Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 24 Agustus 2025 Oleh Pdt. Andrew M. Assa
Anugerah Allah itu juga kasih, akan membawa kita dalam rencana Allah. Seringkali kita naif kalau saya menerima kasih, berarti saya pasif. Tidak! Sebetulnya kasih Allah itu lengkap. Dia menyelamatkan, menopang hidup kita, tapi kasih itu juga melindungi kita.
Satu pribadi yang mengalami kasih Allah, dan dalam kasih Allah dia dan keturunannya yang dalam lingkungan “tidak jadi teladan” bahkan pemimpin rohaninya tidak jadi teladan.
1 Samuel 2:6-9 - ... Langkah kaki orang-orang yang dikasihi-Nya dilindungi-Nya, .... Ini adalah puji-pujian dari Hana. 1 Yohanes 4:10 - Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita. Definisi kasih bukan soal tentang kita kepada Dia. Kasih itu bicara tentang Allah yang bertindak bagi kita. Kalau kita tinggal dalam kasih-Nya, dalam anugerah-Nya, kasih dan anugerah-Nya itu melindungi. Kasih Allah itu tanpa syarat. Apapun kondisi kita, mungkin sama seperti orang kusta--najis; ketika dia mau datang pada Tuhan, yang dia pertanyakan bukan kuasa Tuhan, tapi apakah Tuhan mau (willing-nya Tuhan). Kabar baiknya, Tuhan mau. Tuhan mau sembuhkan, pulihkan kita. Tuhan mau kita benar-benar alami semua janji Allah. Mungkin kita punya rekam jejak buruk di masa lalu, tapi ketika kita mau datang pada Tuhan, Tuhan mau. Dan ketika Tuhan katakan Aku mau, bukan orang kusta yang menyentuh-Nya. Tuhan yang menyentuh orang ini, menjamah dia Matius 8:3. Tuhan bukan hanya sembuhkan tapi mentahirkan. Ingat, Imamat 14 bicara tentang upacara pentahiran orang kusta. Orang kusta bisa saja sembuh tapi belum tentu tahir. Tahir sama seperti seorang keluar dari penjara, kemudian nama baiknya direhabilitasi, dipulihkan luar dalam. Kustanya sembuh, hatinya disembuhkan juga dari kusta dosa. Ketika Musa dipanggil dan Tuhan katakan masukkan tanganmu dalam bajumu, ketika Musa keluarkan tangannya kusta. Tanpa sadar mungkin selama ini kita kelihatan baik-baik saja di luar, tapi ada kusta di dalam hati. Ada pikiran-pikiran, rancangan, ide, khayalan selalu najis. Tuhan mau pulihkan kita. Tuhan mau engkau tahir. Inilah yang Tuhan mau kerjakan. Ijinkan kasih-Nya memulihkan, tinggallah di dalam anugerah-Nya. Ada banyak hal yang tidak bisa kita kerjakan, tapi kasih bisa kerjakan.
1 Samuel 2:9, ada perlindungan. Kasih Tuhan melampaui apa yang kita pikirkan, ada kekuatan yang bisa menjaga. 1 Samuel 1 Hana mandul. Dia selalu datang ke Silo bersama suaminya untuk mempersembahkan korban tahunan. Dia selalu sakit hati dengan madunya--Penina. Dia berdoa sungguh-sungguh di Silo sehingga imam Eli mengira dia mabuk. Imam Eli, kondisinya juga tidak baik-baik saja, dia disebut imam yang tamak. 1 Samuel 2:29. Tuhan sendiri melihat imam Eli tamak, dia tidak pernah mendisiplinkan anak-anaknya. Imam Eli dalam kondisinya yang seperti itu, rupanya tetap “keimaman” sebagai imamnya Allah tetap berlaku buat Hana, sehingga Hana ketika didoakan Hana punya anak. Ketika Hana punya anak, sesudah Samuel disapih--berusia 4 tahun-- diserahkan ke Bait Allah, menjadi pelayan di Bait Allah.
Kondisi Bait Allah di jaman itu tidak baik-baik saja. 1 Samuel 2:17, Hofni dan Pinehas, kedua anak imam Eli tamak dengan korban, bahkan tidur dengan perempuan-perempuan yang melayani di depan pintu Kemah Pertemuan (ayat 22). Pelayan Tuhan tidak kebal dosa, karena itu ijinkan kasih dan anugerah selalu melindungimu. Itulah kondisinya, Samuel masih muda 4 tahun, dia hidup dengan Hofni dan Pinehas yang tidak benar moralnya di bawah pimpinan imam Eli. Ada kabar baik, Tuhan bisa pelihara. Orang yang tetap tinggal dalam kasih Allah, dilindungi. Samuel boleh saja ada tinggal di tengah lingkungan yang jahat, 1 Samuel 2:26 - Tetapi Samuel yang muda itu, semakin besar dan semakin disukai, baik di hadapan TUHAN maupun di hadapan manusia. Kuasa Tuhan lebih daripada kuasa manusia. Hana tahu kondisi Bait Allah yang ada di Silo tapi dia serahkan pada Tuhan. 1 Samuel 3:1 - Samuel yang muda itu menjadi pelayan TUHAN di bawah pengawasan Eli. Otoritas yang mengawasi Samuel otoritas yang jahat dan kondisinya Tuhan tidak lagi berfirman secara langsung. Mereka melayani hanya karena rutinitas. Tapi Samuel yang masih muda ini bisa melihat Tuhan, Tuhan yang menampakkan diri kepadanya (ayat 10). Kalau dipelihara oleh kasih dan anugerah Allah, Tuhan bisa buat sesuatu yang berbeda.
Musa juga mengalami hal yang sama sejak disapih menjadi anak putri Firaun. Sekalipun 40 tahun dididik menurut cara Mesir, Mesir bisa mengubah penampilannya, tapi Mesir tidak bisa mengubah hati dan imannya. Mungkin ibunya Yokebet terbatas mengajari Musa, tapi ada Tuhan yang luar biasa. Keluaran 33:13-16. Penyertaan Tuhan membuat kita berbeda.
Amin.