Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 7 September 2025 Oleh Pdt. Andrew M. Assa
Syafaat kita adalah destiny (nasib). Syafaat kita menentukan nasib kita. Kejadian 23:8 - serta berkata kepada mereka: "Jika kamu setuju, bahwa aku mengantarkan dan menguburkan isteriku yang mati itu, maka dengarkanlah aku dan tolonglah mintakan dengan sangat kepada Efron bin Zohar,
Abraham minta tanah untuk menguburkan Sarah. Minta menggunakan kata pega (bhs. Ibrani), Abraham meminta bagi kepentingannya sendiri. Kata pega juga ditulis lagi di Yesaya 53:12. Yesaya 52 ayat-ayat terakhir sampai Yesaya 53 tentang nubuatan tentang Yesus tergantung di kayu salib. Yesus mati karena Dia menyerahkan nyawa-Nya, Dia tahu saatnya. Yesus tergantung di antara dua penjahat, padahal Dia tidak punya kesalahan. Dia menanggung dosa banyak orang dan berdoa (pega). Yesus pega = bersyafaat untuk kepentingan orang. Tidak salah kita berdoa untuk kepentingan kita, tapi Tuhan panggil kita berdoa, bersyafaat juga untuk bangsa ini. Teladan kita adalah Tuhan sendiri. Dia sendiri sedang tergantung di kayu salib, tapi Dia bersyafaat: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Dia berdoa untuk para pemberontak, orang-orang Farisi yang melihat-Nya saat itu, tapi Dia juga berdoa untuk kita. Naikkan doa kita, bersyafaatlah buat bangsa ini dan untuk seluruh bumi. Pengkhotbah 9:11 - Lagi aku melihat di bawah matahari bahwa kemenangan perlombaan bukan untuk yang cepat, dan keunggulan perjuangan bukan untuk yang kuat, juga roti bukan untuk yang berhikmat, kekayaan bukan untuk yang cerdas, dan karunia bukan untuk yang cerdik cendekia, karena waktu dan nasib dialami mereka semua. Pega (nasib) juga tertulis lagi di sini. Syafaat kita akan menentukan nasib kita. Tuhan panggil kita untuk jadi berkat.
Yesaya 6:1-9. Raja Uzia pamannya Yesaya, Yesaya seorang bangsawan. Tuhan bisa pakai semua orang asal tersedia. Tuhan ingin benar-benar kekudusan Tuhan terjadi lagi. Ayat 3, Tuhan mau pakai setiap pribadi. Ayat 5 - Lalu kataku: "Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam." Ketika Tuhan mau kerjakan kekudusan-Nya atas seluruh bumi, Tuhan mau pakai setiap orang. Kadang bahasa argumen kita seperti Yesaya, najis bibir. Tuhan panggil kita untuk jadi terang dan garam. Situasinya gelap--kita terangnya, situasinya tawar, gampang membusuk--kita jadi garam. Ayat 7. Waktu kita perkatakan firman Allah, Tuhan sentuhkan firman di bibir kita. Inilah anugerah, no effort, kita hanya menikmati kasih Allah. Anugerah = saya tidak pantas, tidak layak tapi anugerah melayakkan kita. Ayat 8 - Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!" Tuhan ingin kita pergi ke pekerjaan masing-masing tapi dengan bibir yang sudah disentuh firman. Yesaya dalam pelayanan kenabiannya tetap ada di istana, berbeda dengan nabi-nabi yang lain. Nabi Yesaya tetap jalankan tugas yang ada di istana karena itulah panggilannya. Kerjakan panggilan kita di posisi kita masing-masing. Ayat 9, ketika Yesaya jalankan pelayanannya, orang itu dengar tapi malah mengeraskan hati, mereka mau belajar tapitidak pernah mau mengerti. Kisah Para Rasul 28:26-2, karena ketegar-tengkukan bangsa Israel, berkat itu jatuh ke bangsa-bangsa lain.
Zefanya 3:9 - "Tetapi sesudah itu Aku akan memberikan bibir lain kepada bangsa-bangsa, yakni bibir yang bersih, supaya sekaliannya mereka memanggil nama TUHAN, beribadah kepada-Nya dengan bahu-membahu. Tuhan memberikan bibir yang baru, bahasa yang baru. Kita lihat keadaan bangsa kita saat ini, ganti mengutuki atau mengecam, perkatakan yang kita imani. Markus 16:15-16 - Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Injil artinya kabar baik. Jadi dimanapun kita berada dari mulut kita keluarkan kabar baik, kabar yang positif. Mulailah berdoa. Berikan harapan untuk Indonesia, lepaskan shalom untuk bangsa ini.
Amin.