk membarui semua yang hidup di bumi.
Tidak pernah rugi kalau kita menengadah, berharap kepada Tuhan. Ijinkan Tuhan menjadi Tuhan dalam keseharian kita. Tengadahlah kepada Tuhan, dan kita akan alami hidup di negeri Haleluyah.
Amin.

