Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 26 Januari 2025 Oleh Pdt. Andrew M. Assa
Kita bisa ada sekarang, kita bisa sempurna karena ada kasih Allah yang memelihara. Kasih-Nya tidak berubah. Ketika kita tinggal di dalam kasih Allah, kita bukan hanya sekadar menikmati. Ijinkan kasih Allah tinggal di hidup kita dan seperti merendam hidup kita sehingga dari hidup kita akan keluar kasih Allah juga. Sudahkah kasih Allah bisa dirasakan oleh orang lain?
Peristiwa kebakaran di Los Angeles, kita jangan punya pola pikir seperti dunia, orang yang tidak bertobat akan terima karma, penghukuman dari Tuhan. Ibrani 12:29, memang Allah kita adalah api yang menghanguskan karena konteksnya mulai ayat 18, sama seperti bangsa Israel mereka datang ke Gunung Sinai. Gunung Sinai terbakar, benar-benar menakutkan, siapapun yang menyentuh Gunung Sinai mati. Kabar baiknya kita tidak lagi kembali ke hukum Taurat, konteks Perjanjian Lama. Sehingga begitu bersalah langsung dihanguskan oleh Tuhan. Tidak! Ayat 22-24. Darah Kristus lebih kuat dari darah Habel. Darah Habel menuntut balas. Ijinkan darah Kristus merendam hidup kita, sehingga kasih Allah keluar dari hidup kita. Ayat 28, ketika kita dalam kasih Allah, itu adalah kerajaan yang tak tergoncangkan.
Murid-murid Yesus pernah kesal, Lukas 9:54-56 ketika Yesus mengutus murid-murid-Nya untuk memberitakan kabar baik. Sayangnya sampai di kota Samaria, mereka ditolak. Yakobus dan Yohanes anak-anak Zebedeus berkata, "Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?" Tetapi Yesus berpaling menegur mereka, “Ye know not what manner of spirit ye are of.” (roh macam apa yang ada di dalammu). Kalau kita sudah terima kasih Allah jangan sampai ada roh bukan roh kasih lagi. Anak manusia datang bukan untuk membinasakan tapi Anak manusia datang untuk menyelamatkan. Harusnya kita punya pola pikir dan roh yang sama. Tuhan ingin kita menjadi perpanjangan kasih Allah. Yohanes 3:17.
Bicara tentang dikuduskan di dalam kasih Allah, kasih Allah adalah kasih yang menyempurnakan. Konteks kekudusan di Perjanjian Lama adalah kekudusan yang bisa dilihat orang. Imamat 11:44-45. Kekudusan bicara seumur hidup dan tidak bercela satu hari pun. Imamat 19:2, bicara tentang gaya hidup kudus, misalnya ayat 5, 19, 27. Itulah tuntutan kekudusan yang Allah sampaikan kepada umat dalam Perjanjian Lama.
Yesus pernah kutip Matius 5:48 karena Yesus berkhotbah kepada orang-orang di dalam konteks yang masih taat kepada hukum Taurat. Yesus datang untuk menggenapi hukum Taurat. Matius 5 mulai dari ayat 17 dan seterusnya, aturan-aturan yang Yesus sampaikan itu lebih daripada yang di depan mata. Mengatur isi hati. Kita yang sudah percaya Yesus harus seperti apa? Ketika Yesus Dia genapi, Dia adalah Anak Domba Allah sehingga kita tidak lagi secara jasmani mempersembahkan domba pagi satu ekor, sore satu ekor. Kita percaya pada korban Yesus Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Itu sebabnya setiap ketika memulai hari kita, mulailah mempersembahkan korban--punyalah waktu untuk berdoa. Demikian juga ketika akan beristirahat. Kiranya darah Anak Domba Allah menguduskan kita.
Kata pertobatan memang artinya berbalik. Tapi pertobatan itu bukan sekadar berbalik tapi juga hatinya mengalami penebusan. Kata pertobatan: Yehezkiel 18:23, Tuhan ingin orang jahat bertobat; Kejadian 3:19; Bilangan 5:8, dibayar = pertobatan. Kata pertobatan sendiri digenapi oleh Yesus. Yesus bayar hidup kita sehingga kita berbalik kepada Dia. Yesus berikan perumpamaan dalam Lukas 15:1-5. Ketika Dia temukan domba yang sesat, Dia letakkan di atas bahu-Nya dengan gembira. Ayat 6-7, hanya karena satu domba terhilang ditemukan, gembala itu bersukacita. Dulu kita pernah terhilang, tapi Allah bersukacita karena kita telah ditemukan. Tuhan tidak pernah terpaksa menyelamatkan kita. Domba yang bertobat adalah ketika ada di bahu gembala, dipimpin, dibawa kemana gembala mau.
Sudahkah kita dipimpin Gembala Agung? Atau tanpa sadar kita mulai jadi seperti orang Farisi, orang benar tapi merasa sudah cukup baik, tidak pernah berbuat salah, tidak mau dipimpin dan disempurnakan di atas kasih Allah? Sehingga makin tahu Firman, Firman dipakai untuk menghakimi orang lain. Kalau kita sudah terima kasih Allah, tapi kasih Allah tidak keluar dari hidup kita, roh macam apa yang ada pada kita?
Ingat, Allah itu kasih, Kerajaan Sorga itu kerajaan kasih. Tuhan ingin sempurnakan kita di dalam kasih. Ketika kita kehilangan kasih yang mula-mula, Tuhan katakan kepada Jemaat Efesus betapa dalamnya engkau jatuh, percuma semua pelayananmu, semua kerja kerasmu. Roma 5:6-10. Ibrani 13:9.
Amin.

