Ringkasan Khotbah Minggu Sore, 12 Januari 2025 Oleh Pdt. Andrew M. Assa
Hidup kita dibatasi oleh kronos--waktu. Kairos bicara tentang waktu Tuhan yang tepat. Bicara tentang waktu Tuhan yang tepat, Tuhan paling tahu untuk menjawab doa kita dengan tepat! Bukan seperti yang kita pikirkan. Karena pikiran kita hanya terjebak pada kronos. Ketika kita mau benar-benar percaya Tuhan, Dia punya destiny, takdir, nasib kita di hati-Nya.
Pengkhotbah 9:11 - Lagi aku melihat di bawah matahari bahwa kemenangan perlombaan bukan untuk yang cepat, dan keunggulan perjuangan bukan untuk yang kuat, juga roti bukan untuk yang berhikmat, kekayaan bukan untuk yang cerdas, dan karunia bukan untuk yang cerdik cendekia, karena waktu dan nasib dialami mereka semua. Ketika bicara waktu dan nasib, ....
kata “waktu” dalam Pengkhotbah 9 menggunakan kata eth (bhs. Ibrani) menunjuk pada kairos--waktunya Tuhan. Atas ilham Roh Allah, Salomo berkata kairos dan nasib itu dialami (artinya ada di dalam kebetulan ilahi). Kata eth ditulis pertama kali dalam Kejadian 8:11. Digambarkan dengan waktu senja. Kedua kalinya ditulis dalam Kejadian 24:11, peristiwanya ketika Abraham menyuruh hambanya Eliezer mencari istri untuk Ishak. Eliezer tidak pernah tahu tentang keluarga Abraham. Ingat, waktu dimana dia letakkan hidupnya adalah waktu yang tepat. Kata “waktu petang hari” menggunakan kata eth, dalam bahasa Yunani kairos. Gereja Tuhan digambarkan mempelai wanita Kristus, kita menimba air = beribadah, mendengarkan Firman Allah--air hidup menyegarkan kita. Itulah kairosnya Tuhan. Kabar baiknya, waktu hidup kita itu sudah alami penebusan. Hubungkan Lukas 23:44, peristiwa waktu Yesus disalibkan. Yohanes 19:30 - Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." [Tetelestai-bhs. Yunani] Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya. Dari peristiwa-peristiwa ini, Yesus disalibkan sejak dari korban pagi di jam 9 sampai jam 12; dari jam 12 sampai korban petang di jam 3 sore, di sini sedang ditunjukkan waktu hidup kita sudah alami penebusan dari Tuhan. Bukankah waktu hidup kita kadangkala mengalami masa senang, hari-hari yang terang tapi ada juga hari gelap, tidak ada harapan. Percayalah eth waktu hidup kita sudah alami penebusan. Ketika pikiran kita mulai berkata terlambat, tapi kalau masuk dalam rencana Allah, tidak ada kata terlambat. Karena seluruh waktu hidup kita sudah alami penebusan.
Nasib menggunakan kata pega ̀, selain di Pengkhotbah 9:11 bisa kita temukan dalam Kejadian 23:8. Yesaya 52 dan 53 nubuatan bahwa Anak Allah akan disalibkan. Yesaya 53:12, kata “berdoa” menggunakan kata pega ̀. Ketika kita bicara tentang nasib, berapa banyak kali kita terfokus pada kata-kata nasib saya seperti ini, siapa yang peduli kepada saya? Sadarkah kita bahwa nasib kita ada dalam syafaatnya Tuhan? Lukas 23:34, Dia sedang bersyafaat buat kita. Dia belum selesai bersyafaat, Roma 8:34 - ... who also maketh intercession for us. Yesus di sorga sedang bersyafaat untuk kita. Yang mendoakan kita adalah Yesus sendiri. Nasib kita tetap dalam syafaatnya Tuhan, asal kita percaya Firman-Nya.
Pengkhotbah 9:11 - ... but time and chance happeneth (terjadi) to them all. Kata “terjadi” bisa kita temukan dalam Rut 2:3. Rut orang Moab, bukan umat pilihan. Ulangan 23:3, aturan Firman Allah suku Moab tidak boleh masuk jemaah Israel. Kata “kebetulan” menggunakan kata qarah, sama seperti kata “dialami”. Rut sekalipun rasanya tidak punya harapan, ada stigma Rut orang Moab yang melekat padanya, ketika dengan setia Rut tetap mau bekerja, tersedia, ketika qarahnya Tuhan, kebetulan ilahi dia ada di ladang Boas. Rut akhirnya menjadi istri Boas dan sebetulnya Rahab--ibunya Boas seorang mantan pelacur di Yerikho. Kalau kita percaya waktu hidup kita sudah alami penebusan, kita tidak bisa merubah nasib, tapi nasib hidup kita ada di tangan Allah. Tuhan letakkan kebetulan-kebetulan ilahi yang tidak pernah kita mengerti.
Daniel 10:14, kata “terjadi” juga menggunakan kata qarah. Tentang waktu senjawaktu terakhir, tentang kairos Tuhan, Tuhan sedang beritahukan. Kita tidak mungkin bisa menebus apa yang terjadi di masa lalu kita dengan kekuatan kita sendiri. Kita tidak tahu kebetulan-kebetulan ilahi yang terjadi di depan, tapi Tuhan sampaikan: Yeremia 33:3 - Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui. Kalau kita mau berseru kepada-Nya, ayat 6-8, Tuhan yang bertindak kalau kita imani firman Allah, Tuhan akan tahirkan dan ampuni kesalahan kita. Ayat 9, sama seperti Rut--stigmanya Rut orang Moab-- ketika akhirnya dia menjadi istri Boas, semua perempuan di Betlehem mengatakan Rut adalah anak perempuan yang lebih daripada tujuh anak laki-laki, namanya dimulakan. Ayat 10-11. Kita mungkin tetap di posisi kita, tapi Tuhan akan pulihkan dari mana posisi kita gagal. Pemulihan rumah tangga terjadi.
Amin.

