Manusia Bisa Gagal, Tuhan Tidak Pernah Gagal

. Hits: 416

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 4 Mei 2025 Oleh Pdt. Andrew M. Assa

Kesetiaan Tuhan itulah yang menguatkan kita. Kesetiaan Tuhan menjadi perisai dan pagar tembok. Kita manusia kurang setia. Ketika takut dan kuatir, seringkali lebih percaya pada keadaan daripada kepada Firman Tuhan. Filipi 4:6-7 - ... tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. Manusia bisa gagal--karena meragukan Tuhan, tapi Tuhan tidak pernah gagal. Sekalipun manusia gagal percaya, kesetiaan Tuhan tetap jagai kita. Jangan jauh dari Tuhan.

Allah itu pekerjaan-Nya sempurna, runtut dan rapi.

Kejadian 1:3-31. Manusia adalah ciptaan yang paling mulia. Yang lain--semua di jagad raya Allah cukup berfirman maka semuanya itu ada. Allah bentuk manusia dari debu tanah dan dihembusi nafas kehidupan. Mazmur 139:13, Allah merajut kita di kandungan ibu, ada tangan Allah yang supranatural sedang merajut kita. Kita berharga di mata Tuhan. Manusia makhluk mulia, buatan tangan Allah. Sekalipun manusia makhluk mulia, Allah tidak ciptakan pada hari pertama. Allah ciptakan manusia di akhir semua penciptaan. Allah itu runtut dan rapi.

Allah itu pekerjaan-Nya sempurna. Nyanyian Musa: Ulangan 32:4 - Gunung Batu, yang pekerjaan-Nya sempurna, karena segala jalan-Nya adil, Allah yang setia, dengan tiada kecurangan, adil dan benar Dia. Musa bisa tuliskan ini, karena dia juga alami pekerjaan Allah yang sempurna. Musa lahir ketika bangsa pilihan sedang dijajah. Saat itu ada peraturan bayi laki-laki yang lahir harus dibunuh. Musa lahir di tengah ancaman. Dia terlahir sebagai laki-laki dan harus dibunuh. Ibunya kemudian membuat peti pandan untuk menaruh dia, lalu dihanyutkan di sungai Nil. Sepertinya tidak ada harapan. Pekerjaan Tuhan yang setia--qarah, kebetulan ilahi-- membuat Musa yang dihanyutkan diangkat putri Firaun menjadi pangeran Mesir. Empat puluh tahun pertama Musa dididik menurut hikmat orang Mesir. Ketika Musa melihat bangsanya--Musa sadar dari mana dia berasal, dia coba bela bangsanya dengan kuasa, kekuatan dan hikmat dari Mesir yang dia terima. Akhirnya hanya terjadi pembunuhan.

Musa lari ke Padang Midian. Empat puluh tahun yang kedua, dia menikah dengan Zipora anak imam Midian. Di tanah pengembaraan dia menjadi suami yang takut istri. Setelah usia 80 tahun, ketika Tuhan pilih dia untuk jadi pemimpin, dia berkata: Tuhan, aku ini gagap. Kabar baiknya, Musa bisa katakan Engkau gunung batu yang pekerjaannya sempurna. Ketika Musa tidak berdaya, Tuhan pilih dia. Tuhan sedang melatih. Tuhan pakai Musa.

Musa masih punya 40 tahun yang ketiga. Menurut usia sudah 80 tahun, harusnya sudah pensiun, tapi Tuhan masih punya rencana. Zakharia 4:6, Musa tidak punya kekuatan, tapi dia tersedia. Ketika Musa tersedia, harus memimpin bangsanya keluar dari Mesir, kesetiaan Tuhan menjadi perisai dan pagar tembok. Dia alami mukjizat demi mukjizat dan terobosan demi terobosan karena kesetiaan Tuhan. Manusia bisa gagal, tapi Tuhan tidak pernah gagal.

2 Samuel 22:31 - Adapun Allah, jalan-Nya sempurna; sabda TUHAN itu murni; Dia menjadi perisai bagi semua orang yang berlindung pada-Nya. Kapan mazmur ini ditulis? Ayat 1, Daud tidak pernah minta diurapi jadi raja. Saat itu tidak langsung jadi raja. Dia tetap harus menjadi penggembala domba. Setelah berhasil mengalahkan Goliat, dia menjadi prajurit. Dia setia kepada raja dan Tuhan buat dia berhasil. Ketika Daud sukses, dia dibenci oleh mertuanya sendiri. Bahkan dikejar mau dibunuh, dia punya kesempatan untuk membunuh raja Saul dua kali. Daud tidak mau membunuh orang yang diurapi Tuhan. Daud harus bertanggung jawab atas 600 orang pengikutnya--orang-orang yang bermasalah--dan keluarga mereka, ini terjadi 13 tahun. Tuhan sedang persiapkan orang-orang yang bermasalah ini jadi pahlawan-pahlawan yang gagah perkasa. Daud tidak berpenghasilan, bagaimana dia bisa merawat, memberi makan  banyak orang? Daud hidup dari anugerah. Daud bukan orang yang sempurna, dalam pengembaraannya dia pun hampir membunuh Nabal. Manusianya bisa gagal, tapi Allah yang setia tidak pernah gagal. Atas ilham Roh Kudus 2 Samuel 22 maupun Mazmur 18 isinya persis sama.

Allah yang setia tidak pernah gagal. Dia adalah Allah yang sempurna, Ayub 42:2 - "Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal. Firman-Nya tidak pernah gagal, tapi apakah kita mau simpan dalam hati atau hanya jadi pengetahuan di kepala? Ibrani 4:2. Yesaya 14:27, yang bisa gagalkan rancangan Tuhan adalah diri kita sendiri waktu kita tidak percaya. Untuk mereka yang percaya, Firman-Nya pasti berhasil.

Amin.