Ringkasan Khotbah Minggu Pagi, 13 Mei 2018 - Oleh Pdt. Andrew M. Assa
Ketika kita fokus pada Kristus, Tuhan ingin kita satu bahasa dengan Kristus.
Kejadian 22:13. Ketika Abraham mempersembahkan Ishak, Allah sediakan domba jantan pengganti yang tanduknya tersangkut belukar. Abraham bisa melihat dengan iman, domba ini adalah Yesus--Anak Domba sejati.
Yohanes 8:56. Abraham bersukacita melihat Tuhan, padahal Abraham dan Yesus beda jauh eksistensinya di muka bumi, tapi Abraham sudah melihat korban Yesus karena Abraham satu bahasa dengan Tuhan. Sayangnya keturunan Abraham tidak satu bahasa dengan Tuhan sehingga apapun yang Yesus sampaikan mereka tidak mengerti. Yohanes 8:39-47. Mereka berusaha membunuh kasih karunia yang adalah Yesus sendiri.
Kejadian 3:9,10. Sejak pertama diciptakan, manusia satu bahasa dengan Tuhan sehingga mereka selalu bergaul dengan Allah, tapi karena dosa Adam menjadi takut dan bersembunyi ketika mendengar suara Allah.
Ketika Allah pulihkan gereja-Nya, yang Allah pulihkan pertama kali adalah lidah supaya satu bahasa dengan Allah. Kisah Para Rasul 2:1-4. Ketika kita sedang berkata-kata dalam bahasa roh, kita sedang membangun diri sendiri (1 Kor. 14:4); yang membatasi orang sulit mengalami kepenuhan Roh Kudus adalah akal budinya ikut (1 Kor. 14:14).
Lukas 1:5-10. Peristiwa penyelamatan dan penebusan oleh Yesus Kristus, diawali dengan peristiwa penyembahan dan doa. Zakharia ditunjuk untuk membakar ukupan di depan mezbah dupa di ruang suci. Ketika kita sedang berdoa, memuji dan menyembah Tuhan, kita sedang membakar ukupan di hadapan Tuhan.
Bau ukupan membuat sebuah perbedaan antara kehidupan dan kematian. Bilangan 16:40,47-49. Ketika Korah, Datan, dan Abiram melawan otoritas ada kematian. Tuhan ingin selamatkan ketika kematian terjadi, Harun membakar ukupan dan tulah berhenti.
Hubungkan dengan Mazmur 141:2 - Biarlah doaku adalah bagi-Mu seperti persembahan ukupan, dan tanganku yang terangkat seperti persembahan korban pada waktu petang. Karena Daud satu bahasa dengan Tuhan, Tuhan menyatakan: “Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku.” (Kis. 13:22).
Tuhan ingin temukan gereja/pengantin untuk Yesus yang satu bahasa, hubungkan dengan Kejadian pasal 24, Abraham sedang mencari pasangan untuk Ishak. Ishak adalah gambaran Yesus, Allah sedang mencari pasangan buat Yesus, kita adalah pengantin sorga.
Kejadian 24:12-14. Abraham berpesan pada hamba yang dipercayanya untuk mencari. Eliezer mulai berdoa supaya Tuhan membuat tujuannya berhasil. Ay. 14 - And let it come to pass, that the damsel to whom I shall say, Let down thy pitcher, I pray thee, that I may drink; and she shall say, Drink, and I will give thy camels drink also: let the same be she that thou hast appointed for thy servant Isaac; and thereby shall I know that thou hast shewed kindness unto my master. [KJV]. Eliezer tidak mengenal Ribka, begitu juga Ribka, tapi mereka mempunyai bahasa yang sama dan Ribka mengerjakannya memberi minum Eliezer dan unta-untanya.
Eliezer gambaran Roh Kudus. Tuhan sedang mencari gereja yang mau satu bahasa dengan-Nya. Tuhan mau pulihkan segala sesuatu dari bahasa. Ketika Eliezer melihat Ribka mengerjakan bahasa yang dikatakan/diimani, ia berikan anting-anting hidung--bicara tentang Roh Kudus akan memberikan karunia untuk bisa membedakan; dan gelang tangan--bicara tentang Roh Kudus menuntun apa yang harus dilakukan.
Ketika kita satu bahasa dengan Tuhan, hubungkan dengan Wahyu 5:7,8, doa, pujian dan penyembahan seperti kemenyan yang naik langsung ke hadirat Tuhan, dan itu tidak akan sia-sia. Wahyu 8:4,5. Sesudah doa naik, hasilnya terjadi guruh, halilintar, dan gempa yang bukan membunuh orang. Buktinya: Kisah Para Rasul 12:5; 16:25. Tuhan lepaskan Petrus dari penjara karena ada jemaat yang mendoakan; Paulus dan Silas juga dibebaskan. Tuhan akan kerjakan terobosan untuk hidup kita.
Pujian dan penyembahan adalah pemberian Tuhan, bukan kita yang memberikan persembahan kepada Tuhan. Ketika kita sedang memuji dan menyembah Tuhan, kita sedang seirama dengan Tuhan. Hidup kita tidak akan pernah sama lagi karena kuasa, hikmat dan kekudusan mengalir dalam hidup kita sehingga apa yang tak pernah kita lihat, yang tidak pernah kita dengar, yang tidak pernah timbul di dalam hati, itu yang Tuhan sediakan bagi kita.
Amin.

