Hidup Dalam Syafaat-Nya

. Hits: 121

Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 28 September 2025 Oleh Pdt. Andrew M. Assa

Roma 8:28 - Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Bagi mereka mau menyatukan tujuan, menyatukan hati dengan Tuhan, maka perkataannya bukan perkataan yang sembrono. Dalam segala keadaan perkatakan firman. Ketika kita perkatakan firman, ada pelaksana firman yang melaksanakan. Mazmur 103:20 - Pujilah TUHAN, hai malaikat-malaikat-Nya, hai pahlawan-pahlawan perkasa yang melaksanakan firman-Nya dengan mendengarkan suara firman-Nya. Iblis paling senang lemparkan setengah kebenaran, wajar saja kalau memperkatakan faktanya. Situasinya boleh buruk, tetap perkatakan firman. Ketika kita perkatakan firman, pelaksana-pelaksana firman sedang menanti ada firman yang diperkatakan. Kita bukan hanya sekadar memperkatakan firman karena saya orang Kristen, tapi karena saya sudah hidup di dalam syafaat-Nya Tuhan.

Roma 8:33-34 - [8:33] Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? [8:34] Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita? Seringkali pikiran kita merasa tertuduh setiap kali kita mau datang menghampiri Tuhan, pikiran kita berkata siapa kamu, kamu tidak layak. Ada dakwaan iblis menggugat kita sehingga kita tidak berani perkatakan firman Allah, itu setengah kebenaran yang selalu iblis gembar-gemborkan. 1 Petrus 5:8 iblis seperti singa yang mengaum-ngaum untuk menelan yang mau percaya tipuannya. Allah membenarkan kita lewat korban Yesus. Allah bukan hanya sekadar benarkan karena Dia Mahakuasa, tapi di dalam ke-Mahakuasaan-Nya Dia tidak menyangkal kekudusan-Nya. Buktinya Dia berikan Yesus untuk mati. Dia hadir di muka bumi untuk mati. Matius 12:40; 20:18. Supaya kematian-Nya itu menanggung dosa kita. Kita tidak layak mencapai standar kekudusan Allah dengan kekuatan kita sendiri, padahal Allah begitu kudus. Tidak mungkin Allah yang kudus berhubungan dengan makhluk yang berdosa. Dia tidak memungkiri kekudusan dan kasih-Nya. Di dalam kasih, Allah yang menjelma menjadi manusia, Yesus hidup di muka bumi untuk mati karena Dia menanggung dosa kita. Mereka menjatuhi Dia hukuman mati. Kita berharga, hidup kita dibayar oleh Yesus yang kudus yang rela mati. Kalau selama ini pikiran kita selalu berkata aku tidak layak, tidak memenuhi syarat, semakin kita merasa tidak memenuhi syarat, semakin kita berkualifikasi untuk menerima anugerah. Anugerah artinya diberikan kepada yang tidak memenuhi syarat, yang tidak pantas, yang tidak layak. Roma 8:34, Yesus tebus dosa kita, Dia rela mati, tapi Dia sudah bangkit. Sehingga ketika percaya kepada kematian-Nya kita juga akan disatukan dalam kebangkitan-Nya. Yesus naik ke surga duduk di sebelah kanan Allah menjadi Pembela kita. ... who is even at the right hand of God, who also maketh intercession for us (yang bersyafaat untuk kita). Dia sedang bersyafaat untuk kita. Ketika Yesus sedang bersyafaat, apakah kita mau percayai, mau hidupi syafaat-Nya? Atau kita lebih percaya keadaan kita? Mana yang kita pilih?

Ketika Dia mati di kayu salib, apa yang Dia syafaati itu yang Dia kerjakan:

1. Yesaya 53:4-5.

Dia yang sehat, yang utuh rela dihancurkan karena penyakit kita. Dia rela tertikam karena pemberontakan kita. Hukuman yang mendatangkan keselamatan, Tuhan berikan kepada Yesus --seharusnya kita yang harus dihukum, yang menanggung semua pelanggaran kita-- supaya kita beroleh keselamatan. Dia ampuni dosa kita, Dia sembuhkan fisik, kita terima kemuliaan dalam jasmani.

2. Matius 27:46.

Ketika Yesus tergantung di kayu salib, Bapa memalingkan wajah-Nya. Hubungkan dengan Habakuk 1:13, mata Tuhan terlalu suci untuk melihat kejahatan. Ketika Yesus menanggung dosa manusia, Yesus menjadi pribadi yang sangat cemar karena semua dosa manusia Dia hisap. Ibrani 13:5, Yesus rela ditinggalkan Bapa di surga supaya sekali-kali kita tidak ditinggalkan, ada penyertaan Tuhan.

3. 2 Korintus 8:9.

Yesus yang kaya, pemilik jagad raya, Dia rela menjadi miskin lahir di kandang yang hina. Supaya dalam kemiskinan kita jadi kaya, hubungkan dengan ayat 1-3. Seorang yang kaya bukan soal seberapa yang dia miliki tapi seberapa yang berani dia lepaskan.

4. 2 Korintus 5:21.

Yesus yang tidak berdosa sudah dijadikan berdosa karena kita, supaya di dalam syafaat-Nya kita yang mustahil jadi kudus kita dijadikan kudus. Kita yang mustahil benar dijadikan benar. Yohanes 19:30 - Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya. Semuanya lunas Dia bayar. Itu sebabnya kita berdamai. Ibrani 4:16, di bawah sayap pendamaian kita menemukan rahmat, mendapat kasih karunia, mendapat pertolongan tepat pada waktunya.

Kita hidup dalam syafaat-Nya.

Amin.