Mengalir Dalam Pimpinan Tuhan

. Hits: 967

Ringkasan Khotbah Minggu Sore, 22 Juli 2018 Oleh Pdt. Andrew M. Assa

Mazmur 139:1-6 - [139:1] ... TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; [139:2] Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh.... sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya TUHAN. [139:5] Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau menaruh tangan-Mu ke atasku. [139:6] Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya.

Tuhan tahu semua tentang kita, Tuhan tahu situasi kita. Ketika kita percaya pada Tuhan, kita dikurung oleh kasih setia-Nya, bukan dikurung oleh masalah atau situasi. Tuhan mau supaya dari diri kita mengalir aliran-aliran air hidup.

Yehezkiel mendapat penglihatan ketika ia ditawan ke Babel, dari Bait Allah mengalir aliran air (Yeh. 47:1). Pengertian air mengalir: Yohanes 7:37,38 - ... out of his belly shall flow rivers of living water [KJV]. Ketika kita percaya pada Tuhan, dari diri kita akan mengalir aliran-aliran air hidup karena Tuhan bekerja dalam hidup kita, tapi maukah kita mengikuti aliran air itu.

Kita adalah Bait Roh Kudus, seberapa kita mau mengijinkan aliran itu bekerja?

Yehezkiel 47:2,3. Air mulai menenggelamkan sampai ke pergelangan kaki. Sudahkah mata kaki/jalan hidup kita dipengaruhi oleh air kehidupan? Jangan sia-siakan, ketika langkah hidup diterangi firman Tuhan (living water), sesuatu yang sudah mati pun Allah bisa hidupkan, Tuhan bisa kerjakan sesuatu yang luar biasa.

Yehezkiel 47:4; Filipi 2:10; Markus 1:10. Aliran air dari Bait Allah itu sampai di lutut. Lutut bicara tentang penyerahan. Ketika penyerahan kita diterpa oleh air kehidupan, hasilnya dahsyat, orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan akan mendapat kekuatan baru (Yes. 40:31). Ijinkan lutut digenangi air dari Bait Allah.

Yehezkiel 47:4, aliran air itu mulai menggenangi sampai ke pinggang. Pinggang bicara tentang kekuatan. Ijinkan kekuatan kita juga ditenggelamkan oleh air itu, pinggang juga memahitkan kita (Maz. 73:21). Dengan kekuatan kita sendiri, kita tidak mungkin bisa merubah nasib kita.

Kisah Isakhar, ibunya bahkan menamakan dia, "Buruh". Kejadian 30:18. Bicara tentang upah adalah buruh. Isakhar, dari namanya saja sudah menentukan nasibnya hanya buruh. Bahkan ketika diberkati oleh Yakub, ayahnya: “Engkau adalah keledai beban, menjadi budak rodi.” (Kej. 49:14,15). Ketika ia jalani hidupnya kelihatannya nasibnya hanya sebagai budak, tapi Allah punya rencana untuk mengubahnya ketika pinggangnya yang selama ini memahitkannya digenangi air kehidupan.

Apakah kita ingin dirubah nasib kita? Tuhan lewat Musa ketika berada di gunung Gerisim, Musa berkata: “Mulailah memberkati.” (Ulangan 27:12). Ketika Musa menyuruh Ishakar untuk belajar memberkati tidak peduli profesinya sebagai budak (modal otot), situasinya berubah. Tugas kita pun belajar memberkati tidak peduli apapun profesi kita.

1 Tawarikh 12:32, ketika bani Isakhar belajar mulai memberkati, Tuhan memberikan hikmat untuk tahu tentang hari yang baik, tentang keputusan yang terbaik, mereka pemikir terbaik.

Jika kita merasa selama ini sebagai budak, belajar ijinkan air kehidupan mulai genangi pinggang kekuatan kita dan berkati banyak orang lewat doa, keberadaan kita, lewat kesaksian hidup kita memberkati.

Yehezkiel 47:5, akhirnya air itu bukan hanya sekadar mempengaruhi jalan hidup kita, mempengaruhi penyerahan kita, mempengaruhi kekuatan kita sehingga merubah destiny kita tapi membuat kita hanya bisa berenang di dalamnya karena pimpinan Tuhan. Sama seperti kisah Nuh di dalam bahtera yang tanpa kemudi, tidak ada layarnya, Nuh hanya berserah kepada Tuhan. Ketika ia berenang di dalam pimpinan Tuhan, Tuhan letakkan di tempat yang tepat. Kejadian 8:4. Bahteranya kandas di pegunungan Ararat (kutuk yang dibalikkan).

Kalau Tuhan memimpin, kita akan sampai di tempat yang tepat dimana kutuk diubahkan jadi berkat. Tapi permasalahannya mau tidak kita menyerah kepada Tuhan. Kejadian 3:17, gara-gara dosa tanah-tanah sudah terkutuk, tapi ketika Nuh mengalir dalam pimpinan Tuhan, Tuhan bisa bawa dia ke tanah dimana kutuk sudah dibalikkan. Menyerahlah pada Tuhan, ijinkan air kehidupan mengalir dalam hidup kita dan Tuhan akan bawa kita ke tanah dimana kutuk sudah dibalikkan.

Amin.