Hati-hati Dengan Kenyamanan!

. Hits: 954

Ringkasan Khotbah Minggu Sore, 8 Juli 2018 Oleh Pdt. Theofilus Hanardi Winanto, S.Pd.

Kata kenyamanan artinya keadaan mapan, tenang, baik-baik saja, limpah, tidak kekurangan apapun, senang, tidak ada gangguan/hambatan/tantangan. Setiap orang pasti menginginkan kenyamanan, orang berani bayar berapapun harganya untuk mendapatkan kenyamanan dalam hal apapun. Tapi, hati-hati dengan kenyamanan! Kadang Tuhan ijinkan kita ada dalam keadaan yang tidak menyenangkan, kenapa Tuhan ijinkan kita berada dalam zona tidak nyaman?

Prinsip Allah ketika Ia mengijinkan kita berada dalam zona tidak nyaman:

1.   Untuk mendewasakan kita.

      Ulangan 32:11,12.

      Seekor induk rajawali akan mengobrak-abrik sarangnya ketika anak-anaknya dilatih terbang supaya menjadi rajawali yang dewasa, hidup mandiri, siap menghadapi tantangan. Induk rajawali akan mengembangkan sayap dan menampung anak-anaknya ketika mereka masih belajar terbang. Demikian juga ketika Allah mendewasakan kita.

2.   Untuk memurnikan kita.

      Yeremia 48:11,12.

      Ketika anggur dimurnikan akan mengalami dipindahkan dari satu tempayan ke tempayan lain yang mungkin tidak sama bentuknya supaya endapannya tertinggal. Anggur yang masih bercampur dengan endapan tidak mempunyai nilai tinggi. Bani Amon adalah gambaran anak-anak Tuhan yang tidak mau diproses.

Mengapa Tuhan mau supaya kita tidak tetap tinggal dalam kenyamanan?

1.   Kenyamanan membuat stagnan.

      Jangan sampai kita menjadi anak Tuhan yang sepertinya maju namun tidak bergerak.

2.   Kenyamanan membuat rohnya padam.

      Jangan sampai kita menjadi seperti Jemaat Laodikia yang padam rohnya, mudah puas. Seringkali manusia dalam hal jasmani malah tidak mudah puas, seharusnya justru dalam hal rohani tidak mudah puas.

3.   Kenyamanan membuat bantut/tidak berbuah.

Contoh-contoh :

1.   Kejadian 19:18-22.

      Ketika Sodom dan Gomora akan dihancurkan, Tuhan menyuruh Lot untuk pergi ke atas gunung (Tuhan siapkan kemuliaan), tapi Lot menawar untuk tinggal di kota kecil yang dekat. Tuhan ijinkan dan ketika Lot tinggal di situ malapetaka terjadi dan istrinya menjadi tiang garam, dia dan anak-anaknya lari ke gua. Lot mabuk dan tidur dengan anak-anaknya dan mereka melahirkan bangsa yang selalu hidup dalam daging, melawan umat Tuhan.

2.   Yosua 1:12-17.

      Tuhan sediakan untuk keduabelas suku Israel yang terbaik di tanah Kanaan, tapi suku Ruben, Gad dan setengah suku Manasye tidak mau menyeberang sungai Yordan dan mau tetap tinggal di situ. Akhirnya Yosua mengabulkan permintaan mereka untuk tetap tinggal di situ, tapi laki-laki dewasa menyeberang untuk berperang dan ketika sudah menang mereka kembali tinggal di tanah yang dipilih mereka sendiri. Mereka ikut berperang tapi tidak mau menikmati Tanah Perjanjian. Mereka patuh tapi seringkali tidak menurut kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan itu yang terbaik, tapi kadang Tuhan mengijinkan, ini sebuah peringatan (1 Kor. 10:11).

3.   2 Samuel 11:1-5.

      Nama Daud artinya yang dikasihi. Daud adalah orang yang dipilih Tuhan untuk menjadi raja atas umat-Nya. Daud seorang yang taat, pemuji, penyembah, pemain musik, Daud alami tiga kali pengurapan sejak muda. Dalam 2 Samuel 11 ini, Daud ingin ‘cuti’ saat musim berperang. Daud memilih tinggal dalam kenyamanan, Daud menjadi tidak peka rohani. Kita seharusnya berperang rohani, tidak memberi kesempatan pada iblis, kita harus menjadi anak-anak Tuhan yang peka dengan keinginan Tuhan.

      Akhirnya Daud jatuh dalam dosa perzinahan dengan Batsyeba. Untuk menutupi kesalahannya, Daud merancang pembunuhan Uria, suami Batsyeba dengan mengirimkannya ke barisan terdepan peperangan supaya Uria mati. Tuhan mengampuni ketika Daud bertobat dengan sungguh-sungguh, tapi akibat kesalahan Daud, ia tetap menanggung konsekuensinya. Tetaplah berperang dalam pertandingan iman, jangan rehat!

4.   Nehemia 4:15-23.

      Ketika pembangunan kembali tembok Yerusalem, tim Nehemia dalam Nehemia pasal 4 ini tidak mengenal rehat, selalu siap senjata dan saling menguatkan ketika Sanbalat dan Tobia melemahkan mereka. Mereka berdoa, berjaga sampai semua musuh gemetar dan tembok Yerusalem berdiri kembali. Mereka tidak menjadi lemah dengan hinaan, mereka menang, kemuliaan Tuhan dinyatakan.

Jangan sampai kenyamanan membuat kita terlena!

Amin.