Yesus Kepala Gereja Tuhan (Jemaat Sardis)

. Hits: 262

Ringkasan Khotbah Minggu Sore, 11 Maret 2018 Oleh Pdt. Andrew M. Assa

Wahyu 3:1-5 - [3:1] "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Sardis: Inilah firman Dia, yang memiliki ketujuh Roh Allah dan ketujuh bintang itu: Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati! ....

Sardis adalah nama kota dan juga nama batu permata (Wah. 4:3) yang dalam Perjanjian Lama disebut yaspis merah. Ketujuh Roh Allah --angka tujuh bicara tentang kesempurnaan-- kesempurnaan seluruh elemen Allah yang sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. Hubungkan dengan Roma 8:26-27,34.

Ay. 26 ... but the Spirit itself maketh intercession for us with groanings which cannot be uttered [KJV]. Roh yang menyelidiki itu bahkan menjadi pensyafaat untuk kita dengan keluhan yang tidak bisa diucapkan. Roh yang sempurna bersyafaat bagi kita. Kata ‘intercession’ disebutkan lagi dalam ayat 27, Dia sedang bersyafaat untuk orang-orang kudus-Nya menurut kehendak Tuhan. Pembela kita adalah Yesus Kristus (ay. 34), Ia bahkan sampai menyerahkan diri-Nya mati bagi kita. Roh Kudus mengerti apa yang harus dibela dan dibereskan. Karena itu responi Firman Allah ganti meresponi masalah.

Wahyu 3:1 hubungkan dengan Galatia 5:4.

Tuhan berikan teguran kepada ketujuh bintang (pelayan) kelihatannya mereka melakukan pelayanan tapi mereka mati (ye are fallen from grace - [KJV] jatuh dari kasih karunia). Kristus tidak berdampak dalam hidup ketika mengharap kebenaran karena melakukan hukum Taurat, merasa saya dibenarkan karena melakukan kebenaran bukan karena iman kepada Yesus Kristus.

Wahyu 3:2 hubungkan dengan Roma 9:30-34.

Ketika Tuhan peringatkan berarti Tuhan masih sayang. Jemaat Sardis melakukan pelayanan tapi tidak ada yang sempurna di mata Allah sebab mereka lakukan dengan kekuatan sendiri mengejar kebenaran, mereka tidak lakukan dengan iman. Kita yang sudah ditebus, dibenarkan di dalam Kristus Yesus, mereka yang percaya Yesus tidak akan dikecewakan. Sebaliknya, Yesus menjadi batu sandungan bagi orang Yahudi karena mereka tidak percaya Yesus sebagai Juruselamat yang membenarkan, hanya menjadi bagian dari sejarah.

Yohanes 6:28-29,40.

Pekerjaan seperti apa yang dikehendaki Allah? Percaya kepada Dia yang telah diutus Allah. Kehendak Allah yang sempurna adalah kita percaya pada Yesus, Yesus menjadi Juruselamat dan pensyafaat kita. Jemaat Sardis mengejar kebenaran dengan perbuatan; kalau kita terpelihara itu karena kasih karunia Tuhan.

Wahyu 3:3 hubungkan dengan Galatia 2:16.

Kita dibenarkan karena iman dalam Kristus Yesus, bukan karena kita melakukan kebenaran. Karena Adam pertama membuat semua orang jadi berdosa, tetapi Adam kedua yaitu Yesus, membuat orang yang beriman kepada Yesus disebut orang benar/orang kudus.

Galatia 3:1-5. Kebenaran yang kita terima dalam iman kepada Yesus, itu adalah pekerjaan Roh. Jangan kembali kepada usaha daging untuk memperoleh kebenaran. Allah menganugerahkan Roh Kudus-Nya bekerja dalam kita, saat kita percaya pada pemberitaan Injil.

Wahyu 3:4.

Tuhan juga memuji jemaat di Sardis, rupanya ada orang yang tidak ikut-ikutan (berpakaian putih).  Setiap senjata yang ditempa terhadap engkau tidak akan berhasil, dan setiap orang yang melontarkan tuduhan melawan engkau dalam pengadilan, akan engkau buktikan salah. Inilah yang menjadi bagian hamba-hamba TUHAN dan kebenaran yang mereka terima dari pada-Ku, demikianlah firman TUHAN (Yesaya 54:17). Kita mengalami pembelaan Allah karena kebenaran yang kita terima dari Tuhan.

Yesaya 61:10. Kita sedang diperlengkapi Allah dengan pakaian keselamatan dan jubah kebenaran, saat kita jalani hari demi hari dengan iman. Responi terus Firman Allah, bukan masalah atau emosi kita.

Wahyu 3:5 hubungkan Lukas 12:8,10. 

Akuilah Yesus sebagai Juruselamat dan kebenaran kita. Jangan keraskan hati terhadap pimpinan Roh Kudus.   Orang Farisi mereka tahu Firman Allah, tetapi Firman hanya sekedar menjadi pengetahuan (Lukas 12:1). Karena bila terus menerus tidak mau mengakui kasih karunia Tuhan itu sama dengan menghujat Roh Kudus. Ketika kita mengakui semua karena kasih karunia Allah, nama kita tidak akan dihapus dari buku kehidupan, Allah akan mengakui di hadapan Bapa dan para malaikat-Nya.

Amin.