Kuasa Hukum Kerajaan Allah

. Hits: 296

Ringkasan Khotbah Minggu Sore, 29 April 2018 Oleh Pdp. Rawuh Widodo

Lukas 3:3-6 - [3:3] Maka datanglah Yohanes ke seluruh daerah Yordan dan menyerukan: "Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu, ... Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya. [3:5] Setiap lembah akan ditimbun dan setiap gunung dan bukit akan menjadi rata, yang berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan, [3:6] dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan."

Bila di sebuah pemerintahan dunia ada aturannya, di Kerajaan Sorga pun ada hukum yang berlaku. Jangan takut ketika hidup kita diatur oleh hukum Kerajaan Allah. Hukum Kerajaan Allah tidak merugikan kita, justru kita akan jumpai hal-hal yang baik. Ketika hukum Kerajaan Allah ini bekerja, yang mustahil menjadi mungkin, hukum Kerajaan Allah mengatasi hukum alamiah.

Contoh:

Dalam pesta perjamuan kawin di Kana, Yesus mengubah air biasa menjadi air anggur yang terbaik.

Ketika Yesus berjumpa dengan rombongan yang mengusung anak muda dari Nain yang telah mati, anak muda ini dibangkitkan.

Mengapa ketika Yohanes berseru supaya mereka bertobat dan mempersiapkan jalan Tuhan, banyak orang begitu antusias menyambut kedatangan Kerajaan Allah?

Latar belakang kondisi saat itu, sejak tahun 722 SM kerajaan Israel Utara ditawan oleh bangsa Asyur, Kerajaan Yehuda tahun 606 SM ditawan ke Babel. Sejak tahun-tahun itu mereka menjadi bangsa tawanan yang ditindas dan ditekan. Kerajaan Allah dinilai menjadi suatu hal yang sangat berharga, yang bisa membebaskan dari semua tekanan. Gambaran Kerajaan Allah diangankan umat Israel waktu itu seperti kerajaan zaman Daud, mereka mengharapkan memiliki seorang raja yang selalu mengalami kemenangan, menaklukkan bangsa-bangsa lain, dan mereka akan mengalami kejayaan kembali. Usaha mereka sendiri untuk keluar dari tekanan dengan mengadakan perlawanan terhadap pemerintah saat itu tidak pernah berhasil; Kerajaan Allah menjadi sesuatu yang dinantikan untuk mengubah kondisi hidup ke arah yang lebih baik.

Roma 14:17.

Bagian Kerajaan Allah:

-     Kebenaran lawan katanya kefasikan, kebenaran melepaskan orang dari maut (Ams. 11:4); kebenaran meninggikan derajat bangsa.

-     Damai sejahtera lawan katanya kacau, damai sejahtera (irene, pax = ditata); hidup yang ditata.

-     Sukacita yang menyembuhkan (Ams. 15:13).

Allah punya rancangan lewat Kerajaan yang dihadirkan dalam hidup kita, Allah akan menyatakan kemuliaan-Nya supaya semua orang melihat. Program kerja Kerajaan Allah : setiap lembah akan ditimbun dan setiap gunung dan bukit akan menjadi rata, yang berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan (Yes. 40:3-5).

Apa yang perlu kita siapkan untuk menyambut Kerajaan Allah?

Seruan Yohanes pembaptis: Bertobatlah, Kerajaan Allah sudah dekat. Pertobatan adalah perubahan sikap hati. Kerajaan Allah itu bukan sekadar ditanggapi dengan antusias saja, datangnya Kerajaan Allah harus diimbangi dengan perubahan hati, pola pikir, mau meninggalkan kehidupan lama. Datangnya Kerajaan Allah itu dimulainya tatanan kehidupan baru, dimana Allah yang akan mengatur, memerintah, memimpin hidup kita. Kita harus mau ditingkatkan dan menerima pembaharuan budi dari Tuhan, yang lama harus diganti dengan yang baru karena Yesus datang membawa pembaharuan; contoh kalau ingin menguasai bumi harus menjadi lemah lembut; kalau ingin menjadi besar harus melayani. Kalau kita mau menerima pembaharuan budi maka kita bisa mengerti, memahami kehendak Allah yang baik, berkenan dan yang sempurna (Roma 12:1,2).

Kalau seseorang tidak mau dibaharui pikirannya, ia akan melawan, menentang jalan-jalan Allah, padahal yang Allah kerjakan adalah kasih, setia dan kebenaran, jalan Allah itu sempurna. Kalau janji Allah tidak tergenapi kesalahan tidak terjadi karena pihak Allah tapi pihak manusia yang tidak memahami jalan Allah (Markus 2:22).

Milikilah kirbat yang baru, hati yang baru (Yoh. 3:3). Kalau ingin melihat Kerajaan Allah mengerjakan kuasanya, harus berubah (meninggalkan hidup lama) supaya pola pikir kita sejalan dengan pola pikir Allah. Dalam ruang lingkup Kerajaan Allah tidak ada kutuk yang mengikat kita; hukum Kerajaan Allah yang berlaku dalam hidup kita.

Amin.