Waktu-Nya Yang Terbaik

. Hits: 218

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 18 Mei 2025 Oleh Pdt. Henny M. Assa

Pekerjaan-Nya runtut dan rapi. Kejadian 1:3-31 mengisahkan bagaimana Tuhan menciptakan langit bumi dan seisinya. Ayat 31 - Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Allah melihat semuanya sungguh amat baik, artinya sempurna. Kalau melihat dari perspektif manusia sepertinya Tuhan salah, tidak runtut. Seperti di hari ketiga Tuhan ciptakan tumbuhan, hari keempat matahari, bulan dan bintang. Kalau secara ilmu pengetahuan ini terbalik dan tidak runtut, hari keempat harusnya yang ketiga karena tumbuhan memerlukan matahari untuk berfotosintesis. Tapi kalau Tuhan ciptakan, ini sempurna, runtut dan rapi, waktu-Nya tepat.

Pengkhotbah 3:11 - Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. Tuhan membuat indah pada waktunya. Jadi, sabar kalau belum indah, belum waktunya Tuhan. Jangan berhenti, jangan menyerah, terus percaya berjalan dalam iman. Menjadi masalah buat manusia, karena manusia tidak dapat menyelami pekerjaan Allah dari awal sampai akhir. Awalnya mungkin membuat kita menangis. Kalau saja kita mau fokus pada firman-Nya dan mau bertahan sampai akhirnya, meskipun awalnya kita tidak mengerti, kita marah kepada Tuhan, kita berontak, bersamaan dengan waktu dan sampai di akhir, kita melihat ternyata Tuhan tepat waktu dan Ia tidak pernah ingkari janji-Nya. Pada saat Tuhan selesaikan pekerjaan-Nya dan kita lihat ke belakang, kadang kita tidak sadar, ketika sampai akhirnya kita terkagum-kagum pada Tuhan dan berkata ternyata ini maksud Tuhan. Kadang Tuhan menunda dengan sengaja untuk menjawab doa kita, karena sebenarnya Tuhan punya rencana yang indah di balik penundaannya.

Kisah tentang Abraham ketika dia menerima janji Tuhan untuk memiliki anak. Selama dia menunggu janji Tuhan yang terjadi: Kejadian 16:1-5. Sara sendiri yang berkata memberi ijin ke suami untuk menghampiri pembantunya. Ketika Hagar tahu ia mengandung, maka ia memandang rendah Sara. Sara komplain kepada Abraham, dan mulai menyalahkan Abraham. Mereka pasti bertengkar gara-gara salah bertindak dalam masa penantian, masa menanti waktunya Tuhan. Abraham menunggu jawaban Tuhan--dari pertama kali Tuhan berfirman (Kejadian 12) sampai Ishak lahir--selama 25 tahun. Ketika di dalam masa penantian ini sepertinya Tuhan menunda waktunya, sebenarnya ada hal-hal yang Tuhan sedang kerjakan:

1. Keadaan Sara secara fisik dipulihkan Tuhan.

Tuhan katakan tahun depan kamu akan mempunyai anak. Kejadian 18:11-12 - [18:11] Adapun Abraham dan Sara telah tua dan lanjut umurnya dan Sara telah mati haid. [18:12] Jadi tertawalah Sara dalam hatinya, katanya: "Akan berahikah aku, setelah aku sudah layu, sedangkan tuanku sudah tua?" Di dalam masa penantian ini, Tuhan sedang memulihkan Sara secara fisik supaya Sara siap di usia tua hampir 90 tahun mengandung dan melahirkan Ishak. Buktinya: Kejadian 20 ketika Abraham bertemu raja Abimelekh, Abimelekh melihat dan terpesona pada Sara dan mengambil dia menjadi istrinya.

2. Kepada Abraham, Kejadian 20:17-18 - [20:17] Lalu Abraham berdoa kepada Allah, dan Allah menyembuhkan Abimelekh dan isterinya dan budak-budaknya perempuan, sehingga mereka melahirkan anak. [20:18] Sebab tadinya TUHAN telah menutup kandungan setiap perempuan di istana Abimelekh karena Sara, isteri Abraham itu. Abraham berdoa kepada Tuhan, memberkati mereka di area yang sama dengan problemnya (janji Tuhan belum digenapi--Sara mandul). Tuhan menjawab doa Abraham. Setelah Abraham mendoakan mereka: Kejadian 21:1-2 - [21:1] TUHAN memperhatikan Sara, seperti yang difirmankan-Nya, dan TUHAN melakukan kepada Sara seperti yang dijanjikan-Nya. [21:2] Maka mengandunglah Sara, lalu ia melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abraham dalam masa tuanya, pada waktu yang telah ditetapkan, sesuai dengan firman Allah kepadanya. Tuhan ingin beritahu kita, di masa penantian, jangan berhenti berdoa untuk orang yang sama areanya seperti kita yang kita butuhkan, sekalipun kita belum melihat janji-Nya terjadi dalam hidup kita.

Ibrani 6:11-12. Dalam menanti waktunya Tuhan kuncinya iman dan kesabaran, maka janji Tuhan akan digenapi. Ibrani 6:13-15 - [6:13] Sebab ketika Allah memberikan janji-Nya kepada Abraham, Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri, karena tidak ada orang yang lebih tinggi dari pada-Nya, [6:14] kata-Nya: "Sesungguhnya Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan akan membuat engkau sangat banyak." [6:15] Abraham menanti dengan sabar dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya. Allah sebenarnya tidak perlu bersumpah, karena tidak mungkin ingkar, tapi Allah mau memberikan jaminan ganda, apa yang Ia janjikan pasti akan terjadi, tapi kuncinya iman dan sabar. Tetap beriman pada janji Tuhan, nantikan waktu-Nya, janji-Nya pasti tergenapi.

Amin.