Gaya Hidup Pewaris Kerajaan Allah

. Hits: 338

Ringkasan Khotbah Minggu Sore, 25 Februari 2018 - Oleh Pdt. Andrew M. Assa

Tujuan utama Allah datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia, walaupun manusia pertama telah gagal namun Allah tetap melanjutkan rencana-Nya. Rancangan Allah tentang keselamatan, Allah telah pikirkan jauh sebelum dunia dijadikan. Allah juga ingin masukkan kita menjadi ahli waris Kerajaan-Nya, kita bukan hanya sekadar umat Allah tapi anak-anak Allah, sekalipun kita--bangsa kafir--bukan keturunan Yahudi secara jasmani.

Efesus 3:4-6.

Karena berita Injil kita dimasukkan menjadi ahli waris seperti Abraham, Ishak, Yakub. Kita harus sadar bahwa kita ahli waris Kerajaan Allah, kita harus punya gaya hidup sebagai ahli waris Kerajaan Allah. Tuhan ingin men-transform kita menjadi manusia baru.

Roma 12:2 - Don’t copy the behavior and customs of this world, but let God transform you into a new person by changing the way you think. Then you will learn to know God’s will for you, which is good and pleasing and perfect. [NLT].

Jangan meng-copy perilaku dan kebiasaan-kebiasaan dunia ini, tetapi ijinkan Tuhan mengubahkan engkau menjadi pribadi yang baru melalui Dia merubah cara berpikirmu ....

Menjadi ciptaan baru bukan tentang bagaimana saya berusaha, tetapi mengijinkan Tuhan merubah cara berpikir kita, meresponi firman Allah yang kita iman. Ketika meresponi, kita sedang membuka hati untuk apa yang kita imani.

Ketika ini kondisinya: bumi belum berbentuk, kosong, gelap gulita menutupi samudera raya (Kej. 1:2), Allah meresponi dengan berfirman: "Jadilah terang.” (Kej. 1:3).

Saat kita hanya meresponi situasi/kondisi, kita membuka hati untuk hal negatif dan sedang menutup hati untuk hal positif. Tuhan sudah memberi firman kepada kita, mana yang kita responi, kepada siapa kita membuka hati? Ini pilihan. Allah ingin membuat sesuatu yang baru, dimulai dengan merubah cara berpikir kita.

Kejadian 26:1-3.

Situasi saat itu sedang kelaparan, Tuhan berkata kepada Ishak: “Jangan pergi ke Mesir (yang diharapkan), tinggallah di negeri ini sebagai orang asing (ahli waris Kerajaan Sorga), jangan meng-copy semua perilaku dan kebiasaan orang di negeri ini.” Ishak mengimani firman Allah, penyertaan Allah nyata.

Daniel 1:7. Babel ingin merubah Daniel (= hakimnya Allah), Misael (= siapa seperti Tuhan), Hananya (= kesukaan Tuhan), dan Azarya (= Tuhan menolong), menjadi serupa dengan dunia. Nama-nama mereka diubah oleh raja, Daniel dinamainya Beltsazar (dewa harta terpendam), Hananya dinamainya Sadrakh (juru tulis agung), Misael dinamainya Mesakh (tamunya raja) dan Azarya dinamainya Abednego (hamba dewa Nego).

Daniel 3:16-18. Walaupun nama Hananya, Misael dan Azarya sudah dirubah tapi mereka tetap hidup sebagai “orang asing” (Roma 12:2), tetap memiliki gaya hidup ahli waris Kerajaan Sorga. Ketika raja Nebukadnezar mendirikan patung emas dan membuat peraturan semua harus menyembah, mereka tidak menyembah sehingga dimasukkan ke dapur api yang menyala-nyala, mereka tetap punya keyakinan Allah membela mereka.

Daniel 3:19-25. Pembelaan Tuhan nyata atas mereka, mereka tidak mati, tidak terluka, bahkan di akhir dari pasal ini bahkan raja Nebukadnezar memberikan perintah, orang harus hormat kepada Allah-nya Sadrakh, Mesakh dan Abednego, hidup mereka jadi kesaksian.

Kita mungkin akan tetap hadapi permasalahan, tapi pembelaan Tuhan tetap ada, ketika kita bertindak meresponi firman Allah, Tuhan perhatikan kita.

Daniel 1:8. Daniel tidak menajiskan dirinya dengan santapan dan anggur raja. Daniel 6:11. Saat pemerintahan raja Darius, ada peraturan tidak boleh berdoa selain kepada raja tapi hati Daniel tetap tertuju kepada Allah. Akhirnya dia dimasukkan ke gua singa. Daniel menghadirkan Kerajaan Allah ketika ia berada di gua singa sehingga singa-singa tidak menerkamnya.

Seorang yang tetap tinggal sebagai “orang asing”, Tuhan bisa buat perbedaan, Tuhan jadikan kita menjadi ahli waris, Ia ingin ubahkan kita menjadi pribadi baru dengan cara mengubah cara berpikir kita. Miliki kepercayaan yang benar terhadap Yesus dan karya salib, maka kita akan hidup.

Amin.